Cerita Isatir, Guru Honorer yang Mengubah Nasib Lewat Seleksi Guru ASN PPK

ADVERTISEMENT

Cerita Isatir, Guru Honorer yang Mengubah Nasib Lewat Seleksi Guru ASN PPK

Devita Savitri - detikEdu
Selasa, 18 Apr 2023 17:30 WIB
Guru Honorer yang Mengubah Nasib Lewat Seleksi Guru ASN PPK
Foto: instagram @ ditjen.gtk.kemdikbud
Jakarta -

Seleksi Guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK Guru) sudah diumumkan beberapa waktu lalu. Total 544.292 guru honorer lolos seleksi ASN PPPK Guru, yang terdiri dari 293.860 orang yang mengikut seleksi tahun 2021 dan 250.432 guru di tahun 2023.

Dengan demikian, 500-an ribu guru itu kini resmi menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) yang diakui secara resmi. Termasuk salah satu di dalam guru yang lolos adalah Isatir Radhiah ST SPd Gr MPsi.

Menjadi seorang ASN bak sebuah langkah dalam merubah nasib kehidupan. Terutama dalam hal pendapatan dan ekonomi, karena bisa merasakan manfaat setelah lulus dari Seleksi Guru ASN PPPK.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sempat Terhalang Administrasi

Dikutip melalui laman media sosial Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Selasa (18/4/2023) ibu guru Isatir Radhiah adalah guru yang berasal dari Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh.

Awalnya Isatir mengaku ragu untuk mengikuti Seleksi Guru ASN PPPK, terlebih dengan adanya hambatan yang menimpanya. Ia sempat terhalang di bagian administrasi.

ADVERTISEMENT

Meski begitu, semangatnya tak padam demi meningkatkan kesejahteraannya sebagai guru honorer. Ia melalui tes demi tes dan merasa bersyukur karena tidak adanya kecurangan.

"Saya merasa senang karena seleksinya murni, tanpa ada kecurangan. Sistem daring (yang digunakan saat tes) langsung menunjukkan hasil sehingga saya tahu kemampuan saya sampai mana," terangnya.

Berbekal cita-citanya yang ingin menjadi guru, pendapatan Isatir sebelum mengikuti program Guru ASN PPPK sangatlah miris.

Bagaimana tidak, ia hanya menerima gaji sebesar Rp 100 ribu perbulannya. Namun, ketika lolos menjadi ASN, hidupnya kini telah berubah.

"Setelah menjadi ASN, saya mendapatkan gaji yang layak dan bisa membantu orang tua. Saya juga menjadi lebih disiplin dan semangat untuk datang ke sekolah dan mengajar peserta didik," paparnya.

Ikut Program Guru Penggerak Angkatan 1

Isatir juga mengikuti Program Guru Penggerak angkatan 1. Dengan berbagai pengalaman yang dimilikinya, ia tak ragu untuk berbagi ilmu kepada rekan-rekan guru di sekolahnya.

Setiap sepulang sekolah, ia mengajak kumpul rekan-rekan gurunya untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) RPP dalam pembelajaran terdiferensial.

Tak jarang ia juga menjelaskan Seleksi Guru ASN PPK kepada rekan guru lainnya. Hal ini dilakukannya agar guru lain tergerak dan ikut hidup lebih baik seperti dirinya.

"Saya juga menjelaskan terkait Seleksi Guru ASN PPPK, misalnya tentang kategori pelamar, agar teman-teman bergerak untuk mengikuti seleksi," ungkap Isatir.

Terakhir, Isatir memberi saran untuk semua calon pelamar yang akan mengikuti Seleksi Guru PPPK selanjutnya.

"Jangan patah semangat meskipun menemui kegagalan. Tetap berjuang karena rezeki tidak akan tertukar. Terus berusaha dan belajar, meningkatkan dan mengasah kemampuan sebagai seorang guru," tutupnya.




(faz/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads