Artefak dan benda lainnya yang diduga cagar budaya ditemukan di lokasi proyek MRT Jakarta fase 2A segmen Glodok-Kota (CP203). Temuan itu terdiri dari pecahan keramik hingga pipa air kuno era Batavia.
"Ditemukan tidak sengaja ketika akan dilakukan pemindahan pipa Palyja di ujung Jl Pintu Besar Selatan," tulis keterangan dari MRT Jakarta dikutip dari detikNews, Jumat (23/9/2022).
Sejauh ini, pihak MRT tengah memindahkan objek cagar budaya satu per satu. Nantinya temuan akan dipamerkan di museum yang akan dibangun di sekitar kawasan Stasiun Kota Tua.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Brick by brick kita ambil satu-satu, kita keep supaya di kemudian hari rencananya mau kita display sehingga bisa mengedukasi masyarakat semua," jelas Direktur Konstruksi MRT Jakarta Silvia Halim.
"Rencana di Stasiun Kota akan ada galeri seperti museum, rencananya kita akan pasang di kawasan Beos. Kondisi di bawah Plaza Beos akan kita bangun grand plaza entrance yang menghubungkan Beos dengan Stasiun Kota dengan Stasiun MRT dan di bawahnya ada jalur bawah tanahnya kan, di jalur ini kita akan tempatkan display area jadi galeri atau museum," tambahnya.
Temuan Cagar Budaya di Proyek MRT
Saluran air yang ditemukan terbentang sepanjang 400 meter di area proyek. Beberapa arkeolog yang tergabung dalam proses penanganan artefak dan cagar budaya memindahkan satu per satu material saluran air. Saluran air yang terbuat dari terakota itu dilapisi bata kuning dan bata merah.
Bata-bata yang telah dicopot kemudian dikumpulkan di wadah yang telah dilapisi busa. Tak hanya saluran air, di lokasi juga ditemukan serpihan artefak.
Serpihan artefak itu terdiri dari pecahan piring, bebatuan, bata, keramik hingga botol kaca. Arkeolog Senior Universitas Indonesia (UI), Junus Satrio Atmodjo, mengatakan keramik itu diduga merupakan peninggalan abad 17-20.
Junus yang juga terlibat dalam tim menduga lokasi proyek ini diduga merupakan bagian dari Sungai Ciliwung Lama yang berdekatan dengan permukiman. Penduduk yang berasal dari China, Jepang, hingga Arab diduga kerap membuang sampah dan barang-barang di sungai.
"Mereka kan di luar benteng ya, bukan hanya China, Jepang, Arab. Tetapi lebih dikenal dengan kawasan Pecinan karena jadi pasar yang tinggal di sini terutama setelah keributan 1740, banyak yang keluar dari Jakarta, dari benteng kemudian (hendak) bermukim tapi harus di selatan benteng. Jadi di kawasan ini," kata Junus.
Dia mengatakan ada ribuan artefak yang ditemukan di proyek MRT Jakarta fase 2. Mayoritas benda-benda itu ditemukan di kawasan CP203, yakni Glodok-Kota.
"Ribuan. Tapi kecil-kecil seperti pecahan keramik. Banyak juga karena kecil kita tak bisa ambil sebagai sampel karena nggak bisa dianalisis," jelasnya.
"Khususnya di bawah kita (jembatan)," tambahnya.
(nir/lus)