Yuk Kenalan dengan Laksana Tri Handoko, Ahli Fisika yang Jadi Kepala BRIN

ADVERTISEMENT

Yuk Kenalan dengan Laksana Tri Handoko, Ahli Fisika yang Jadi Kepala BRIN

Trisna Wulandari - detikEdu
Rabu, 28 Apr 2021 19:30 WIB
Kepala LIPI Laksana Tri Handoko
Kepala LIPI Laksana Tri Handoko yang ditunjuk jadi Kepala BRIN (Foto: Fuad Hasim)
Jakarta -

Ahli fisika Laksana Tri Handoko resmi dilantik sebagai Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu (28/4).

Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) ini menggantikan Bambang Brodjonegoro yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi Indonesia/Kepala BRIN.

Fisikawan teori dengan fokus penelitian teori fisika partikel ini menempuh studi S1 dan lulus sebagai sarjana jurusan fisika di Universitas Kumamoto, Jepang tahun 1993. Ia kemudian melanjutkan pendidikan S2 di bidang fisika teori di Universitas Hiroshima, Jepang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di Universitas Hiroshima, Handoko sempat menjadi asisten jurusan Fisika Universitas Hiroshima pada 1996-1997. Di sana, Handoko juga menempuh program S3 dan lulus sebagai doktor bidang teori fisika partikel atau fisika energi tinggi.

Pria kelahiran Malang, 7 Mei 1968 ini kemudian bergabung dengan Pusat Penelitian Fisika pada 1987. Handoko lalu menjadi salah satu penggagas Grup Fisikawan Teoritik Indonesia. Beberapa tahun kemudian, Handoko diangkat menjadi Kepala Grup Fisikawan Teoritik dan Komputasi Pusat Penelitian Fisika.

ADVERTISEMENT

Mewakili ilmuwan kelompok ilmu dasar fisika, Handoko meraih penghargaan Habibie Awards dari The Habibie Center (THC) pada November 2004.

Laksana Tri Handoko ditunjuk menjadi Kepala Pusat Penelitian Informatika LIPI pada tahun 2012, lalu diangkat menjadi Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik (IPT) LIPI pada 2014.

Pada 2018, Handoko ditunjuk Menristek Mohamad Nasir sebagai Kepala LIPI. Saat itu, ia menjalankan program reorganisasi untuk optimalisasi SDM dan infrastruktur LIPI.

Handoko pun mendapat mosi tidak percaya dari sejumlah profesor riset dan peneliti LIPI karena program tersebut.

Kepemimpinan Handoko dianggap telah merusak sistem dan tata kelola internal LIPI, merosotnya pelayanan publik LIPI, sampai kepada hancurnya reputasi LIPI sebagai pemegang otoritas keilmuan.

"Berupaya menghilangkan beban administratif, sehingga peneliti fokus saja ke penelitian," tutur Handoko menanggapi hal tersebut seperti dikutip dari "Wawancara Eksklusif Kepala LIPI, Kontroversi Reorganisasi" (7/2/2019), diakses Rabu (28/4).

Kendati demikian, ada redistribusi untuk PNS, khususnya yang menangani bidang administrasi. Sementara pegawai peneliti dapat pindah dengan preferensi personal.

Handoko menuturkan, perekrutan diaspora juga berjalan di LIPI, kendati belum memadai. "Kita pengen setiap tahun masuk 100 (orang peneliti). Patokannya bukan uang. Kalau SDM bagus, bisa cari uang," katanya.

Menurut Handoko, keran kerjasama LIPI sudah dibuka agar peneliti dan pihak eksternal bisa berkolaborasi mengatasi sumber daya manusia, infrastruktur, dan anggaran rendah.

"Orang berkumpul, otomatis ada kolaborasi secara alami yang selama ini sulit terjadi. Ini diberikan gratis, running cost dan maintenance cost-nya. Dengan demikian, peneliti bisa memiliki kapasitas dan berkompetisi dengan negara luar," tuturnya.

Bagaimana detikers, ada yang mau ikut jejak Laksana Tri Handoko jadi peneliti dan ahli fisika?




(pal/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads