Prof Melani Budianta MA PhD terima penghargaan Sarwono Award 2023 dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang bekerja sama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Ini sosoknya.
Sarwono Award (SA) merupakan suatu kegiatan ilmiah dalam memberikan apresiasi yang bersifat "a life time achievement" kepada individu yang memiliki prestasi dan kontribusi luar biasa dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memiliki dampak penelitian yang dimanfaatkan oleh masyarakat, baik melalui Kekayaan Intelektual (KI) maupun bentuk penelitian lainnya melalui kolaborasi dengan mitra.
Kali ini penghargaan SA diberikan kepada Prof Melani Budianta, MA, PhD, salah seorang pelopor perkembangan Kajian Budaya (Cultural Studies) di Indonesia. Pemberian penghargaan SA diselenggarakan di Auditorium Gd BJ Habibie, Lt 3, Jl MH Thamrin, Jakarta, Rabu (23/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sosok Pemenang Sarwono Award 2023 Prof Melani Budianta MA PhD
Melani Budianta merupakan ilmuwan kelahiran Malang, 16 Mei 1954. Kini ia merupakan seorang Guru Besar di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia.
Dalam pemaparannya, Melani menjelaskan ia tumbuh dari keluarga yang cinta akan seni dan buku. Sehingga sejak kecil, di keluarganya memiliki aturan yang tidak tertulis dalam pemberian kado ketika ulang tahun.
"Kalau ada yang berulang tahun, hanya boleh diberi buku atau karya kreasi sendiri. Jadi nggak boleh beli gitu," ungkapnya.
Dengan didikan tersebut, selepas lulus dari bangku sekolah menengah atas (SMA), Melani memilih melanjutkan pendidikan tinggi ke program studi Sastra Inggris di Universitas Indonesia. Pada tahun 1979, Melani mendapat beasiswa penuh untuk menempuh pendidikan S2 di University of Southern California dengan program studi American Studies.
"Setelah selesai saya pulang ke Indonesia dan mengajar selama 6 tahun. Baru pada tahun 1992 mengambil S3 di Cornell University dengan jurusan English Literature," tambah Melani.
Rekam jejaknya sebagai ilmuwan sudah terbukti paten dengan banyaknya penghargaan yang diterimanya. Salah satunya adalah Peneliti Muda Bidang Sosial Humaniora di tahun 2012.
Di tahun 2021 ia juga menerima Beasiswa Pelaku Budaya S2 Luar Negeri dari Kemendikbudristek. Sedangkan di bidang karya ilmiah, Meliani sudah menerbitkan 22 karya tulis ilmiah di lingkup nasional dan 29 karya ilmiah internasional.
Kini, selain menjadi Guru Besar FIB UI, Prof Melani terus aktif mengembangkan kajian budaya di Indonesia dengan menjadi anggota jejaring digital di Jaringan Kampung Nusantara (Japung Nusantara). Ia juga mengembangkan kajian transdisiplin untuk membangun pengetahuan budaya bersama aktivis lokal.
Baginya, kesusastraan bukan hanya mencerminkan tentang Indonesia, tetapi juga berperan penting membentuk ke-Indonesia-an dengan berbagai cara seperti bangunan estetik, simbol-simbol, stereotipe, wawasan, dan ideologi. Menurutnya perkembangan sastra tidak terlepas dari masyarakat dan ekosistem sastra itu sendiri.
"Tiap negara tentu berbeda-beda meskipun pada perkembangannya sekarang semua terkoneksi dengan teknologi digital," ujar Melani.
Menurut Melani, untuk dapat memahami sebuah karya sastra dapat dilakukan melalui pendidikan literasi kritis antara lain dengan cara membaca. Dengan begitu, generasi muda dapat membaca Indonesia secara lebih luas. Yang menjadi tantangan adalah menumbuhkan kesadaran pada generasi muda untuk mengeksplorasi alam di sekitarnya melalui literasi.
"Tantangannya adalah bagaimana kita membangun suatu bangsa yang kritis yang berpikir dengan penalaran yang jernih melalui membaca, melalui edukasi yang lebih luas, melihat pengalaman orang lain di tempat lain, di kampung lain bahkan di negara lain," ungkap Melani.
Kriteria Pemilihan Sarwono Award
Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko menjelaskan penggunaan nama "Sarwono" dimaksudkan untuk mengenang jasa pengabdian Prof Dr Sarwono Prawirohardjo (Kepala LIPI pertama) dalam membangun ilmu pengetahuan Indonesia. Handoko berharap ke depan akan muncul lebih banyak SDM Iptek yang unggul sebagai tokoh-tokoh periset nasional yang akan menunjukan karya nyatanya untuk mengatasi berbagai permasalahan bangsa.
