Kisah Guru Andi Maryam Seberangi Lautan untuk Ngajar, Pernah 'Dicegat' Ombak

ADVERTISEMENT

Kisah Guru Andi Maryam Seberangi Lautan untuk Ngajar, Pernah 'Dicegat' Ombak

Nikita Rosa - detikEdu
Jumat, 18 Agu 2023 14:30 WIB
Guru di Sulawesi Barat Andi Maryam
Guru Andi Maryam Naik Kapal Demi Mengajar. (Foto: Dok. Andi Maryam)
Jakarta -

Andi Maryam memiliki cerita unik untuk berangkat mengajar. Guru olahraga itu perlu menyeberang pulau untuk sampai di sekolah tempatnya mengabdi SMP Negeri Satap (Satu Atap) Pulau Battoa, Sulawesi Barat.

Guru yang baru diangkat sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) itu mengaku perjalanan ke sekolahnya menyenangkan. Meski kadang-kadang mereka kerap menemui hal yang menyeramkan.

Pagi hari, kapal untuk antar jemput sekolah sudah siap mengantar guru dan murid. "Pagi kita siap-siap naik kapal. Semua [siswa dan guru] naik," ceritanya kepada detikEdu dikutip Kamis (17/8/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sesampainya di Pulau Battoa, Maryam beserta guru dan murid lainnya masih harus berjalan kaki untuk sampai ke sekolah. Perjalanan ke sekolah menempuh jarak sejauh 500 meter.

Perjalanan 'Dicegat' Ombak

Berbeda dengan perjalanan darat, Maryam mengaku pernah 'dicegat' ombak saat menuju ke sekolah. Ombak tinggi membuat kapal yang Maryam tumpangi berputar-putar di tengah laut. "Kita berputar-putar di tengah laut. Akhirnya kami pulang," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Ia juga menerangkan, kendala yang kerap ditakuti adalah saat cuaca mendung. Saat hal itu terjadi, ombak akan meninggi disertai dengan angin kencang.

"Ketika ombak tinggi kami di atas perahu was-was takut kalau perahunya terbalik dan ketika angin kencang perahu susah merapat ke dermaga," terang Maryam.

Tak Perlu Ajarkan Siswa Berenang

Sebelum mengajar di SMP Negeri Satap Battoa, Maryam sempat mengajar di SMPN 1 Polewali selama 9 tahun. Ia mengatakan, hal yang unik dari mengajar siswa di wilayah kota dan kepulauan adalah kemampuan berenang.

"Enggak perlu ngajarin. Sudah bisa sendiri. 'Bu langsung [berenang] ya,',"" ungkapnya.

Mayoritas penduduk nelayan dan wilayah yang dikelilingi lautan, membuat para murid bisa berenang secara mandiri.

"Paling ngajar gaya. [Gaya] dada, kupu-kupu," ujarnya.

Kendati pernah mengajar di kota, Maryam mengaku lebih senang mengejar di pulau. Menurutnya, ada tantangan tersendiri yang membuatnya makin semangat untuk mengajar.

"Saya sangat termotivasi mengajar di pulau karena seperti ada tantangan tersendiri dibanding sekolah yang sebelumnya saya tempati mengajar di kota," jelas Maryam.




(nir/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads