Kisah Sri Melati: Difabel Netra Lulusan UCL, Eks Dokter yang Pilih Ngajar di SLB

ADVERTISEMENT

Kisah Sri Melati: Difabel Netra Lulusan UCL, Eks Dokter yang Pilih Ngajar di SLB

Cicin Yulianti - detikEdu
Kamis, 17 Agu 2023 20:00 WIB
Sri Melati, difabel netra lulusan UCL, eks dokter yang pilih ngajar di SLB
Foto: (Dok LPDP Kemenkeu)

S2 di Kampus Top Dunia dengan Beasiswa LPDP

Pada tahun 2018, Imel sempat mengikuti kelas inklusi English Language Training Assistance (ELTA) untuk belajar Bahasa Inggris. Dari sana Imel mengikuti ujian IELTS dan berhasil mendapatkan sertifikat IELTS.

Hal tersebut membuka harapan baru bagi Imel untuk melanjutkan pendidikan S2. Untuk itu, Imel mencoba mendaftar beasiswa LPDP. Akhirnya ia berhasil lolos dan diterima LPDP dengan tujuan kuliah di .University College London (UCL).

Berdasarkan pemeringkatan yang dikeluarkan QS World University Rankings (WUR) 2024, UCL menjadi kampus yang masuk top 10 universitas terbaik di dunia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di London saya ambil UCL, dapat, saya ambil studi Special Inclusive Education," kata Imel.

Harapan Imel bagi Penyandang Disabilitas

Saat ditanyai tentang harapan dan mimpi ke depannya, Sri menjawab bahwa ia hanya ingin menikmati apa yang ia pilih saat ini sebagai jalan hidupnya. Ia memiliki harapan yang besar bagi pendidikan para disabilitas terutama untuk murid-murid yang diajarnya.

ADVERTISEMENT

"Harapannya disabilitas semakin diterima, semakin terbuka. Kita bukan remeh, kita bukan sider, kita bukan orang yang terpinggir. Kita ada di tengah-tengah masyarakat dan bagian dari masyarakat. Jadi anak-anak yang disabilitas juga harus dianggap sebagai anak-anak yang berdaya," harapnya.

Sebagai usaha Imel dalam membuka inklusivitas penyandang disabilitas di tengah masyarakat, ia dan kawan-kawan pengurus yayasan akan mengadakan pelatihan. Upaya tersebut ditargetkan bagi masyarakat sekitar untuk mengenal lebih jauh soal disabilitas dan cara berkomunikasi dengan penyandang disabilitas.

"Disability Inclusive Training (DIT) dimana kami mengajarkan seminar dan training kepada orang-orang tanpa disabilitas. Jadi target sasarannya itu kita masih fokus ke pendidikan sama kesehatan dan mengajarkan bagaimana cara membangun persepsi cara pandang disabilitas itu apa sih, siapa sih," ujar Imel.

Selain ingin memajukan yayasan yang kini sedang ia kembangkan, Imel pun rencananya akan terus belajar dan melanjutkan pendidikannya demi dirinya dan kualitas pengajaran yang akan ia berikan ke depannya.



Simak Video "Video: Wamen PPPA Minta 2% Kaum Difabel Bisa Bekerja di Pemerintahan"
[Gambas:Video 20detik]

(cyu/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads