Slogan buku adalah jendela ilmu pengetahuan mungkin dipegang teguh oleh pustakawati asal Nusa Tenggara Timur (NTT) bernama Heronima Lende. Bagaimana tidak, di tengah pandemi COVID-19 ia berjuang mengantarkan buku bacaan ke anak-anak.
Hal itu mulai ia lakukan kala pandemi COVID-19 merebak. Wanita yang akrab disapa Hero ini mulai mengunjungi rumah anak murid-muridnya di Kecamatan Tana Righu, Kabupaten Sumba Barat yang berjarak lebih dari 15 kilometer dari rumahnya.
![]() |
Sehari-hari, Hero merupakan seorang pustakawati di SD Katolik Kalelapa, Desa Wano Kaza, Kecamatan Tana Righu, Kabupaten Sumba Barat, NTT. Baginya, jarak bukan lah halangan untuk menumbuhkan semangat anak-anak dalam membaca.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya nggak bisa pergi setiap hari, paling seminggu 1-2 kali. Saya tinggal beda kecamatan, saya di Loli dan sekolah di Tana Righu, itu sekitar 15 kilometer," ungkap dia saat dihubungi detikEdu.
![]() |
Lebih lanjut, wanita lulusan SMA Waikabubak ini mengatakan dalam sekali berkunjung dapat membawa lebih dari 20 buku dengan berat mencapai 1,5 kilogram. Untuk mencapai rumah anak didiknya, ia menggunakan sepeda motor dengan waktu tempuh mencapai 1 jam
"Saya bawa lebih dari 20 (buku) berat itu kadang saya pilih yang tipis-tipis, ada yang 1 kilogram, ada 1,5 kilogram. (Transportasi) pakai motor, kadang lambat 1 jam, kalau cepat 30 menit tapi kan selalu pelan, karena jalannya rusak macam berlubang, aspal tapi sudah kurang," sambung dia.
Terjalnya perjalanan pun terbayarkan setelah melihat anak-anak yang telah menanti kehadiran Hero. Bagi Hero, melihat anak-anak ceria dan membaca buku adalah kebahagiaan tersendiri.
![]() |
Bahkan, kata wanita kelahiran 31 Desember tahun 1985 ini, ada perasaan bangga saat melihat anak didiknya menjadi pandai membaca. Sebab, ia ikut turut membantu anak-anak memahami isi bacaan dalam buku.
"Saya terbiasa senang dengan anak-anak dan saya juga punya anak kan, senang membaca jadi senang, bangga. Pernah ada awalnya mereka kalau kelas rendah, kelas 1 atau 2 SD kalau mereka lihat gambar. Setelah itu, Ibu Kepsek buat buku saku yang ada abjadnya, kaya, huruf dan kami bimbing kasih gambar dan tulisan, sambil dia pinjam buku dan latihan jadi bisa pelan-pelan bisa membaca," kisah dia.
Perpustakaan di SD Katolik Kalelapa sendiri baru saja direnovasi pada 2019 kemarin oleh Taman Bacaan Pelangi bekerja sama dengan Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI). Setelah direnovasi, kata Hero, kondisi perpustakaan berukuran 6 x 8 meter ini jauh lebih nyaman.
Bahkan, terdapat meja, bantal, hingga karpet sehingga anak-anak bisa leluasa membaca di dalam perpustakaan. Sedikitnya ada 1.000 judul buku cerita pada perpustakaan tersebut.
"Ada 1.000 lebih buku, ada rak buku, meja, ada bantal dan ada karpet. Anak-anak sambil tidur membaca dan terserah kemauan anak. Semua anak boleh baca di situ, alumni juga yang penting mereka tidak boleh pinjam, selain siswa yang bersekolah di situ boleh pinjam," ungkapnya.
![]() |
![]() |
Sebelum pandemi, kenang Hero, perpustakaan tersebut bebas dikunjungi kapan pun. Bahkan, ada empat kegiatan membaca yang dilakukan di sana, yakni membaca lantang, membaca bersama, membaca berpasangan, hingga membaca mandiri.
Di perpustakaan ini, Hero menamakan harapan agar anak-anak terus semangat membaca buku. Ia mengaku ada perasaan berbeda di hati saat bisa melihat anak-anak berkumpul dan membaca buku yang tersedia.
"Memang ada rasa bagaimana, pas saya ke kampung-kampung anak-anak senang dan gembira meminjam buku, yang lain membaca saat itu. Senang juga namanya lihat anak membaca, meminjam," tutup Hero.
![]() |
(pay/pal)