Dobrak Keterbatasan, Mahasiswa Difabel Netra UGM Jadi Sutradara Film

ADVERTISEMENT

Dobrak Keterbatasan, Mahasiswa Difabel Netra UGM Jadi Sutradara Film

Devita Savitri - detikEdu
Jumat, 18 Agu 2023 12:00 WIB
Aulia Rachmi Kurnia
Begini perjuangan Aulia, mahasiswa difabel netra UGM yang kini jadi sutradara film. Yuk, simak kisahnya. Foto: Dok UGM
Jakarta -

Cerita inspiratif datang dari mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM). Bukan mahasiswa sembarangan, sosok ini berhasil mendobrak keterbatasan fisik yang dimilikinya.

Ia adalah Aulia Rachmi Kurnia yang dikenal sebagai mahasiswa UGM dengan penyandang disabilitas netra. Gadis 24 tahun itu membungkam pihak yang menganggapnya lebih lemah dengan sederet prestasi membanggakan.

Tahun lalu ia diberitakan sebagai mahasiswa baru UGM dengan semangat tinggi melanjutkan pendidikan. Ia diterima di Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM. Kini di 2023, Aulia berhasil menyutradarai film pendek berjudul Masih Tanda Tanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Film yang tayang perdana pada Maret 2023 ini telah diputar di berbagai komunitas pecinta film tanah air. Begini ceritanya.

Terinspirasi dari Teman Disabilitas Netra

Dikutip dari laman resmi UGM, Jumat (18/8/2023) Masih Tanda Tanya merupakan film berdurasi 40 menit yang terinspirasi dari kisah temannya yang juga penyandang disabilitas netra. Film ini berkisah tentang perjalanan cinta sepasang kekasih dengan kehadiran orang ketiga.

ADVERTISEMENT

Tokoh utama laki-laki dalam film ini merupakan penyandang disabilitas netra. Dengan lika-liku percintaan dua remaja yang memiliki perbedaan fisik, film ini mencoba mengungkap sejumlah isu disabilitas.

Ternyata ini bukan film pertama Aulia. Di 2021, ia juga sempat terlibat dalam produksi film berjudul Seutas Asa.

Saat itu, ia dipercaya menjadi salah satu pemain dalam film yang juga dibuat temannya sesama penyandang disabilitas netra. Sejak saat itu, kecintaan Aulia pada dunia film bertambah.

Pada 2022, Aulia mulai menekuni bidang perfilman dengan mengikuti sebuah kelas film di Yogyakarta. Ia belajar bersama lima rekannya, yang juga penyandang disabilitas netra. Ia mengaku kehadiran mereka sempat dipandang sebelah mata.

Bagaimana tidak, penyandang disabilitas netra dituntut untuk memproduksi karya yang identik dengan elemen visual. Namun keraguan ini dibantah Aulia dengan karya.

Kini ia berhasil mencapai titik sebagai seorang sutradara film. Dengan pencapaian ini, Aulia mengaku bangga sekaligus senang sebab kesempatan ini menjadi pengalaman pertamanya menyutradarai, belajar, dan berkarya di bidang perfilman.

"Nggak nyangka aja bisa jadi sutradara. Saya bisa belajar banyak hal tentang bagaimana proses syuting, belajar manajemen pra hingga pascaproduksi. Belajar matengin naskah, pengambilan gambar dan juga kerja tim," ungkap Aulia.

Menyutradarai Film

Sebagai sutradara, Aulia memiliki tanggung jawab untuk memastikan filmnya diminati penontonnya. Dengan keterbatasan visual, Aulia bekerja memberikan arahan dengan tangan, membimbing para pemain agar berlakon sesuai karakter yang diperankan.

Aulia bercerita, iajuga dibantu oleh orang-orang baik yang percaya akan potensiny. Bantuan ini baginya membuat semua berjalan sesuai rencana dari awal hingga akhir produksi film.

"Kesulitan ya pasti ada karena keterbatasan visual. Namun, sangat terbantu ada asisten sutradara yang bisa menjadi "mata" saya dan team work yang luar biasa selama produksi film," jelasnya.

Ke depannya, Aulia berencana akan menulis naskah film selanjutnya dengan terus mengkampanyekan isu-isu inklusivitas, khususnya disabilitas. Ia berharap filmnya bisa menginspirasi banyak orang, tak hanya di Yogyakarta.

"Jangan berhenti berkarya. Sebab, berkarya itu tidak mengenal golongan, disabilitas atau bukan. Selagi ada niat kita bisa berkreasi dan yakinlah ada orang-orang yang akan mendukung kita," pungkasnya.

Sekilas tentang Aulia

Aulia merupakan salah satu mahasiswa penyandang disabilitas yang diterima kuliah melalui jalur CBT-UM UGM 2022. Gadis asal Jakarta ini merupakan putri buruh pabrik kayu.

Diketahui, Aulia tidak mengalami kebutaan sejak lahir, melainkan bermula saat usia 5 tahun. Kala itu ia mengalami demam yang cukup tinggi dan kesalahan dalam pemberian obat.

Kesalahan itu mengakibatkan Aulia kehilangan kesadaran selama 3 minggu. Saat sadar, penglihatannya sudah tidak berfungsi optimal dan mulai terlihat kabur.

Kondisi itu terus berlangsung hingga Aulia duduk di bangku kelas 1 SD. Tak kunjung membaik, Aulia akhirnya kehilangan penglihatan secara total setahun kemudian, tepatnya di kelas 2 SD.

"Saat tidak bisa melihat saya tidak merasa gimana-gimana. Seperti anak kecil pada umumnya, tetap bermain. Bahkan, naik sepeda karena gak bisa gowes ya pakai kaki aja," kata gadis kelahiran Jakarta 17 Desember 1998 ini.

Karena kondisinya, keluarga memutuskan untuk Aulia berhenti sekolah terlebih dahulu dan melakukan pengobatan. Namun sayangnya upaya tersebut tidak mendapatkan hasil, sehingga ia dan keluarga berusaha untuk ikhlas menerima takdir.

Meski begitu, Aulia adalah gadis yang kuat dan tak kenal putus asa, terutama untuk melanjutkan sekolah. Ia memiliki kemampuan kuat untuk mandiri dan tak ragu sekolah dari ibu kota dan merantau ke Yogyakarta.

Ia merupakan alumni dari SLB Yaketunis Yogyakarta jenjang SD-SMP dan SMAN 1 Sewon, Bantul. Di bangku SMA Aulia juga aktif dalam cabang olahraga Goalball dengan berbagai prestasi seperti juara 1 cabang olahraga Goalball dalam Pekan Olahraga Daerah (PORDA) DIY tahun 2019 dan juara 3 di Kejuaraan Goalball Tingkat Nasional 2018.

Kini, Aulia tengah melanjutkan pendidikan di UGM, Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya (FIB). Ia selalu berharap banyak pencapaian yang bisa diraih melalui Kampus Biru itu.

"Harapannya dengan kuliah di UGM bisa sukses dan lebih baik lagi ke depannya. Meski dengan kondisi terbatas, yang penting tetap semangat. Jangan pernah menganggap diri kita tidak bisa, kita bisa melakukan apa yang orang umumnya lakukan walau dengan keterbatasan," pungkasnya.




(twu/twu)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads