Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim mengungkapkan kekagumannya pada para sastrawan dan founding father Indonesia. Mulai dari karya sastra hingga pemikirannya.
"Indonesia luar biasa, saya agak sentimental bicara Indonesia. Karena almarhumah ibu saya tu penggemar karya-karya di Indonesia, semua karya, Sutan Takdir Alisjahbana, Armijn Pane, HAMKA tentunya, tasawuf modern, falsafah hidup, bukan cuma dibaca, dikhatamnya, kemudian saya dibesarkan sehingga ramai yang anggap saya ini pernah studi di Indonesia, padahal ndak pernah-ndak pernah," kata Anwar Ibrahim.
Kekaguman Anwar Ibrahim ini diungkapkannya dalam CT Corp Leadership Forum, di Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, Senin (9/1/2023) dalam YouTube CNBC Indonesia yang ditengok detikEdu, Selasa (10/1/2023)
"Walaupun kita bila baca Mochtar Lubis, menghujat budaya korupsi dan lemahnya sifat orang Indonesia terutama karena sistem penguasaan Orde Baru dulunya, atau tentang puisi Taufiq Ismail, 'Malu Aku Jadi Orang Indonesia'. Tapi kalau satu spek orang seni mencurahkan rasa gelisah hati mereka, Indonesia telah melahirkan tokoh-tokoh besar yang tidak ada tandingannya di rantau kita," ucap Anwar.
Dari bidang politik dan kebangsaan, Anwar mengungkapkan kekagumannya pada para founding father atau para pendiri bangsa Indonesia.
"Dari berbagai tren sama ada nasionalis ya seperti Sukarno-Hatta atau yang paham Islam seperti M Natsir, (pemikiran) kirinya seperti Sutan Syahrir, pemikir seperti Soedjatmoko yang menulis satu teks yang sangat berharga dimensi manusiawi dalam pembangunan kalau saya lihat, berbanding dengan berbagai rantau kita itu, tokoh besar dn hebat dalam generasi awal. Ada yang hebat termasuk Chairul Tanjung dari kalangan pribumi," tuturnya.
Kiprah Para Sastrawan
Berikut kiprah dan profil para sastrawan dan bapak pendiri bangsa yang disebutkan PM Malaysia Anwar Ibrahim, dilansir dari laman Kemendikbud:
Sutan Takdir Alisjahbana
![]() |
Sutan Takdir Alisjahbana adalah pengarang Indonesia yang banyak berorientasi ke dunia Barat. Dia mengatakan bahwa otak Indonesia harus diasah menyamai otak Barat. Pemikiran yang kontroversial pada zamannya namun Sutan tetap kukuh.
Sejumlah karya ST Alisjahbana yang terkenal antara lain:
Tak Putus Dirundung Malang
Dian yang Tak Kunjung Padam
Layar Terkembang (novel)
Anak Perawan di Sarang Penyamun (novel)
Tebaran Mega (kumpulan puisi)
Puisi Lama
Puisi Baru
Grotta Azzura, Kisah Cinta dan Cita (novel)
Kalah dan Menang (novel
Lagu Pemacu Ombak (kumpulan puisi)
Pria yang lahir di Natal, Tapanuli, Sumatra Utara, 11 Februari 1908 itu meninggal 31 Juli 1993. Jenazahnya dimakamkan di sebuah bukit di sekitar Bogor.
Armijn Pane
![]() |
Armijn Pane adalah seorang sastrawan Indonesia pendiri majalah Pujangga Baru, jurnalis, penulis naskah drama hingga guru. Karya-karyanya terbit di majalah sastra seperti Poedjangga Baroe, Pandji Pustaka, Djawa Baroe. Armijn juga banyak menulis drama pada masa sebelum perang. Armijn banyak mengambil latar belakang kenyataan hidup zamannya.
Dalam menjalani tugasnya, baik di zaman Belanda, zaman Jepang, maupun zaman republik, Armijn sering menyaksikan hal yang tidak beres yang menusuk hati nuraninya.
Judul cerpennya yang terkenal antara lain:
Pujaan Cinta
Sukma
Pertemuan Rasa
Barang Tiada Berharga
Kulit Pisang
Jika Pohon Jati Berkembang
Djinak-djinak Merpati
Kisah Antara Manusia
Armijn Pane yang dilahirkan 18 Agustus 1908 di Muara Sipongi, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara meninggal dunia di RSCM Jakarta pada 16 Februari 1970 setelah sebelumnya mengalami pendarahan otak hingga koma selama dua hari.
HAMKA
![]() |
HAMKA atau Haji Abdul Malik Karim Amrullah, yang akrab dikenal sebagai Buya Hamka, merupakan seorang ulama, politisi, ahli filsafat dan sastrawan besar yang dihormati dan disegani di kawasan Asia hingga Timur Tengah.
Dalam dunia kepengarangan, Hamka juga kadang-kadang menggunakan nama samaran, yaitu AS Hamid, Indra Maha, dan Abu Zaki. Hamka muda dikenal gemar membaca mulai buku-buku agama, sastra, pantun, cerita rakyat dan sebagainya. Pengalamannya membaca buku-buku sastra itulah sebagai cikal-bakal yang kelak menjadikannya sebagai sastrawan besar.
Karya sastranya yang terkenal antara lain: Di Bawah Lindungan Ka'bah, Tenggelamnya Kapal Van der Wijck, dan Laila Majnun.
Pengabdian dan pengorbanan Buya Hamka dalam membangun kesadaran umat Islam mendapat apresiasi dari Pemerintah berupa gelar Pahlawan Nasional pada tahun 2011.
Mochtar Lubis
![]() |
Mochtar Lubis adalah sastrawan Angkatan 1960-an. Dia dikenal sebagai penulis novel, cerpen, penerjemah, pelukis, dan seorang jurnalis ternama.
Karya Mochtar Lubis yang terkenal berupa novel, sebagai berikut:
Jalan Tak Ada Ujung
Tak Ada Esok
Tanah Gersang
Senja di Jakarta
Maut dan Cinta
Harimau! Harimau!
Mochtar sempat ditahan oleh pemerintahan Bung Karno. Selama dalam tahanan ia menulis karya sastra, melukis, belajar main biola, dan memperdalam yoga.
Karya sastra yang ditulisnya selama dalam tahanan itu antara lain Senja di Jakarta, Tanah Gersang, Harimau! Harimau!, serta Maut dan Cinta. Mochtar yang seorang jurnalis juga cukup kritis. Karyanya Senja di Jakarta, menyoroti fenomena korupsi di era Orde Lama.
Tahun 1958 ketika masih dalam tahanan, ia mendapat penghargaan Magsaysay Journalism and Literature Award dari Manila. Penghargaan itu baru diterimanya di Filipina delapan tahun kemudian setelah ia dibebaskan dari tahanan.
Mochtar bebas dari tahanan 17 Mei 1966. Kemudian dua bulan setelahnya, Juli 1966, Mochtar menerbitkan majalah sastra Horison dan bertindak sebagai pemimpin redaksi.
Mochtar lahir di Padang, 7 Maret 1922 dari keluarga Batak Mandailing dan menutup usia di Jakarta pada tanggal, 2 Juli 2004.
Taufiq Ismail
![]() |
Taufiq Ismail adalah seorang penyair, sastrawan hingga budayawan. Pria yang lahir di Bukittinggi Sumbar, 25 Juni 1935 ini masih aktif hingga kini.
Karya-karyanya yang terkenal antara lain Tirani, Benteng, Puisi-puisi Langit, Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia hingga Sajadah Panjang, yang terakhir dimusikalisasikan kelompok musik Bimbo.
Dalam 20 tahun terakhir, sejak 2006. Taufiq bersama sejumlah sastrawan giat membawa sastra ke sekolah-sekolah di Tanah Air karena merasa prihatin dengan pelajaran sastra di sekolah.
Taufiq mengemukakan, pada zaman Hindia Belanda, sastra diajarkan di sekolah bagus sekali, setara dengan negara-negara di Eropa dan Amerika. Apa buktinya? Selama tiga tahun tiap murid AMS (setara SMA) wajib membaca 25 judul buku sastra.
Jumlah itu tidak kalah dengan di Eropa. Di Belanda, siswanya diwajibkan membaca 30 judul buku sastra, Amerika 30 buku, dan Jepang 15 buku. Selain itu, tiap minggu para siswa diwajibkan menulis artikel. Dalam tiga tahun, berarti 180 karangan.
Hasilnya, lahir satu lapisan generasi yang luar biasa. Siapa mereka? "Mereka adalah Sukarno, Mohammad Hatta, Mohammad Natsir, Safruddin Prawiranegara, Ali Sastroamidjojo, Soemitro Djojohadikusumo, dan seterusnya," ujarnya.
Klik halaman selanjutnya... Kiprah Para Founding Father
Simak Video "Kegigihan Anwar Ibrahim Jadi PM Malaysia Meski Keluar-Masuk Penjara"
[Gambas:Video 20detik]