Kriteria pemberian penghargaan Sarwono Award didasarkan kepada empat aspek, yaitu:
1. Memiliki integritas yang tinggi kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Memberikan kontribusi yang berpengaruh terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. Aktif memberikan sosialisasi dan motivasi yang tinggi kepada masyarakat untuk menekuni bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkannya.
4. Tokoh yang memberikan inspirasi dalam penyebarluasan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memiliki kontribusi bagi masyarakat dan bangsa Indonesia.
Daftar Penerima Penghargaan Sarwono Award dari Tahun ke Tahun
- Letjen (Pur) Ali Sadikin, penerima Penghargaan Sarwono Prawirohardjo I (2002)
- Prof Dr Anugerah Nontji, penerima Penghargaan Sarwono Prawirohardjo II (2003)
- Prof Dr Apriliani Soegiarto, penerima Penghargaan Sarwono Prawirohardjo II (2003)
- Prof Dr Taufik Abdullah, penerima Penghargaan Sarwono Prawirohardjo Ill (2004)
- Prof Dr Syamsul Arifin Achmad, penerima Penghargaan Sarwono Prawirohardjo Ill (2004)
- Dr Setijati D Sastrapradja, penerima Penghargaan Sarwono Prawirohardjo IV (2005)
- Dr Danny Hilman, penerima Penghargaan Sarwono Prawirohardjo IV (2005)
- Prof Dr Mien A Rifai, penerima Penghargaan Sarwono Prawirohardjo V (2006)
- Dr Amru Hydari Nazif, penerima Penghargaan Sarwono Prawirohardjo V (2006)
- Prof Dr Emil Salim, penerima Penghargaan Sarwono Prawirohardjo VI (2007)
- Prof Dr-lng lskandar Alisjahbana, penerima Penghargaan Sarwono Prawirohardjo VI (2007)
- Dr Ninok Laksono, penerima Penghargaan Sarwono Prawirohardjo VII (2008)
- Dr Thee Kian Wie, penerima Penghargaan Sarwono Prawirohardjo VII (2008)
- Prof Dr lndroyono Soesilo, MSc, penerima Penghargaan Sarwono Prawirohardjo VIII (2009)
- Prof Didin S Sastrapradja, PhD, penerima Penghargaan Sarwono Prawirohardjo VIII (2009)
- Prof D Umar Anggara Jenie, MSc, Apt, penerima Penghargaan Sarwono Prawirohardjo IX (2010)
- Dr B R A Mooryati Soedibyo, SS, MHum, penerima Penghargaan Sarwono Prawirohardjo IX (2010)
- Dr Mohammad Kasim Moosa, penerima Penghargaan Sarwono Prawirohardjo X (2011)
- Prof Dr Haryono Suyono, penerima Penghargaan Sarwono Prawirohardjo X (2011)
- Prof Dr Soekarja Somadikarta, penerima Penghargaan Sarwono Prawirohardjo XI (2012)
- Prof Dr Thomas Djamaluddin, penerima Penghargaan Sarwono Prawirohardjo XII (2013)
- Prof Dr Sri Widiyantoro, penerima Penghargaan Sarwono Prawirohardjo XIII (2014)
- Prof Dr Harry Truman Simanjuntak, penerima Penghargaan LIPI Sarwono Award XIV (2015)
- Prof Dr Tjia May On, penerima Penghargaan LIPI Sarwono Award XV (2016)
- Prof Dr Azyumardi Azra, MA, CBE penerima Penghargaan LIPI Sarwono Award XVI (2017)
- Prof Dr Daniel Mudiyarso, penerima Penghargaan LIPI Sarwono Award XVII (2018)
- Prof Dr Terry Mart, penerima Penghargaan LIPI Sarwono Award XVIII (2019)
- Prof Dr Endang Sukara, penerima Penghargaan LIPI Sarwono Award XIX (2021)
- Prof Dr Dwi Listyo Rahayu, penerima Penghargaan LIPI Sarwono Award XIX (2021)
- Prof Dr Christofora Hanny Wijaya, penerima Penghargaan BRIN Sarwono Award XX (2022)
- Prof Melani Budianta MA PhD, penerima Penghargaan BRIN Sarwono Award XXI (2023)
(nwk/nwk)