.webp)
Jika ada manusia yang bisa hidup sampai usia 117 tahun, kira-kira apa rahasianya ya? Baru-baru ini ilmuwan berhasil mengungkapkan jawabannya. Mereka telah meneliti orang tertua di dunia yaitu Maria Branyas Morera.
Maria Branyas telah dinobatkan sebagai orang tertua di dunia pada 2024 dengan usia 117 tahun, sebelum ia meninggal pada 19 Agustus 2024. Usia yang hampir mencapai 120 tahun ini menarik perhatian ilmuwan.
Dengan prosedur yang telah disetujui, para ilmuwan mulai meneliti rahasia penuaan yang membuat Branyas bisa hidup sehat sampai 117 tahun. Mereka mengambil sampel darah, air liur, urine, dan tinjanya, sebelum Branyas meninggal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagaimana hasilnya?
Sistem Kekebalan Tubuh yang Lebih Muda
Menurut tim yang dipimpin oleh para ilmuwan di Institut Penelitian Leukemia Josep Carreras di Barcelona, Branyas memiliki sel-sel yang 'seolah berperilaku' jauh lebih muda dari usianya. Ini tak seperti anggapan umum bahwa usia sangat lanjut biasanya memiliki kesehatan yang memburuk.
"Gambaran yang muncul dari penelitian kami, meskipun hanya berasal dari satu individu luar biasa ini, menunjukkan bahwa usia yang sangat lanjut dan kesehatan yang buruk tidak terkait secara intrinsik," tulis para peneliti yang dipimpin oleh ahli epigenetika Eloy Santos-Pujol dan Aleix Noguera-Castells, dikutip dari Science Alert.
Faktanya, para ilmuwan justru menemukan bahwa kesehatan tubuh Branyas justru sangat baik. Ia memiliki kardiovaskular yang sehat dan tingkat peradangan yang rendah.
Selain itu, dengan usia 117 tahun, Branyas bahkan memiliki sistem kekebalan tubuh dan mikrobioma usus yang lebih muda dibanding orang usia lanjut dengan usia di bawahnya. Ilmuwan juga menemukan, kadar kolesterolnya sangat baik.
"Semua faktor ini mungkin membantu menjelaskan kesehatannya yang sangat baik dan umur panjangnya yang luar biasa," kata peneliti.
Aktif Secara Fisik dan Sehat Secara Mental
Peneliti mengatakan, kondisi tubuhnya yang sehat mengindikasikan gaya hidup yang sehat. Mereka menyebut, Branyas memiliki kehidupan yang aktif secara mental, sosial, dan fisik , yang didukung oleh faktor genetik.
Peneliti dari Institut Penelitian Leukemia Josep Carreras di Barcelona, Dr Manel Esteller, mengatakan bahwa pemeriksaan DNA yang cermat mengungkapkan varian gen yang melindungi sel-sel jantung dan otak Branyas dari penyakit dan demensia.
Ia memiliki tingkat peradangan yang rendah di seluruh tubuhnya, yang mengurangi risiko kanker dan diabetes, serta metabolisme kolesterol dan lemak yang efisien.
"Semua ini penting karena terkait dengan penyakit yang umum terjadi pada lansia dan pada akhirnya dapat membunuh Anda," kata Esteller, dilansir dari The Guardian.
Peneliti juga menggunakan jam epigenetik, yang mengamati pola ekspresi gen, untuk menilai usia biologis Branyas. Hasilnya, kondisinya lebih muda dari usia biologisnya.
"Dia setidaknya 10 hingga 15 tahun lebih muda [dari usia kronologisnya]," ungkap Esteller.
Meski begitu, tim peneliti menyadari bahwa ini adalah studi yang hanya dilakukan pada satu orang. Penelitian yang lebih besar yang membandingkan orang-orang yang berumur panjang dengan rekan-rekan mereka yang berumur pendek, diperlukan ke depannya.
Sebagai informasi, Branyas lahir di San Francisco pada 1907. Branyas kemudian pindah ke Catalonia pada 1915 dan selamat dari dua perang dunia, perang saudara Spanyol, dan pandemi Covid, serta pulih dari virus tersebut pada usia 113 tahun.
(faz/nwk)
