×
Ad

Otak Mengalami 5 Periode Perubahan Drastis, Terjadi pada Usia Berapa?

Siti Nur Salsabilah Silambona - detikEdu
Sabtu, 06 Des 2025 07:00 WIB
Foto: Shutterstock/Ilustrasi pemindaian otak
Jakarta -

Banyak studi menyebut perkembangan otak paling pesat terjadi pada usia 2-3 tahun. Namun, ternyata pada periode usia lain, otak manusia terus mengalami perkembangan. Terjadi usia berapa saja?

Studi yang terbit di jurnal Nature Communications pada 25 November 2025, mengungkapkan bahwa perkembangan otak manusia mengalami naik turun sepanjang hidup. Peneliti menyebutnya dengan titik balik, yang terjadi dalam empat periode berbeda.

Empat periode tersebut yakni terjadi pada usia 9, 32, 66, dan 83 tahun.

"Selama setiap periode antara tahun-tahun tersebut, otak kita menunjukkan karakteristik yang sangat berbeda dalam arsitektur otak," kata peneliti, dikutip dari NBC News.

Dalam penelitian yang dipimpin oleh peneliti pasca doktoral di Universitas Cambridge, Alexa Mousley, tim peneliti melibatkan sekitar 3.800 orang untuk menjalani pemindaian difusi MRI. Rentang usia peserta yang turut serta mulai dari bayi baru lahir hingga lansia berusia 90 tahun.

Studi ini bertujuan untuk memetakan koneksi saraf di seluruh otak manusia selama hidup dari lahir hingga lanjut usia. Lewat pemetaan ini, para ilmuwan menyimpulkan terdapat 5 periode perubahan drastis pada otak manusia.

5 Periode Perubahan Drastis pada Otak Manusia Menurut Studi

1. Periode Pertama (0-9 tahun)

Pada periode awal, otak berkembang sampai usia 9 tahun, disebut juga sebagai masa kanak-kanak. Otak berkembang pesat pada materi putih-abu-abu. Pada tahap ini otak merapikan saraf-sarafnya dan memangkas sambungan antar neuron otak berlebih. Sehingga siap memasuki periode otak selanjutnya.

2. Periode Kedua (9-32 tahun)

Periode remaja berlangsung cukup panjang, karena otak melewati tahap rekonfigurasi. Pada tahap ini, otak mengatur ulang koneksi sarafnya untuk waktu yang lebih panjang.

Studi menyebut periode ini merupakan satu-satunya masa hidup, ketika jaringan saraf semakin produktif. Namun, pada periode ini pula bermunculan macam-macam masalah mental.

"Efisiensi saraf, seperti yang mungkin Anda bayangkan, terhubung dengan baik melalui jalur pendek, dan era remaja adalah satu-satunya era di mana efisiensi ini meningkat," ujar Mousley.

Pada usia 32 tahun ini, terjadi titik balik terkuat dari semua periode otak manusia. Pada tahap ini, muncul banyak ketidakpastian, di mana otak bisa menerjemahkan awal yang jelas, tapi akhir yang lebih sulit dipastikan.

"Sekitar usia 32 tahun, kita melihat perubahan arah paling besar dalam perkabelan dan pergeseran lintasan terbesar secara keseluruhan, dibandingkan dengan semua titik balik lainnya," jelas Mousley.

"Sebagian besar gangguan kesehatan mental didiagnosis selama periode ini," kata Mousely.

3. Periode Ketiga (32-66 tahun)

Tahap dewasa ini otak telah mencapai titik jenuhnya. Otak masih terus berkembang untuk memperbaharui jaringannya. Namun, perkembangan otak pada tahap ini cenderung lebih lambat dan tidak begitu dramatis seperti fase sebelumnya.

4. Periode Keempat (66-83 tahun)

Tahap menua dini, saat otak mencapai mode "modularitas", di mana jaringan saraf terbagi menjadi sub-jaringan yang terhubung erat secara internal dan terisolasi dari jaringan lain. Pada periode ini otak mengalami penurunan fungsi kognitifnya.

"Ini adalah usia ketika orang menghadapi peningkatan risiko berbagai kondisi kesehatan yang dapat mempengaruhi otak, seperti hipertensi," ujar Mousley.

5. Periode Kelima (83 tahun ke atas)

Setelah mencapai titik balik di usia 83 tahun, otak akan menua lambat (lanjut usia). Pada fase ini terjadi pergeseran dari global ke lokal. Kemudian terjadi penurunan seluruh konektivitas pada otak, dengan meningkatnya pada area-area tertentu.

"Melihat ke belakang, banyak dari kita merasa hidup kita telah diwarnai oleh berbagai fase. Ternyata otak juga melewati era-era ini," ujar penulis senior Prof Duncan Astle, profesor neuroinformatika di Cambridge.

Penulis adalah peserta program MagangHub Kemnaker di detikcom.



Simak Video "Video: CISDI Ungkap Alasan Kesehatan Mental Masih Disepelekan"

(faz/faz)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork