Peneliti Beri Gagasan Baru: Usia 32 Masih Bisa Disebut Remaja, Ini Sebabnya

ADVERTISEMENT

Peneliti Beri Gagasan Baru: Usia 32 Masih Bisa Disebut Remaja, Ini Sebabnya

Novia Aisyah - detikEdu
Minggu, 14 Des 2025 19:00 WIB
Peneliti Beri Gagasan Baru: Usia 32 Masih Bisa Disebut Remaja, Ini Sebabnya
Penelitian dari Universitas Cambridge ini punya gagasan baru soal pertumbuhan manusia. Orang usia 32 tahun masih bisa disebut remaja. Foto: Shutterstock
Jakarta -

Sejumlah ilmuwan memiliki gagasan baru terkait usia dan perkembangan otak. Dalam studi mereka, usia remaja masih bisa berlanjut sampai usia 32. Setelah usia 32, seseorang baru bisa dikatakan beranjak dewasa.

Studi tersebut berasal dari para peneliti di Universitas Cambridge. Penelitian ini bertajuk "Topological turning points across the human lifespan", ditulis oleh Alexa Mousley dkk dan diterbitkan pada jurnal Nature Communications pada 25 November 2025 lalu.

Para peneliti menilai, masa remaja dapat berlanjut hingga usia 32 tahun karena manusia mengalami empat titik balik utama dalam perkembangan otak. Titik balik ini terjadi usia sekitar usia 9, 32, 66, dan 83 tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Riset ini meneliti hampir 4.000 pemindaian otak peserta yang berusia hingga 90 tahun.

ADVERTISEMENT

Kepribadian dan Kecerdasan Baru Stabil pada Usia 32 Tahun

Para peneliti memetakan perkembangan otak menggunakan data tersebut. Hasilnya, mereka menemukan manusia melewati lima fase otak. Dalam fase-fase tersebut terdapat empat titik balik kehidupan yang signifikan saat mereka tumbuh, matang, dan menurun.

Hal penting yang diungkap melalui riset ini adalah baru pada usia 32 tahun kepribadian dan kecerdasan manusia mencapai titik stabil setelah perubahan di awal masa remaja.

Lima Fase Perkembangan Manusia dalam Studi Terbaru

Menurut penelitian ini, perkembangan dan penuaan otak mengalami lima fase yaitu:

  • Masa kanak-kanak: Dari lahir hingga usia 9 tahun
  • Masa remaja: Dari usia sembilan hingga 32 tahun
  • Masa dewasa: Dari usia 32 hingga 66 tahun
  • Masa tua awal: Dari usia 66 hingga 83 tahun
  • Masa tua akhir: Dari usia 83 tahun ke atas

Kapan Otak Beralih dari Satu Fase ke Fase Berikutnya?

Saat otak beradaptasi dengan lingkungan dan situasi baru, para peneliti menemukan empat usia yakni 9, 32, 66, dan 83 adalah yang paling penting dalam perkembangan otak.

Pergeseran fase ditandai dengan perkembangan seperti pubertas, stabilisasi kepribadian, reorganisasi, dan penurunan fungsi. Secara detail, berikut ini penjelasannya:

1. Masa Kanak-kanak: Dari Lahir hingga Usia 9 Tahun

Selama periode ini, materi abu-abu dan putih otak tumbuh dengan pesat. Dikutip dari Aljazeera, menurut informasi dari Johns Hopkins Medicine, ketika materi abu-abu memproses dan menafsirkan informasi, materi putih mengirimkan informasi tersebut ke bagian lain dari sistem saraf.

Menurut para penulis studi baru ini, beberapa tahun pertama kehidupan juga ditandai dengan konsolidasi dan eliminasi kompetitif sinapsis, yakni persimpangan tempat neuron (sel saraf) bertemu dan berkomunikasi satu sama lain.

"Usia ini juga bertepatan dengan dimulainya pubertas, yang dimulai antara usia delapan dan 13 tahun untuk perempuan dan sembilan dan 14 tahun untuk laki-laki, menandai dimulainya perubahan signifikan dalam ekspresi hormon dan perubahan neurologis yang kuat," ujar para peneliti.

