Perkenalkan ini Anya Prameswari Firmansyah yang punya 18 medali Olimpiade Matematika Internasional di jenjang sekolah dasar. Ia merupakan siswa kelas 6 SD Cikal Lebak Bulus yang mulai mengembangkan minat di bidang matematika sejak kelas 3 SD.
Dalam kurun waktu 3 tahun, Anya telah mengikuti 18 kompetisi matematika dengan raihan medali yang tidak kalah banyaknya. Namun siapa sangka, ternyata awalnya Anya tidak suka matematika loh! Begini ceritanya.
Tidak Suka Matematika-Latihan 5 Soal Tiap Hari
Dikutip dari laman Sekolah Cikal, Anya mengaku awalnya ia tidak sama sekali menyukai matematika karena sangat sulit dipecahkan. Namun, perlahan-lahan rasa penasarannya tumbuh setelah mencoba kompetisi matematika pertamanya di kelas 3 SD.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Aku itu dulu sebenarnya tidak suka banget sama matematika, tapi, aku lama-lama penasaran, soalnya kok, pas dikasih soal matematika (saat itu Ibuku daftarin aku untuk kompetisi) tetapi aku ga bisa ngerjain waktu aku kelas 3 SD. Aku jadi penasaran," cerita Anya.
Karena gagal untuk pertama kalinya, Anya merasa mendapat tantangan besar dari dirinya sendiri. Ibu Anya, Mita juga mendukung minat penuh putrinya dengan melakukan pendampingan berkala.
"Saat itu fokusnya ada di langkah Anya untuk memecahkan soal-soal matematika di kompetisi berikutnya. Karena Anya bertekad untuk ikut berbagai kompetisi matematika," ungkap Mita.
Untuk mencapai tekad tersebut, Anya berlatih keras didampingi orang tua beserta mentor matematika. Anya mengakui hal itu sangat sulit dilakukan pada awalnya.
Anya terbiasa berlatih 5 soal setiap harinya. Kebiasaan itu membuatnya mulai memahami pola dan cara kerja soal olimpiade dengan baik.
"Latihan aku itu ga ada jamnya, kadang 5 menit, 10 menit, atau 1 jam. Tapi yang pasti itu, aku mengerjakan 5 soal setiap hari. Soalnya itu dari soal-soal olimpiade. Aku memiliki mentor matematika juga karena soal olimpiade itu susah banget," tambah Anya.
Diketahui soal-soal olimpiade Matematika Internasional pada umumnya memiliki pola dan tipe yang berbeda dengan soal matematika biasa. Untuk membantu memudahkan Anya, saat latihan mentor memberikan langkah-langkah dan tips menjawab berbagai soal.
Raih Lebih 18 Medali Kompetisi Matematika
Ketekunan yang dilakukan Anya akhirnya meraih hasil yang sangat memuaskan. Sejak tahun 2021 hingga 2023, Anya telah mengikuti 18 olimpiade matematika tingkat internasional.
Seperti Japan International Science and Mathematics Olympiads (JISMO), Singapore and Asian Schools Math Olympiad (SASMO), Singapore International Math Olympiad Challenge (SIMOC), American Mathematics Olympiads (AMO), Singa Math Competition dan VANDA (International Science and Math Competition). Dari 18 kompetisi itu, Anya meraih lebih dari 18 medali baik emas, perunggu, ruby, emerald, diamond, dan sertifikat penghargaan lainnya.
Semakin sering ikut kompetisi, kini Anya tak lagi fokus mencapai medali. Anya menjelaskan kini ia ingin memiliki banyak teman baru dari berbagai kompetisi yang ia ikuti.
"Aku paling suka Global Final, soalnya banyak ketemu temen baru. Terus di sana, kompetisi itu all day. Aku mau ikut terus kompetisi matematika internasional untuk ketemu teman-teman di luar sana, tidak hanya di Indonesia," ucapnya.
Sebagai orang tua, Mita juga menyatakan dirinya ikut bangga dan selalu mendukung Anya untuk ikut kompetisi lainnya. Kini, ia hanya mengikuti keinginan Anya untuk memenuhi impian baru yakni bertemu banyak teman yang baru.
"Kami tidak memaksa Anya untuk juara dan lebih kepada, yuk, ketemu teman baru di kompetisi berikutnya," tambah Mita.
Ingin Jadi Psikiater
Meski masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), Anya sudah melakukan banyak kegiatan eksplorasi dan teguh menyampaikan cita-citanya. Ternyata, Anya ingin menjadi Psikiater agar bisa menolong banyak orang yang seringkali menutupi lukanya.
"Aku ingin jadi Psikiater (Psychiatrist), karena kalau jadi psikiater itu kita mengobati yang tidak kelihatan. Banyak orang yang suka nutupin (lukanya) kadang-kadang, and they need help cuma ga mau bilang. Kadang malu," ceritanya.
Untuk mencapai hal itu, Anya menyatakan kini ia ingin mempelajari berbagai hal yang ia suka agar bisa diterapkan di dunia nyata. Karena tujuannya kini bukan hanya medali, melainkan pengalaman dan pembelajaran baru yang mungkin lebih bernilai harganya.
Itulah cerita Anya Prameswari Firmansyah. Semoga cerita ini menginspirasi mu ya detikers!
(nwk/nwk)