Fenomena curhat ke chatbot Artificial Intelligence (AI) pada kalangan anak muda semakin digandrungi. AI dianggap mampu memberikan rasa aman bagi mereka untuk berkeluh kesah.
Guru Besar Fakultas Teknik UGM, ProfRidiFerdiana, berpendapat, tidak ada yang salah menjadikan AI sebagai teman lawan bicara ataucurhat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak ada yang salah dari penggunaan AI sebagai teman bicara," jelasnya dalam laman UGM, dikutip Jumat (5/12/2025).
Menurut Ridi, chatbot AI adalah satu bentuk personal untuk membantu manusia berinteraksi dalam kondisi yang ideal. Akan tetapi, masih ada hal-hal yang perlu diperhatikan.
Tidak Salah Curhat ke AI, Tapi...
Dosen Departemen Teknik Elektro itu mengingatkan jika respons chatbot AI bukan merupakan bentuk kepedulian, tetapi mekanisme menebak kata selanjutnya. Ridi menjelaskan, AI bekerja dengan prinsip mesin pembelajaran, belajar dari data berkualitas yang telah diproses sebelumnya atau pre-processing.
"Intinya yang mau dikatakan maka akan muncul kata yang diinginkan. AI itu berprinsip garbage in, garbage out. Kalau masuknya jelek, keluarnya jelek," jelasnya.
AI Dikembangkan Untuk Memiliki Perasaan dan Empati
Ridi melihat jika AI sedang dikembangkan untuk memiliki perasaan dan empati. AI berkembang menuju agentic AI dimana sistem yang tidak hanya merespons tetapi juga melakukan aksi tertentu.
Meski bermanfaat, Ridi menekankan pentingnya governance dan kebijakan penggunaan AI.
"AI itu seperti obat. Kalau digunakan berlebihan, bisa menimbulkan 'keracunan'," ujarnya.
Menurutnya AI harus dirancang aman sejak awal atau by design, Prinsip Responsible AI, Ethical AI, dan Transparency AI. Hal ini penting untuk memastikan AI tidak menimbulkan dampak negatif, termasuk risiko halusinasi atau kesalahan fakta dan pengaruh yang tidak disadari pengguna.
Minta Masyarakat Gunakan AI Secukupnya
Ridi mengingatkan masyarakat untuk menggunakan AI secukupnya. Jika digunakan untuk ruang curhat, jangan sampai tindakan ini menimbulkan ketergantungan.
"Gunakan AI secukupnya. Sama seperti fitur screen time di smartphone, kita perlu membatasi diri ketika menggunakan AI sebagai ruang curhat. Jangan sampai bergantung sepenuhnya dan kehilangan kendali atas diri kita sendiri," pesannya.
(nir/faz)











































