×
Ad

Dampak Kurang Tidur pada Otak, Dialami Sopir Mobil MBG yang Tabrak Siswa

Novia Aisyah, tim detiknews - detikEdu
Minggu, 14 Des 2025 11:00 WIB
Sopir MBG yang tabrak siswa dan guru SDN Kalibaru 01 Pagi, Cilincing terungkap kurang tidur malam sebelumnya. Kata riset, ini dampak-dampak kurang tidur. Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Telah terungkap penyebab sopir mobil pengantar Makan Bergizi Gratis (MBG) menabrak pagar sekolah, siswa, dan guru di lapangan SDN Kalibaru 01 Pagi, Cilincing, Jakarta Utara.

Polisi mengatakan, saat itu tersangka Al panik setelah salah injak pedal gas, alih-alih menginjak rem.

"Harusnya dia menginjak rem pada saat dia mau berhenti itu, tapi dia salah, (malah) menginjak (pedal) gas," jelas Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara Kompol Ongkoseno Grandiarso Sukahar di Mapolres Metro Jakarta Utara, Jumat (12/12/2025), dikutip dari detiknews.

AI mengaku, ia berusaha langsung menghindari kerumunan di jalan. Ia pun spontan mengarahkan mobil ke dalam sekolah.

"Karena pertimbangannya dia merasa di depan itu banyak orang. Berusaha seminim mungkin dia ke kiri supaya dia menghindari kerumunan itu," ujarnya.

Sopir MBG Kurang Tidur

Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Erick Frendriz mengungkap fakta bahwa Al kurang beristirahat. Al baru tidur pada pukul 04.00 WIB dan langsung membawa mobil MBG itu pada pukul 05.30 WIB.

"Ada satu motif yang mungkin bisa menjadi alasan mengapa terjadi hal tersebut, yaitu, kami sampaikan bahwa tersangka, jadi sebelum kejadian, tidur baru sekitar jam 4 pagi," jelas Erick dalam kesempatan yang sama.

"Kemudian, jam 05.30 WIB tersangka sudah berangkat ke SPPG untuk mengendarai mobil mitra SPPG tersebut, sehingga waktu istirahatnya kurang. Itulah mungkin yang menjadi bahan bagi kita, bahwa pada saat terjadinya kejadian tersebut, tersangka dalam kondisi yang tidak layak untuk mengendarai kendaraan," lanjutnya.

Dua Jenis Kurang Tidur

Berdasarkan artikel ilmiah bertajuk "The consequences of sleep deprivation on cognitive performance" oleh Mohammad A Khan dan Hamdan Al-Jahdali dalam jurnal Neurosciences (Riyadh), kurang tidur dapat dibagi menjadi kurang tidur parsial dan kurang tidur total.

Kurang tidur parsial mengacu pada satu malam dengan tidur yang berkurang atau terganggu. Sementara, kurang tidur total mengacu pada tidak tidur setidaknya selama satu malam dalam siklus tidur/bangun normal.

Berbagai penelitian menunjukkan kurangnya tidur yang konsisten dari waktu ke waktu, justru lebih berbahaya dibandingkan dengan satu malam kurang tidur total.

Saat tidur, seseorang mengalami 3 fase tidur NREM (non-rapid eye movement) dan satu fase tidur REM (rapid eye movement). Kurang tidur REM memiliki efek yang signifikan pada stimulasi neuron, yang sangat penting untuk menilai potensi bahaya serta memproses reaksi terhadap pemicu ancaman.

Kurang tidur NREM mengurangi pelepasan neurotransmitter tertentu secara normal. Kondisi ini dapat memengaruhi kemampuan reseptor untuk menyegarkan dan memulihkan sensitivitas. Tanpa keduanya, otak seseorang akan mengalami penurunan kognisi, termasuk kemampuan untuk berpikir.

Bahaya Kurang Tidur Terhadap Pikiran

Kurang tidur menimbulkan berbagai efek pada fungsi kognitif. Berdasarkan artikel berjudul " Neurocognitive Consequences of Sleep Deprivation" oleh Jeffrey S Durmer dan David F Dinges dalam laman Perelman School of Medicine at the University of Pennsylvania, beberapa dampak kurang tidur terhadap fungsi kognitif seperti:

  • Microsleep tak disengaja
  • Kegiatan yang membutuhkan perhatian intensif menjadi tidak stabil, ditandai dengan peningkatan kelalaian, seiring peningkatan pekerjaan itu sendiri
  • Waktu respons seseorang melambat
  • Performa mengingat jangka pendek dan memori kerja menurun
  • Kinerja yang membutuhkan pemikiran divergen memburuk
  • Tugas mungkin dimulai dengan baik, tetapi kinerja memburuk seiring bertambahnya durasi tugas
  • Terjadi peningkatan pengabaian aktivitas yang dianggap tidak penting, atau hilangnya kesadaran situasional.

Dalam studi lainnya bertajuk "The impact of sleep deprivation on cognitive function in healthy adults: insights from auditory P300 and reaction time analysis" yang diterbitkan dalam jurnal Frontiers Neuroscience Volume 19 - 2025, disebutkan kurang tidur dapat mengurangi fokus, kewaspadaan, dan kemampuan bereaksi.

Bagaimana dengan yang Bekerja Shift Malam?

Penelitian Zhongkai Ren dkk tersebut menunjukkan pekerja yang sering shift malam dalam jangka panjang telah mengembangkan toleransi lebih tinggi terhadap kurang tidur. Setelah shift malam, mereka mungkin mengalami periode singkat peningkatan gairah mental Kondisi ini ditunjukkan dengan peningkatan kewaspadaan, perhatian, kemampuan reaksi, dan penilaian.

Tubuh pekerja shift malam diperkirakan telah mengembangkan mekanisme perlindungan diri sebagai respons terhadap kerusakan sel saraf yang berkepanjangan. Shift malam yang sering dan dalam jangka panjang juga dapat mengubah ritme sirkadian, stabilitas metabolisme otak, atau bahkan ekspresi gen.



Simak Video "Video: Mitos atau Fakta: Kurang Tidur Bisa Memicu Asam Lambung Naik"

(nah/twu)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork