Ilham Nugraha, penerima manfaat Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) ini memiliki kisah menarik yang patut disimak hingga sukses melanjutkan pendidikan S2 di Cornell University, Amerika Serikat. Mulai harus belajar mandiri hingga menghemat uang saku pun dilakoninya untuk meraih mimpinya itu.
Sebelumnya, kisah Ilham sempat ramai diperbincangkan warganet di media sosial. Pasalnya, salah seorang warganet secara tidak sengaja menjadi penumpang dari taksi online yang dikemudikan oleh ayah Ilham.
Kisah yang diceritakan oleh ayah Ilham ini ternyata mendorong warganet tersebut untuk membagikannya pada akun Twitter miliknya. Berikut bunyi cuitan dari akun @s****d*******,
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bapak Pengemudi @GrabID ini bercerita begitu bangga anaknya sedang berkuliah di Cornell University USA @Cornell dg beasiswa @LPDP_RI. Sang anak sedang mengumpulkan uang untuk nanti menerbangkan bapak ibunya ke USA (Amerika Serikat) ketika wisuda," cuitnya dan dilihat detikEdu pada, Rabu (19/1/2022).
Melalui Tweet yang viral hingga mendapat 5 ribu suka dari pengguna Twitter, kisah Ilham yang berhasil meraih S2 di Amerika Serikat pun turut menarik perhatian publik. Berikut kisah selengkapnya.
Terima Bantuan Biaya Pendidikan Sejak SD
Saat berkuliah S1 jurusan Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) di Institut Teknologi Bandung (ITB), Ilham sudah menjadi penerima manfaat beasiswa dari pemerintah yakni program Bidikmisi.
Namun, tidak hanya biaya kuliah, pria asal Gedebage, Bandung ini sebenarnya mengakui sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) ia sudah menikmati bantuan subsidi dari pemerintah.
"Betul, saya sejak SD sekolah dengan subsidi pemerintah. Kebanyakan gratis," kata Ilham melalui Instagram pribadinya.
Hal ini dilatarbelakangi dari kondisi ekonomi keluarganya, yang disebut Ilham, serba pas-pasan. Bahkan ayahnya, yang memang pernah pensiun dari pekerjaannya menjadi sopir dan pekerja di penginapan, harus kembali bekerja karena merasa ada kebutuhan yang harus dipenuhi.
"Sejak dulu, bapak saya memang sopir, dulu bekerja di penginapan sampai pensiun, namun karena masih kuat dan masih ada kebutuhan juga yang harus dipenuhi, akhirnya bapak bekerja lagi sebagai sopir taksi online," ungkap Ilham, seperti dilansir dari Instagram LPDP.
Hemat Uang Saku Beasiswa hingga 3 Tahun
Selama menempuh pendidikan di ITB, Ilham memang sudah memiliki cita-cita untuk menempuh pendidikan lanjutan tingkat tinggi di luar negeri. Sebab rencana yang dibuatnya dengan matang inilah, membuat Ilham mulai menyisihkan uang saku dari Bidikmisinya tersebut.
Kesadaran akan biaya pendaftaran kampus maupun sertifikat bahasa Inggris, membuat mahasiswa Kebijakan Publik ini turut menambah pemasukannya melalui hasil kerja sebagai asisten dosen di ITB.
"Setidaknya butuh waktu 3 tahun sampai uang yang sisihkan itu benar-benar terkumpul untuk tes IELTS dan biaya pendaftaran beberapa kampus yang saya tuju," ungkap dia.
Belajar Bahasa Inggris secara Otodidak
Untuk menunjang mimpinya berkuliah di negeri orang, tentu tidak hanya terbatas pada persoalan biaya. Ilham juga harus menyiapkan diri untuk belajar bahasa Inggris sebagai persyaratan tes kebahasaan atau tes IELTS.
Berdasarkan penuturan Ilham, ia lebih banyak belajar bahasa Inggris secara otodidak. Terutama melalui internet yang lebih banyak menawarkan materi secara cuma-cuma ketimbang harus mengeluarkan biaya kursus.
"Sumbernya dari mana aja, yang penting gratis, di internet ada banyak sekali, yah karena kalau kursus pasti biaya lagi," terang Ilham.
Adapun soal keinginan kuatnya untuk menempuh S2 di luar negeri, pria yang kini tergabung dalam Energy Transition Working Group Presidency G20 ini menyebut kondisi tempat tinggalnya lah yang memotivasi dirinya
Sejak kecil, Ilham sudah dihadapi dengan segala permasalahan realitas sosial. Dorongan untuk keluar dari sana menjadi dasar bagi Ilham dalam bermimpi meraih pendidikan di Amerika Serikat.
"Realitas sosial dengan segala permasalahannya seperti kemiskinan, pendidikan, hingga kebersihan dan kesehatan lingkungan yang ditemui sedari kecil di sekitar tempat tinggal, membuat penasaran dan memotivasi untuk mendapatkan jalan keluar," kata Ilham.
"Alih-alih menyalahkan keadaan, keterbatasan yang saya alami menyadarkan saya untuk punya usaha dan semangat juang yang lebih daripada orang lain," sambung dia.
Saat ini, Ilham bahkan tengah menyisihkan waktu untuk bekerja sebagai asisten riset di Cornell University. Hal ini dilakukannya guna mewujudkan mimpi memboyong keluarga ke Amerika Serikat untuk menghadiri kelulusannya nanti.
(rah/lus)