Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Seoul menggelar pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) untuk keempat kalinya, Senin (3/4/2023) secara daring.
Program BIPA Batch 4 ini diikuti lebih dari 542 para Oppa-Eonni (panggilan kakak laki-laki dan perempuan dalam bahasa Korsel-red) dari Korsel melalui Zoom maupun kanal YouTube KBRI Seoul. Para peserta dibagi ke dalam 14 kelas yang terdiri dari level 1 hingga level 5.
Baca juga: Mengenal Mata Uang Korea dan Sejarahnya |
Tak sembarangan, para pemelajar BIPA Korea ini dibimbing oleh 10 pengajar BIPA lokal yang tergabung dalam Asosiasi Pengajar dan Pegiat BIPA (APPBIPA) Korea.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Atase Pendidikan dan Kebudayaan, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Seoul, Gogot Suharwoto menjelaskan para pengajar BIPA telah dibekali dengan berbagai media pembelajaran.
Sehingga mereka mampu membimbing warga negara Korea mengenal Bahasa Indonesia dengan baik.
Cara WNA Belajar Bahasa Indonesia
Pada dasarnya BIPA merupakan program yang sudah dirintis sejak tahun 1990-an oleh tim khusus dari Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia baik di luar atau dalam negeri.
Tujuannya untuk menjalin kemitraan dan kerja sama dalam pengembangan pengajaran BIPA ke arah yang lebih profesional.
Dikutip dari laman BIPA Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) hingga saat ini lebih dari 36 negara telah mengajarkan Bahasa Indonesia kepada penutur asing. Salah satunya adalah Korea.
Dalam program BIPA Korea Batch ke-4, Kepala Pusat Penguatan dan Pemberdayaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Iwa Lukmana menjelaskan internasionalisasi bahasa Indonesia di Korea Selatan menjadi satu langkah diplomasi budaya yang efektif.
Terlebih tak bisa dipungkiri bila pengaruh budaya Korea kian waktu semakin kuat di Indonesia.
542 pemelajar yang mengikuti BIPA Korea Batch ke-4 akan diajar melalui program Learning Management System (LMS). Selain itu mereka akan mendapatkan materi berupa video-video pembelajaran dan podcast yang dibuat para pengajar BIPA Korea.
Materi yang diajarkan meliputi unsur seni, budaya, dan sastra dalam semua tingkatan level pembelajaran baik 1-5.
Di akhir pembelajaran nantinya peserta akan diminta membuat sebuah karya baik sastra maupun kesenian Indonesia yang akan dilombakan. Karya itu bisa membaca puisi, batik atau penampilan gamelan dan angklung.
Tak hanya secara daring, KBRI Seoul juga membuka proses pembelajaran secara tatap muka dengan jumlah terbatas. Langkah ini diperlukan agar materi berbicara bahasa Indonesia bisa tersampaikan secara langsung dan sempurna.
Layanan BIPA Diminati WN Korea
Berlangsungnya program BIPA hingga keempat kalinya membuktikan bila layanan BIPA Korea semakin diminati warga negara Korea. Untuk itu, pihak KBRI terus membutuhkan keberadaan tenaga pengajar.
Sayangnya hingga saat ini baru ada dua kampus yang memiliki program studi Bahasa Indonesia di Korea. Dengan itu, KBRI dibantu oleh asosiasi pengajar BIPA yang terdiri dari para lulusan Indonesia yang berada di Korea.
Rieke Erlitasari, selaku Ketua APPBIPA Korea menyampaikan apresiasi kepada KBRI Seoul atas kesempatan dan kerjasamanya dalam memberikan layanan BIPA Korea sejak 2021.
Semakin diminatinya bahasa Indonesia membuat APPBIPA berkomitmen untuk meningkatkan kompetensi, memberikan fasilitas dan advokasi bagi pengajar BIPA di Korea. Berbagai inovasi juga terus dibuat setiap programnya.
"Seperti pada pembelajaran BIPA sebelumnya, di akhir pelaksanaan pembelajaran akan diberikan kesempatan bagi peserta BIPA untuk unjuk karya BIPA Korea berupa video mendongeng, membaca puisi, dan mempromosikan tempat wisata Indonesia di Korea," ujar Rieke.
Untuk mengapresiasi kerja keras pemelajar dalam mempelajari bahasa Indonesia, KBRI juga mengadakan lomba yang dihadiahi piagam penghargaan bagi pemenangnya.
(nwk/nwk)