Riset ini juga menemukan, peralihan ke masa remaja merupakan fase peningkatan risiko gangguan kesehatan mental, kognitif, dan perilaku karena adanya perubahan hormon dan pergeseran neurobiologis.

2. Masa Remaja: 9 hingga 32 Tahun

Sebelumnya, gagasan yang diterima adalah masa remaja dimulai dengan pubertas dan berakhir sebelum usia 20 tahun.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, masa remaja berkisar antara 10 hingga 19 tahun. Pada 2018, sebuah laporan di jurnal medis The Lancet menemukan masa remaja berakhir pada usia 20-an.

Namun, penelitian ini menemukan, meskipun masa remaja tentu dimulai dengan pubertas, titik akhirnya kurang jelas.

"Transisi ke masa dewasa dipengaruhi oleh faktor budaya, sejarah, dan sosial, sehingga bergantung pada konteks dan bukan sekadar perubahan biologis semata," demikian temuan para peneliti.

"Temuan kami menunjukkan di negara-negara Barat (yaitu, Inggris Raya dan Amerika Serikat), perkembangan topologi remaja berlanjut hingga sekitar usia 32 tahun, sebelum jaringan otak memulai lintasan perkembangan topologi baru," tambah mereka.

Penelitian ini menemukan, pada usia 32 tahun, di negara-negara Barat, otak mengalami perubahan arah yang paling signifikan dan pergeseran lintasan yang besar dibandingkan dengan titik balik kehidupan lainnya. Pada saat itulah keutuhan dan volume materi putih di otak meningkat pesat.

Para penulis tidak memberikan alasan mengapa hal ini terjadi di negara-negara Barat, dan tidak menjelaskan bagaimana masa remaja berlanjut pada orang-orang di wilayah lain di dunia.

3. Masa Dewasa: 32 hingga 66 tahun

Riset ini menemukan, meskipun perkembangan otak meningkat pesat selama dua fase pertama kehidupan, tidak ada titik balik utama hingga usia 60-an meski fase ini yang terpanjang. Penyebabnya yakni karena otak berkembang lebih lambat.

"Periode stabilitas jaringan ini juga sesuai dengan titik stabil dalam kecerdasan dan kepribadian," demikian temuan studi tersebut.

4. Masa Tua Awal: 66 hingga 83 tahun

Meskipun otak tidak menunjukkan tanda-tanda penurunan yang tiba-tiba selama fase ini, pergeseran pola koneksi di otak memang terjadi karena penurunan integritas materi putih. Otak pada fase ini bekerja lebih independen di wilayah-wilayah terpisah, kurang terkoordinasi sebagai satu kesatuan.

Awal usia 60-an menandai pergeseran penting dalam kesehatan dan kognisi. Pada usia ini, muncul demensia dan tekanan darah tinggi pada banyak orang. Keduanya dapat mempercepat penuaan otak.

5. Penuaan Lanjut: 83 Tahun ke Atas

Meskipun data tentang perkembangan otak pada fase ini lebih sedikit daripada fase lainnya karena ukuran sampel yang kecil, para penulis menilai temuan penelitiannya berkorelasi dengan tren penurunan konektivitas otak.

"Oleh karena itu, ini dapat mencerminkan hubungan yang benar-benar melemah antara usia dan topologi struktural otak di usia lanjut," tambah mereka.

Penemuan tentang periode remaja adalah yang paling signifikan dari hasil riset ini.

Profesor neuroinformatika di Universitas Cambridge di Inggris, Duncan Astle, yang juga salah satu penulis studi tersebut, mengatakan riset baru ini membantu kita lebih memahami kerentanan otak.

"Jika melihat ke belakang, banyak dari kita merasa hidup kita ditandai oleh berbagai fase. Ternyata otak juga mengalami era-era ini," katanya pada surat kabar The Independent.




(nah/twu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads