Banyak orang akan memberi pandangan yang berbeda tentang apa saja indikator dari kecerdasan yang tinggi. Namun, salah satu pendiri Apple, Steve Jobs, punya pandangan bahwa kecerdasan berkaitan dengan kemampuan menghubungkan pola.
Menurutnya, sebagian besar kecerdasan merupakan memori. Sementara yang lainnya tentang kemampuan untuk memperkecil 'pandangan'.
"Seperti Anda berada di sebuah kota, dan Anda bisa melihat keseluruhannya dari lantai 80. Sementara orang lain mencoba mencari cara untuk berpindah dari titik A ke titik B, sambil membaca peta-peta kecil yang konyol ini, Anda bisa melihat semuanya di depan Anda. Anda bisa melihat keseluruhannya. Anda bisa membuat koneksi yang tampak jelas karena Anda bisa melihat keseluruhannya," katanya, seperti dikutip dari Majalah Inc, Selasa (18/11/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara umum, apa yang dimaksud Jobs yakni kecerdasan didasarkan pada pembuatan koneksi. Misalnya, kemampuan menghubungkan titik-titik yang belum dihubungkan orang lain.
Kemampuan Belajar dan Menyimpan Informasi Baru
Dalam pandangan psikologi, setidaknya ada berbagai bentuk kecerdasan yang berbeda. Dua di antaranya, kecerdasan terkristalisasi dan kecerdasan cair.
Kecerdasan terkristalisasi mengacu pada pengetahuan yang terakumulasi, seperti soal fakta dan angka. Sementara kecerdasan cair mengacu pada kemampuan untuk belajar dan menyimpan informasi baru serta menggunakannya untuk memecahkan masalah.
Selain itu, kecerdasan cair juga menggunakan kemampuannya untuk mempelajari keterampilan baru atau mengingat kembali memori yang ada dan memodifikasinya dengan pengetahuan baru. Dalam hal ini, meningkatkan kecerdasan cair lebih sulit karena mengharuskan untuk menyelami pemikiran lebih dalam, lalu beralih ke hal baru, dan begitu seterusnya.
Setiap mempelajari hal baru, untuk sementara waktu ketebalan dan aktivitas korteks otak akan meningkat. Ini merupakan tanda peningkatan koneksi saraf dan keahlian yang dipelajari.
Sebagai contoh, untuk bisa membuat koneksi yang inovatif, maka kita harus menghubungkan dua pengalaman yang tidak dimiliki oleh orang lain. Jika ada koneksi yang sama yang dimiliki orang lain, maka kita tidak akan inovatif.
Poin pentingnya, kita harus mendapatkan pengalaman yang berbeda. Bisa dari mendengar cerita banyak orang yang cerdas dan bagaimana mereka menggunakan kemampuan koneksinya untuk memecahkan masalah.
Semua hal ini, mirip seperti bagaimana Steve Jobs menggunakan pengalamannya mengaudit kelas kaligrafi di kampus sebagai inspirasi untuk tipografi awal Apple. Dalam hal ini, setiap pengalaman pribadi yang berbeda akan menghasilkan pengalaman yang dapat dimanfaatkannya untuk menemukan cara baru dalam terus memecahkan masalah.
Semakin banyak belajar, maka akan semakin besar kemungkinan untuk dapat menghubungkan pengetahuan lama dengan hal-hal baru. Ini akan membentuk penyimpanan dan pengambilan memori, sehingga menghasilkan kemampuan belajar yang lebih cepat dan mengingat lebih banyak hal.
(faz/nwk)











































