Beasiswa Rusia menjadi sarana Teguh Imanullah mewujudkan harapan belajar di luar negeri. Teguh kuliah S1 jurusan Nanomaterials, Belgorod State National Research University (BelSU), dengan biaya penuh dari pemerintah setempat.
Kepada detikEdu dalam Program Lipsus detikcom dengan PPID (PPI Dunia), Teguh menceritakan bagaimana dia belajar di negeri beruang merah. Teguh memilih pergi ke laboratorium usai kuliah. Di sana, ia mencicil riset untuk tugas akhir dan belajar ilmu pendukung.
Teguh juga belajar ilmu dan keahlian pendukung dari mahasiswa S2, S3, dan dosen, serta memperluas wawasan. Dia mengatakan, mahasiswa S1 BelSU, Rusia, juga didorong membuat paten dan jurnal internasional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Belajar di praktikum ini membantu banget di tahun terakhir, karena project-nya besar sekali kalau dibuat di akhir perkuliahan aja," kata Teguh.
Teguh mengatakan, kampusnya membuka kesempatan magang di laboratorium setiap tahun. Makalah dan riset kecil yang dibuatnya menjadi bahan dasar penelitian di tahun akhir. Hasil riset bisa digunakan industri pesawat
"Penelitian akhirnya soal efek difussion welding terhadap struktur dan sifat mekanik dan sambungan difusi untuk titanium dengan struktur heksagonal. Untuk industri pesawat, gimana caranya gantikan nikel dengan material ringan dan welding yang baik," kata Teguh.
Mahasiswa jangan sungkan mencari ilmu lebih di kampus. Teguh bercerita, mahasiswa bisa mengajukan diri ke profesor untuk terlibat dalam penelitian kampus. Nantinya nama mereka tercantum dalam paper riset.
Keuntungan lain sebagai asisten peneliti adalah pemasukan mahasiswa. Menurut Teguh rate gajinya adalah Rp5-6 juta per bulan. Pemasukan tersebut bisa menambah penghasilan kerja paruh waktu di tempat lain.
Teguh saat ini mendapat bantuan yang mencakup beasiswa per bulan dan tuition fee. Pelajar berprestasi dengan nilai akademik tinggi, mengikuti konferensi, dan memiliki portofolio lainnya bisa mengajukan diri ke kampus untuk mendapat bonus beasiswa.
(row/row)