Seorang mahasiswa S2 jurusan Mechanical Engineering di Kunsan National University, Korea Selatan, Rayhan, membagikan kisahnya dalam mendapatkan beasiswa yang ia terima dari kampus lamanya di Surabaya
Pada mulanya, Rayhan adalah seorang mahasiswa S1 Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) dari jurusan Teknik Permesinan Kapal. Kemudian, ia mendapatkan tawaran beasiswa double degree (gelar ganda) dari kampusnya tersebut, yaitu beasiswa National Research Foundations di Korea Selatan.
Meski ia sempat terlambat dalam menerima informasi beasiswa tersebut, lelaki yang bernama lengkap Rayhan Hanif Usamah ini tetap memantapkan diri untuk mempelajari bahasa Korea dari awal, tanpa dasar pengetahuan sebelumnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ditambah lagi, ia harus mengejar ketertinggalan dari teman-temannya yang sudah setahun lebih dulu dalam mempersiapkan kemampuan bahasa Koreanya.
"Waktu seleksi kemarin, saya tahu (informasinya) telat tidak seperti teman-teman yang tahu (informasinya) setahun sebelum (atau) dua tahun sebelum. (Sementara), saya baru tahu (informasi beasiswanya) 6 bulan sebelumnya, jadi saya harus dipaksa buat bisa dapat TOPIK (Tes kemampuan bahasa Korea untuk umum) minimal level 2," tutur Rayhan dalam Program Lipsus detikcom dengan PPID (PPI Dunia), Minggu (16/5/2021).
Untuk seleksi penerimaan beasiswa ini sendiri, Rayhan menjelaskan persyaratan yang berlaku, seperti nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang harus di atas 3,2 disertai dengan kelengkapan sertifikat hasil Tes TOPIK minimal mencapai level 2.
Sebagai informasi, tes kemampuan bahasa Korea atau TOPIK memiliki rentang level mulai dari 1 hingga level 6. Bergantung pada tingkat kesulitannya masing-masing.
"Saya coba nih ya sudah deh, nothing to lose pokoknya. Mau belajar saja tidak ada ekspektasi tinggi, yang penting coba dulu," imbuhnya lagi.
Untuk mempersiapkan Tes TOPIK dalam waktu yang singkat, yakni selama 4-5 bulan, Rayhan mengaku tidak mengikuti program bimbingan belajar khusus atau semacamnya. Ia hanya mengandalkan informasi yang ia cari sendiri di situs-situs pembelajaran bahasa Korea daring.
"Akhirnya saya menemukan situs bagus dan juga gratis. Dan itu saya gunakan sebagai literatur utama saya. Jadi saya pake belajarlah sekitar 4-5 bulan efektifnya," jelas mahasiswa S2 ini yang baru saja menyelesaikan sidang tesisnya.
Selama seleksi, sebenarnya Rayhan diminta untuk memilih tujuan negara yang diminati, antara Perancis, Korea Selatan, atau Taiwan. Namun, ia menetapkan pilihannya pada Korea Selatan karena kecanggihan teknologi yang dimiliki negara ginseng tersebut.
Selain itu, pilihannya juga guna mendukung program studi yang dipilihnya, S2 Dept of Mechanical Engineering (Major: Mechanical Engineering)
"Karena saat itu teknologi (Korea Selatan) lagi maju-majunya, dari segi IT dan juga dari segi mechanical-nya. Jadi saya pilih Korea Selatan," beber Rayhan.
Selain memang minat Rayhan yang condong pada teknik mesin, ia juga mengungkapkan alasan lain memilih Korea Selatan, yakni karena tertarik pada perusahaan Korea yang berkaitan dengan kendaraan.
Tips Melanjutkan Kuliah di Korea Selatan. Klik selanjutnya>>>
Simak Video "Video Korsel Gelar Pilpres, Tempat Pemungutan Suara Diserbu Warga"
[Gambas:Video 20detik]