Melalui jalur SNMPTN 2021, Alfin Syadad diterima kuliah di Departemen Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada (UGM). Keterbatasan yang ia miliki tidak menyurutkan semangatnya dalam melanjutkan pendidikan hingga perguruan tinggi.
Alfin merupakan anak dari pasangan Afrinaldi dan Wirdawati yang berasal dari Jorong Tigo Suku, Nagari Paninjauan, Kota Padang Panjang, Sumatera Barat. Ayah Alfin, Afrinaldi, bekerja di salah satu bengkel las milik saudaranya di Bukittinggi dengan pendapatan yang terbilang pas-pasan untuk menghidupi keluarganya.
Mulanya, kedua orang tua Alfin sempat melarang putranya tersebut berkuliah di UGM karena masalah biaya. Namun saat ini, Alfin menjadi kandidat salah satu penerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah yang akan membebaskannya dari biaya kuliah selama 8 semester.
"Papa Mama mendukung anak-anaknya kuliah, tetapi harus cari beasiswa, kalau biaya sendiri tidak sanggup. Semoga nantinya bisa lolos mendapat beasiswa KIP, kalau tidak dapat ya cari kerja sambil kuliah," ujar Alfin, dikutip detikEdu dari situs resmi UGM, Kamis (24/6/2021).
Keluarga Alfin merupakan salah satu keluarga yang terdampak perekonomiannya karena pandemi COVID-19. Alfin mengaku bahwa sebelumnya, sang ayah memiliki usaha bengkel las sendiri di Bukittinggi.
Namun, semenjak pandemi COVID-19 melanda, usaha ayahnya menjadi sepi pelanggan. Hal inilah yang memutuskan Afrinaldi untuk menutup bengkel lasnya tersebut.
"Akhirnya tutup usaha dan sekarang ikut paman membantu usaha bengkel las juga dengan pendapatan yang tidak menentu," papar Alfin.
Tidak hanya sampai situ, keterbatasan yang dimiliki keluarga Alfin pun dirasakannya saat ia duduk di bangku kelas dua SMP. Alfin dan keluarga harus pindah dari sebuah kontrakan di Bukittinggi ke tempat tinggalnya yang sekarang.
Perekonomian keluarga ;ah yang memicu keluarganya dalam mengambil keputusan tersebut. Saat Alfin duduk di bangku SMA , ia juga seringkali tidak masuk sekolah. Bukan karena berniat membolos, namun Alfin mengaku saat itu ia tidak memiliki ongkos untuk sekadar naik ojek ke sekolahnya.
Perlu diketahui, untuk datang ke sekolahnya di SMAN 1 Padang Panjang, Alfin harus menggunakan jasa ojek setiap harinya.
Tidak dipungkiri bahwa Alfin juga pernah merasa lelah dengan kehidupannya yang serba ditemui keterbatasan ini. Ia sempat mengeluh pada dirinya sendiri dan merasa iri dengan teman-temannya.
"Ya kadang sempat ngeluh sama diri sendiri, melihat teman-teman bisa beli ini itu sementara aku tidak bisa. Kata mama ini cobaan hidup biar kamu lebih semangat di masa depan," cerita dia.
Berangkat dari nasihat ibunya tersebut, Alfin mulai meningkatkan prestasinya di sekolah. Bahkan, nilai rapornya sejak duduk di bangku SD selalu mendapatkan hasil yang bagus.
Prestasi Alfin
Berikut ini prestasi yang diraih Alfin selama sekolah di antaranya, Juara 2 Olimpiade Mekanika Nasional 2020 kategori Matematika, Juara 2 Lomba Padang Panjang Edu Week Mathematics Olimpiade se-Sumatera Barat, Riau, Jambi 2020, finalis dalam kompetisi Unlimited Math Tingkat Nasional 2019 dan finalis Kompetisi Sains Nasional 2020.
Sejak kecil, Alfin memang sudah bertekad untuk melanjutkan pendidikan hingga perguruan tinggi seperti kakak sulungnya, alumnus Universitas Riau, dan juga kakak ketiganya yang berhasil masuk di Politeknik Negeri Padang tahun 2020 dengan beasiswa KIP Kuliah.
Menurut Alfin, melalui kuliah, hal itu bisa membuka jalannya dalam meraih masa depan yang cerah. Ia juga berharap, nantinya dapat menyelesaikan kuliahnya di UGM dengan tepat waktu.
Alfin juga bermimpi untuk melanjutkan studinya ke jenjang S2 agar bisa menjadi seorang dosen. "Kalau ada peluang ingin lanjut kuliah lagi, pengen jadi dosen," tutupnya.
Simak Video "Mahfud Md Bicara Hukum di Indonesia: Bisa Diperjualbelikan!"
(pay/pay)