Ria Anggraeni telah menjadi guru sejak 2009. Hampir 2 dekade menjadi Pahlawan Tanpa Tanda Jasa, tidak langsung membuat semangat Ria padam.
Kepala Sekolah di SD Negeri 6 Pangkalpinang itu masih rutin mengikuti pelatihan. Bahkan Ria mengajak guru-guru lain untuk belajar.
Uniknya, Ria sebelumnya tidak pernah terpikirkan untuk menjadi kepala sekolah. Begini kisahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sempat Ragu Menjadi Kepala Sekolah
"Menjadi kepala sekolah sejujurnya tidak terpikirkan oleh saya sebelumnya," tutur Ria kepada detikEdu, beberapa waktu lalu.
Saat itu, Ria sempat mengikuti Diklat Calon Kepala Sekolah tahun 2016 atas dorongan Guru Pengawas. Selepas lulus dari diklat tidak langsung membuat Ria mantab mencalonkan diri.
Menurutnya, kepala sekolah biasanya berusia di atas 40 tahun.
"Sedangkan pada waktu itu usia saya baru 30 tahun," ujarnya.
Akan tetapi, seiring waktu mulai terbesit pikiran untuk berbuat lebih di dunia pendidikan. Ria pun mulai bertekad untuk menjadi kepala sekolah dengan meningkatkan kapasitas diri.
"Saya sadar untuk memantaskan diri jika kelak menjadi kepala sekolah, saya harus mengupgrade skill saya," katanya.
Ikut Beragam Pelatihan
Ria mulai rajin mengikuti pelatihan serta perlombaan. Adapun pelatihan yang Ria ikuti di antaranya Program Diklat Calon Kepala Sekolah tahun 2016, Pendidikan Latihan Profesi Guru (PLPG) tahun 2016, Program Guru Pembelajar tahun 2016, serta Pembatik Tahun 2019 dan tahun 2021.
Setelah merasa mantab, Ria memberanikan diri mengikuti lomba guru berprestasi di tingkat kota Pangkalpinang tahun 2019. Saat itu Ria meraih juara 3 dan mengikuti Olimpiade Guru Nasional di tingkat provinsi.
"Memang tidak menang, namun pengalaman yang saya dapatkan jauh lebih berharga selagi saya ingin berkembang memaksimalkan potensi dan menjadi modal jika kelak saya menjadi kepala sekolah," tuturnya.
Ajak Guru Lain Belajar
Menurut Ria, sebagai seorang pemimpin, ia harus menjadi teladan bagi rekan-rekannya. Pelatihan-pelatihan yang ia ikuti selain untuk kapasitas diri juga mencontohkan kepada guru-guru untuk ikut serta.
"Dan jika saya ingin guru berprestasi, saya setidaknya memberikan contoh minimal mengikuti lomba profesi," ujar pemenang kepala sekolah berprestasi oleh Kota Pangkalpinang tahun 2022 ini.
Jadi Angkatan Pelopor Guru Penggerak di Bangka Belitung
Baru-baru ini, Ria juga mengikuti program besutan Kemdikbudristek yakni Guru Penggerak. Berbeda dengan wilayah lain, Provinsi Bangka Belitung baru mengadakan angkatan pertama Program Guru Penggerak, membuat Ria termasuk dalam guru-guru pelopor.
Dalam program itu, Ria merasa semakin percaya diri dalam menjalankan program sekolah hingga memahami Kurikulum Merdeka Belajar.
"Semua sangat berkesan karena berkorelasi antara materi yang satu dengan materi lainnya," tutur Ria.
Di akhir, Ria berpesan kepada guru-guru di Indonesia untuk mengembangkan diri bagi dunia pendidikan. Tak hanya untuk menjadi kepala sekolah, tapi untuk kebutuhan guru dalam mencerdaskan bangsa.
"Berdayakan kita dulu untuk bermanfaat bagi dunia pendidikan, InsyaAllah penilaian yang baik akan mengiringi niat tulus ikhlas kita sebagai pendidik. Terus semangat dan berani keluar dari zona nyaman," ujarnya.
"Asak kawa ge pasti pacak (selagi mau pasti bisa)," sambungnya.
(nir/nwy)