Setelah menciptakan piano dari kain, Irmandy beranjak ke inovasi karpet yang mampu mendeteksi dan mengeluarkan suara berdasarkan gerakan. Dia mengatakan, inovasinya inilah yang paling banyak memenangkan penghargaan.
"Aku tuh mau in the future (di masa depan), penari-penari itu juga bisa punya kontrol untuk musiknya. Gimana caranya kalo itu kita reverse (balik). Jadi, gimana kalau musiknya yang dikontrol oleh gerakan. Musiknya yang ikut gerakan, bukan kita yang ikutin musik. Jadi, itu konsep karpetnya," beber Irmandy.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sosok berusia 28 tahun ini juga telah menciptakan teknologi berbasis kain untuk bidang kesehatan. Sebelum membuat baju astronaut, dia terlebih dulu menciptakan baju yang mampu mendeteksi kondisi vital tubuh seseorang.
"Konsepnya itu untuk memajukan telemedics (telemedis), Jadi, ini niatnya dokter bisa monitor dari jauh, sehingga akhirnya nggak perlu ke rumah sakit sebelum dibutuhkan banget," kata dia.
"Moving away from curing, dari menyembuhkan ke constant care (menjaga kesehatan). Jadi, tetap kayak memonitor sehari-hari. Kita bisa hidup sehat dan ke rumah sakit kalau dibutuhkan aja," katanya lagi.
Irmandy menegaskan baju tersebut dapat dicuci. Fungsinya mampu mendeteksi detak jantung, respirasi, temperatur badan, dan lain sebagainya.
Sementara, baju astronaut yang dia ciptakan belakangan merupakan kelanjutan dari baju pendeteksi kesehatan sebelumnya. Disebabkan sulitnya untuk mengirim dokter ke luar angkasa dan mengontrol kesehatan para penjelajah antariksa, Irmandy menciptakan pakaian astronaut yang mampu mendeteksi parameter-parameter vital tubuh mereka.
![]() |
"Baju astronotnya itu bisa mendeteksi semua vital signs (parameter-parameter kesehatan) dari astrononaut-astronautnya itu dan bantu mereka adaptasi di luar angkasa," terangnya.
Menurutnya, tubuh manusia saat berada di luar angkasa akan mengalami syok karena ketiadaan gravitasi. Jantung yang biasanya membuat darah mampu mengalir hingga ke seluruh ujung tubuh, akan mengalami penurunan fungsi. Para astronaut juga rentan terkena osteoporosis.
"Makanya astronaut-astronaut itu biasanya kehilangan rasa kaki, pusing, kardiovaskular, jantungnya lemah. Makanya mereka juga harus olahraga tiap hari," pungkasnya.
Pakaian astronaut yang dia ciptakan ini mampu mendeteksi kondisi kesehatan dan mengirim data-datanya ke Bumi. Selain itu, inovasi tersebut memiliki fungsi melakukan pemijatan ke seluruh tubuh agar darah tetap mengalir dengan lancar.
"Bajunya itu mendeteksi blood pressure (tekanan darah) dan kalau misalnya sistemnya merasa tekanan darahnya kurang di sudut-sudut tertentu, bajunya itu akan memijat di sudut-sudut tertentu sampai darahnya mengalir normal lagi. Jadi, bantu mereka adaptasi di luar angkasa, especially (khususnya di sistem kardiovaskular," paparnya.
Irmandy menuturkan, pada akhirnya pakaian astronaut tersebut punya lebih banyak aplikasi. Salah satunya untuk meredakan rasa kesepian para penjelajah luar angkasa dengan fungsi telepresence.
"Bajunya itu bisa memijat-mijat, jadi pas ada mantan astronaut Amerika nyoba baju itu, dia bilang ini sebenarnya juga bisa untuk telepresence. Kita bisa berkomunikasi dengan keluarga lewat pelukan," ujarnya.
Soal apakah berbagai penemuannya ini bakal diproduksi massal, Irmandy menjawab mungkin akan memilih salah satu di antaranya dan memproduksinya. Namun, ini adalah rencananya pada waktu mendatang.
"Plan-ku (rencana) nanti di masa depan, mungkin akan memilih salah satu dulu dan akan memproduksinya, tapi sekarang fokus lulus S3 dulu," ucap pemuda asal Jakarta yang masuk Forbes 30 Under 30 itu.
(nah/lus)