Spesies baru tumbuhan kembali ditemukan oleh peneliti Indonesia. Terbaru, peneliti asal Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) Institut Teknologi Bandung (ITB) dan tim Badan Riset Nasional (BRIN) menemukan spesies baru dari Sulawesi Tenggara.
Peneliti ITB, Arifin Surya Dwipa Irsyam, S Si, M Si, bersama dua peneliti BRIN, Irvan Martiansyah dan Muhammad Rifqi Hariri menemukan spesies baru endemik dari keluarga Myrtaceae. Mereka berhasil mengidentifikasi spesies baru dari genus Syzygium yang berasal dari Sulawesi Tenggara.
Secara umum, masyarakat lokal menyebutnya dengan "ruruhi". Kini, nama resminya yakni Syzygium rubrocarpum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terungkap Berkat Buah yang Diperjualkan di Media Sosial
Proses identifikasi ruruhi atau Syzygium rubrocarpum ini melalui proses yang unik. Awalnya, dimulai dari pengamatan Irfan Martiansyah terhadap koleksi hidup di Kebun Raya Bogor, yang sejak 1996 dikumpulkan oleh almarhum Subekti Purwantoro, peneliti senior LIPI, dari Kolaka.
Berdasarkan pengamatan dengan tim lain dari kurator Herbarium Bandungense SITH ITB, ditemukan bahwa analisis morfologi ruruhi (baru) dengan spesies Syzygium Wallacea lainnya, ternyata berbeda. Perbedaan utamanya ada pada bentuk buah yang bulat dan warna merah terang.
Uniknya, usai pengamatan dilakukan, peneliti menemukan buah ruruhi yang diperjualbelikan di media sosial. Buah tersebut, cocok dengan ruruhi yang kemudian diidentifikasi sebagai spesies baru.
"Kami temukan posting-an di Facebook yang menjual buah ruruhi. Ternyata buah tersebut cocok dengan koleksi hidup di Kebun Raya Bogor, sehingga semakin menguatkan bukti bahwa ini adalah jenis baru," ungkap Arifin, dikutip dari laman resmi ITB, Senin (25/8/2025).
Secara tidak langsung, selain melalui pengamatan koleksi hidup, spesies baru ini dipertegas dengan adanya buah ruruhi yang dijual di Facebook.
Perbedaan Ruruhi Spesies Baru dan yang Sudah Dikenal Sebelumnya
Selama ini, ruruhi sering disebut sebagai Syzygium polycephalum (Miq.) Merr. & & L.M.Perry dalam berbagai penelitian. Padahal, keduanya adalah spesies yang berbeda.
Ada dua ciri utama yang membedakan Syzygium rubrocarpum dengan kerabat dekatnya.
1. Pola perbungaan
Ruruhi (spesies baru) memiliki perbungaan berbatas (cyme) yang tumbuh dari batang utama (cauliflorous), sedangkan S. polycephalum (ruruhi yang selama ini dikenal) memiliki perbungaan malai (panicle) yang tumbuh di ranting.
2. Warna buah
Ruruhi menghasilkan buah bulat dengan warna merah terang. Sementara buah dari S. polycephalum cenderung berwarna ungu kehitaman menyerupai kulit manggis. Warna inilah yang menginspirasi penamaan "rubrocarpum" dari spesies baru. Dalam bahasa Latin, rubro berarti merah dan carpum berarti buah.
![]() |
Berkat penelitian terbaru dari BRIN dan ITB, perbedaan ruruhi dengan sejenisnya menjadi bisa diluruskan melalui bukti morfologi dan molekuler.
Penemuan Syzygium rubrocarpum ini sekaligus menegaskan bahwa Indonesia sangat kaya akan flora dan belum semua terungkap keanekaragamannya. Bagi peneliti, ini sekaligus menjadi pengingat bahwa bahkan tumbuhan yang sudah diperdagangkan di masyarakat bisa saja merupakan spesies baru.
(faz/pal)