×
Ad

Deretan Risiko Punya Smartphone sejak Usia 12 Menurut Studi, Termasuk Depresi!

Callan Rahmadyvi Triyunanto - detikEdu
Selasa, 23 Des 2025 20:00 WIB
Ilustrasi anak main smartphone. Foto: Getty Images/iStockphoto/Hakase_
Jakarta -

Sebuah studi terbaru mengungkap bagaimana penggunaan smartphone dapat memengaruhi kesehatan anak, khususnya yang baru menginjak usia praremaja. Peneliti di Amerika Serikat menemukan, memiliki ponsel pada usia 12 tahun dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan pada anak.

Studi tersebut menunjukkan anak-anak yang sudah memiliki ponsel cenderung lebih rentan mengalami depresi, obesitas, serta kekurangan waktu tidur dibandingkan mereka yang belum memiliki perangkat tersebut.

Para peneliti mencatat iPhone baru diluncurkan kurang dari 20 tahun lalu, sehingga banyak anak yang kini memasuki usia remaja tumbuh dalam lingkungan di mana ponsel sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Studi ini dilakukan untuk memahami dan memilah dampak dari kondisi tersebut.

"Temuan kami menunjukkan smartphone perlu dipandang sebagai faktor penting dalam kesehatan remaja. Karena itu, keputusan untuk memberikan ponsel kepada anak harus dilakukan dengan hati-hati, sambil mempertimbangkan dampaknya terhadap kehidupan dan kesehatan mereka," ujar Ran Barzilay, psikiater anak dan remaja dari Children's Hospital of Philadelphia, dikutip dari Science Alert.

Data dari 10.588 remaja yang dikumpulkan dalam studi tentang perkembangan otak ini memberikan gambaran tentang kondisi kesehatan peserta anak saat berusia 12 tahun. Temuan ini juga memberikan petunjuk mengenai perbedaan yang dapat muncul dalam setahun berikutnya, terkait apakah mereka diberikan ponsel atau tetap tidak memilikinya.

Para peneliti juga mempertimbangkan variabel lain, termasuk faktor demografi dan status sosial ekonomi.

Hasilnya menunjukkan pada usia 12 tahun, hampir 6,5 persen anak yang memiliki ponsel telah didiagnosis mengalami depresi. Sedangkan angkanya sekitar 4,5 persen pada anak tanpa ponsel.

Meski selisihnya terlihat kecil, perbedaan tersebut dinilai signifikan secara statistik dan menunjukkan adanya pola yang perlu diperhatikan.

Data juga menunjukkan perbedaan signifikan pada risiko obesitas dan pola tidur. Sekitar 18 persen anak usia 12 tahun yang memiliki ponsel mengalami obesitas, dibandingkan 12 persen pada anak yang tidak memiliki ponsel.

Selain itu, 47 persen anak dengan ponsel melaporkan kurang tidur gitu kurang dari sembilan jam per malam. Sementara, hanya 31 persen dari anak yang tidak memiliki ponsel mengalami hal yang sama.

Anak-anak yang memiliki ponsel pada usia 13 tahun dilaporkan lebih sering mengalami masalah kesehatan mental, termasuk depresi serta kekurangan tidur dibandingkan teman sebaya yang tidak memiliki ponsel. Namun, data menunjukkan risiko obesitas tidak mengalami perubahan signifikan dalam periode satu tahun tersebut.

Manfaat dan Pertimbangan Penggunaan Smartphone

Para peneliti mengakui ponsel dapat membawa manfaat bagi anak-anak, sebagaimana ditunjukkan oleh penelitian sebelumnya. Meski demikian, mereka menekankan pentingnya langkah-langkah untuk memastikan anak-anak menggunakan perangkat ini dengan bijak dan bertanggung jawab.

"Bagi banyak remaja, smartphone dapat berperan positif dengan memperkuat hubungan sosial, mendukung proses belajar, serta memberikan akses ke informasi dan sumber daya yang mendorong perkembangan pribadi," ujar Barzilay.

"Ada beberapa keluarga mungkin memandang smartphone sebagai kebutuhan penting untuk keamanan atau komunikasi," tambah Barzilay.

Data penelitian ini juga memiliki beberapa nuansa penting. Misalnya, depresi diukur sebagai setiap periode depresi yang pernah dialami anak hingga saat ini, sehingga dalam beberapa kasus kondisi tersebut mungkin terjadi sebelum mereka memiliki ponsel.

Selain itu, dalam studi observasional, tidak mungkin menarik kesimpulan sebab-akibat secara pasti. Kekuatan keterkaitan yang ditemukan antara kepemilikan ponsel dan kesehatan remaja, ditambah perubahan yang tercatat antara usia 12 dan 13 tahun di mana beberapa anak mulai memiliki ponsel sementara yang lain tidak, menjadi indikasi penting yang layak diteliti lebih lanjut.

Temuan ini sejalan dengan penelitian pada orang dewasa mengenai penggunaan smartphone. Perangkat ini diketahui dapat meningkatkan tingkat stres, membuat pengguna lebih mudah terdistraksi dan cepat lelah, serta memengaruhi cara otak memproses informasi.

Strategi Perlindungan Anak

Dalam penelitian selanjutnya, para peneliti berencana mengeksplorasi lebih jauh bagaimana durasi penggunaan layar dan jenis aplikasi yang digunakan mempengaruhi hasil kesehatan remaja. Mereka juga ingin melihat apakah temuan ini bertahan dalam jangka panjang selama masa remaja, serta meneliti langkah-langkah atau strategi yang dapat diterapkan untuk mengurangi dampak negatif penggunaan smartphone.

"Penting bagi anak-anak dan remaja untuk memiliki waktu jauh dari ponsel agar bisa melakukan aktivitas fisik, yang dapat melindungi mereka dari obesitas sekaligus meningkatkan kesehatan mental seiring waktu," ujar Barzilay.

Penelitian ini diunggah dalam jurnal Pediatrics dengan judul "Smartphone Ownership, Age of Smartphone Acquisition, and Health Outcomes in Early Adolescence" dan ditulis oleh Ran Barzilay dkk.

Penulis adalah peserta program Magang Hub Kemnaker di detikcom.



Simak Video "Video Heboh Wanita Histeris di Trotoar Margonda, Polisi Evakuasi ke Dinsos"

(nah/nah)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork