Edy Susanto merupakan Kepala Sekolah di SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya (Mudipat). Tak hanya memanggul jabatan, Edy juga didapuk sebagai Kepala Sekolah terbaik di Surabaya pada tahun 2017.
Kali ini merupakan periode kedua Edy menjabat sebagai Kepala Sekolah Mudipat. Ia pun terus mengembangkan sekolah salah satunya dengan mengembangkan SD Mudipat dalam gerakan literasi.
Di balik semangat dan keberhasilan Edy, ada jalan berliku yang perlu ia lalui. Bahkan, ia sempat menjadi penjual bunga keliling. Begini kisah Edy.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gembala Kambing-Jual Bunga Keliling
Edy lahir di Desa Karangsemi, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Terlahir menjadi anak ke-4 dari 6 bersaudara membuatnya menjadi anak yang mandiri. Saat di bangku SD ia sudah aktif menggembala kambing hingga sekolah menengah pertama (SMP).
"Saya mulai menggembala kambing sejak kelas 3 SD, waktu itu orang tua ingin melatih kemandirian, bahkan saat kemarau tiba saya harus menggembala keluar desa," kenang Edy dalam situs Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya dikutip Selasa (4/6/2023).
Kerja Serabutan untuk Dana Kuliah
Edy mengaku untuk bisa bersekolah hingga perguruan tinggi, ia harus menyiapkan dana sendiri. Ibunya bekerja sebagai penjual nasi pecel dan ayahnya telah pensiun.
Edy pun memutuskan untuk merantau ke Surabaya. Dengan semangatnya, ia mulai menjadi pedagang bunga keliling.
"Akhirnya setelah itu saya kerja berjualan bunga, naik sepeda ontel dari pesanan satu ke pesanan yang lain, saya mengambil bunga di daerah Wadung Asri Tropodo," kata Edy.
Tak hanya berjualan bunga, untuk bisa kuliah Edy juga kerja serabutan dengan berjualan kain. Berkat kain itulah tabungannya terpenuhi dan bisa digunakan untuk mendaftar kuliah.
Ambil Jurusan Bahasa Inggris
Edy mendaftarkan diri di UM Surabaya jurusan bahasa Inggris. Sembari menjadi mahasiswa, Edy tetap berjualan bunga ditambah memasang gip.
Di tengah kesibukannya, Edy telah bekerja di SMA 10 Nopember. Dinilai sebagai sosok yang rajin, jam kerja Edy pun terus bertambah.
Edy mengaku ia juga sempat memberikan les privat pada sore hari sebagai tambahan. Tak hanya bekerja di satu tempat, Edy juga sempat mengajar di SMP Wachid Hasyim dan LSM T2KP Proyek Pengentasan Kemiskinan.
Jadi Kepala Sekolah Berprestasi
Edy memulai kariernya di SD Mudipat pada tahun 2003. Di tahun pertamanya, Edy memprakarsai ekstrakurikuler band karena kemampuan bermusiknya yang bagus.
Pada tahun 2006, ia berhasil mendapatkan penghargaan sebagai pemecah rekor band termuda di tingkat sekolah dasar (SD).
Setelah 9 tahun mengabdi, Edy diangkat menjadi wakil kepala sekolah. Kemudian pada tahun 2014-2018, akhirnya diangkat menjadi kepala sekolah.
Ia pun menghidupkan literasi di sekolah tersebut. Berkat itulah, pada tahun 2018 SD Mudipat mendapatkan penghargaan juara 1 literasi terbaik di tingkat Kota Surabaya.
Pada tahun 2017 Edy juga berhasil mendapatkan penghargaan sebagai kepala sekolah terbaik se-Surabaya. Di tahun yang sama Edy juga mendapatkan penghargaan lomba Penelitian Tindakan Kelas (PTK) secara individu yang diselenggarakan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Edy berpendapat bahwa siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan mendapatkan.
"Satu yang selalu memotivasi, man jadda wajada. Barang siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan mendapat," pungkas Edy.
(nir/nah)