Usaha tidak akan mengkhianati hasil nampaknya cocok disematkan untuk kisah Letda Akhmad Athiq. Perwira TNI AD ini akhirnya dinyatakan lulus dengan posisi memuaskan dari Akademi Militer (Akmil) pada Kamis (14/7/2022) lalu.
Akhmad mengatakan, kelulusannya ini tidak mungkin tercapai tanpa ada kerja keras kedua orang tua di baliknya. Perjuangan kedua orang tuanya yang seorang penjual rumput dan es lilin menjadi pemacu Akhmad dalam menyelesaikan studi militernya.
"Saya sendiri tahu jerih payah dari orang tua saya. Dari yang awalnya tidak punya apa-apa, saya meyakini bahwa bapak dan juga ibu saya, kerja kerasnya mulai dari jual rumput tadi, jual es dan lain sebagainya, sangat berterima kasih," kata Akhmad, dikutip dari detikNews.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di samping itu, kata Akhmad, orang tuanya juga memberikan bekal yang cukup sejak dirinya kecil. Bekal itulah yang kemudian diusung Akhmad hingga menyelesaikan studi di Akmil.
"Karena dari merekalah saya dibiasakan hal-hal kecil, hingga saya menerapkannya di taruna, sehingga alhamdulillah saya dapat selesai di posisi yang cukup memuaskan di Akmil ini," tutur dia.
Meski demikian, Akhmad sendiri belum mengetahui kepastian soal penempatannya. Pasalnya, masih ada pendidikan lanjutan yang perlu dijalani oleh Akhmad agar ia bisa memimpin anggotanya.
"Jadi penekanan dari Bapak Kepala Staf Angkatan Darat sendiri, kita sebagai perwira remaja yang sudah ditunggu di satuan, diharapkan mampu bisa membawa anggota. Baik ke depannya bisa memiliki tanggung jawab dan juga membawa kesejahteraan anggota itu sesuai dengan apa yang sudah ditentukan," terangnya.
Sang ayah yang menghadiri kelulusannya di Mabes AD, Jakarta Pusat pun kemudian mengenang perjalanan Akhmad sebelum menempuh pendidikan di Akmil. Bagaimana kisahnya?
Sempat Gagal Tes 2 Kali
Tidak selamanya berjalan mulus. Ayah Akhmad, Mahmud, mengenang cerita tentang perjuangan sang anak hingga berhasil di posisi saat ini.
Mahmud mengatakan, Akhmad sempat mengalami kegagalan dua kali sebelum resmi menjadi taruna Akmil di Magelang. "Dua kali terjatuh, dulu pada tes psikologi," katanya.
Kegagalan itu tidak lantas membuat dirinya dan sang istri menyerah. Berdasarkan penuturan Mahmud, istrinya pun mendorong Akhmad untuk mengikuti kursus psikologi di Magelang selama sehari hingga Akhmad dinyatakan lolos Akmil dengan nilai gemilang.
"Alhamdulillah pada pendaftaran berikut diberikan rahmat sama Tuhan Yang Mahakuasa, lulus dengan nilai yang gemilang," cerita dia.
Modal Tabungan Ayah Sejak 1985
Meski perjalanan sang anak menjadi Perwira TNI disebut tanpa membutuhkan biaya sepeser pun, Mahmud mengaku dirinya sudah mempersiapkan tabungan sejak 1985 untuk pendidikan anak-anaknya. Tabungan tersebut dikumpulkannya dari keuntungan berjualan es dari warung ke warung.
"Saya di tahun 1985 sampai 1990 itu jual es kecil-kecil, tak (saya) jual dengan harga Rp 20, tak setor ke warung-warung sampean itu, nanti sore tak ambil termos, itu saya bertahan lima tahun," kenang Mahmud.
Mahmud melanjutkan, ia pun kemudian beralih untuk berjualan rumput dengan modal Rp 50 ribu. Melalui penjualan rumput tersebut, Mahmud mendapat keuntungan sebesar Rp 10 ribu selama berdagang dari pagi sampai sore.
"Saya setor di peternakan Ibu Tin Soeharto di Salatiga. Bertahan sampai 4 tahun, dengan untung saya dari ba'da Subuh sampai sore hari itu Rp 10 ribu," tandasnya.
Mahmud memiliki kisah yang panjang dalam mengumpulkan rupiah demi pendidikan anaknya. Tidak mengherankan bila ia menangis terharu kala menghadiri kelulusan Akhmad di Akmil hingga menjadi Perwira TNI AD.
(rah/erd)