Musholizaky, Anak Penjual Plastik di Pasar yang Lulus di ITB dengan IPK 3,99

Musholizaky, Anak Penjual Plastik di Pasar yang Lulus di ITB dengan IPK 3,99

Bima Bagaskara - detikJabar
Rabu, 31 Jul 2024 15:30 WIB
Musholizaky Aflahal Mu’min
Musholizaky Aflahal Mu'min (Foto: Istimewa)
Bandung -

Keterbatasan tidak menyurutkan semangat Musholizaky Aflahal Mu'min untuk berprestasi. Zaky sapaannya, jadi salah satu lulusan terbaik di Teknik Metalurgi, Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan angkatan 2020 ITB.

Zaky telah menyelesaikan skripsi dan sidangnya sebagai syarat menjadi Sarjana. Dari sidang skripri itu, Zaky memperoleh Indeks Penilaian Kumulatif (IPK) 3,99.

Tidak mudah bagi Zaky untuk menyelesaikan kuliahnya di ITB. Selama berkuliah, Zaky mendapat beasiswa Kartu Indonesia Pintar-Kuliah (KIP-K). Zaky merupakan anak pertama dari tiga bersaudara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Orang tua Zaky hanyalah pedagang plastik di Pasar Boyolali, Jawa Tengah. Dengan berbagai keterbatasan yang ada, Zaky membuktikan dapat meraih hasil yang baik dalam perkuliahan dengan semangat belajar tinggi.

"Setiap manusia memiliki kesempatan yang sama. Tinggal, bagaimana manusia dapat mengoptimasi apa yang dimilikinya sejak dini," ucap Zaky dikutip dari laman resmi ITB, Rabu (31/7/2024).

ADVERTISEMENT

Sejak SD, Zaky sudah termotivasi untuk berkuliah di ITB. Saat itu, ada salah seorang gurunya yang juga lulusan ITB memotivasi Zaky agar dapat berkuliah di Bandung. Zaky juga sejak kecil meminati bidang astronomi. Namun, dengan berbagai pertimbangan, dirinya mendaftar kuliah di FTTM ITB dan diterima melalui jalur SNMPTN.

"Namun, setelah adanya kegiatan kaderisasi wilayah dari FTTM dan terpengaruh IG Mas Imam (Imam Santoso), akhirnya memutuskan untuk mengambil jurusan Teknik Metalurgi," ungkapnya.

Menurutnya, teman hingga dosen membantunya selama belajar di ITB sehingga Zaky bisa terus mengembangkan diri. Di sisi lain, dia mengaku punya gaya belajar yang cocok dengan beberapa temannya. Hal itu membuatnya lebih efektif dalam belajar.

"Kalau dari dosen saya sudah tidak meragukan lagi kualitas dari dosen ITB karena sudah sangat luar biasa. Tinggal sebisa mungkin kita di perkuliahan mendengarkan dengan maksimal," jelasnya.

"Dari segi gaya belajar, saya memiliki kecocokan dengan beberapa teman. Tipe belajar saya harus sambil 'mengajari' ke orang lain. Kebetulan beberapa teman saya ada yang gaya belajarnya itu mendengarkan. Saling melengkapi," sambungnya.

"Saya bisa mengajarkan teman saya mengenai materi kuliah, dan saya juga mendapatkan timbal balik karena teman saya yang mendengarkan itu, dia mendengarkan lebih jeli penjelasan dosen dibandingkan saya. Jadi, saya juga bisa mendapatkan masukan," lanjut Zaky.

Zaky juga mengungkapkan, kedua orang tuanya terus memberi dukungan. Hal itulah yang memotivasi Zaky untuk terus belajar dan memberikan yang terbaik. "Jangan sampai jerih payah orang tua itu sia-sia karena kita kurang semangat dalam belajar sehingga kurang berprestasi," tuturnya.

Selain mendapatkan prestasi di bidang akademik, Zaky juga aktif di bidang non akademik. Dirinya tergabung dalam Ikatan Mahasiwa Metalurgi (IMMG) ITB. Di tahun terakhir perkuliahannya, Zaky diamanahi sebagai Kepala Departermen Akademik.

Selain itu, dia aktif di berbagai kegiatan lain seperti menjadi pantia di kegiatan International Process Metallurgy Conference (IPMC) dan beberapa kali memenangi perlombaan, salah satunya juara 2 Case Study Competition The 18th Metallurgy and Materials Week 2023 yang digelar MNMS UI.

Zaky berpesan kepada mahasiswa terutama yang baru masuk, agar selalu ingat kepada pengorbanan orang tua agar anak-anaknya sukses ketika lelah dalam belajar.

"Bagi teman-teman, kalau ada rasa malas belajar atau maju ke depannya, mungkin kita bisa ingat atas jerih payah orang tua yang sudah bekerja yang sudah memfasilitasi kita dan pastinya sudah mendoakan untuk kesuksesan kita," tutup Zaky.

(bba/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads