Adik Pramoedya Ananta Toer Sebut Gandhi Terinspirasi Samin Blora

Sudrajat - detikEdu
Sabtu, 23 Jul 2022 13:00 WIB
Ibu-ibu suku Samin Sedulur Sikep Sambong Rejo - Blora memainkan Gejog Lesung di Pendopo, Minggu (17/7/2022) Foto: Sudrajat / detikcom
Jakarta -

Enam perempuan berseragam kebaya hitam dan bawahan kain batik mengayunkan alu dengan ritmis ke pinggiran lesung. Pukulan bertubi-tubi itu membentuk suara rancak, "tak tek tak tok... tak tek tak tok....".

Sementara dua perempuan lainnya mendendangkan tembang 'Lumbung Desa' dalam bahasa Jawa:

Di lumbung desa, para petani bekerja/ Ayo adik, mengambil padi ditata dalam lesung, kemudian memegang alu/ Ayo kakak, pada menumbuk padi, dan bila sudah selesai, lalu dimasak/ Ayo Kang, mari bersegera membersihkan beras dan menata lumping...

Begitu kurang lebih artinya.

Mereka adalah kaum perempuan komunitas Sedulur Sikep di Dukuh Blimbing, Desa Sambongrejo, Kecamatan Sambong, Blora. Permainan Gejog Lesung itu biasa dimainkan antara lain untuk menyambut tetamu di pendopo.

Pada Minggu (17/7/2022) siang, saya dan beberapa teman kebetulan tiba di sana hampir bersamaan dengan kunjungan Bupati Blora H. Arief Rohman beserta rombongan.

Kami berbincang bersama ditemani suguhan talas kukus, ubi, semangka kuning dan pisang. Orang-orang Samin dikenal kocak, lugu, dan sangat mandiri dalam berbagai hal.

Di bawah pimpinan Mbah Pramugi Prawiro Wijoyo, komunitas itu mengelola waduk, kebun aneka sayuran dan buah, serta ternak seperti ayam, kambing, dan sapi.

"Di sini, kami hidup rukun. Rukun itu sumber kehidupan yang harus dijaga. Kalau ayah-ibu kita tidak rukun, tidak mungkin kita lahir, kan?" kata Mbah Pramugi diiringi tawa lepas.

Untuk mencapai kerukunan, dia melanjutkan sambil sesekali memainkan telepon selular jadul berwarna hitam-merah, manusia perlu mengendalikan hawa nafsu.

Terkait soal ini, komunitas Samin punya lima larangan utama, yaitu tidak boleh bersikap jrengki (jahat), srei (merusak), panasten (panas hati), dahpen (suka mencampuri urusan orang lain), dan kemeren (iri hati).

"Tak hanya diucapkan, semua dilakoni dalam kehidupan sehari-hari," tutur Mbah Pramugi Prawiro Wijoyo sambil mengisap dalam-dalam sebatang rokok warna cokelat. Di hadapannya tergeletak sebungkus rokok merek Sukun.

Cerita adik Pramoedya Ananta Toer soal Samin dan Gandhi >>>



Simak Video "Video: Bunga Penutup Abad Kembali Digelar Setelah 7 Tahun"

(jat/pal)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

detikNetwork