Benarkah Kentang Berasal dari Nenek Moyang Tomat? Studi Baru Ungkap Hal Ini

ADVERTISEMENT

Benarkah Kentang Berasal dari Nenek Moyang Tomat? Studi Baru Ungkap Hal Ini

Fahri Zulfikar - detikEdu
Minggu, 03 Agu 2025 19:00 WIB
Viral! Pria Ini Berhasil Tanam Kentang dan Tomat dalam Satu Pot
Foto: @agrotill/Tomat dan kentang dalam satu pot
Jakarta -

Tomat dan kentang merupakan spesies yang berbeda. Namun, studi baru menunjukkan, adanya keterikatan asal usul dari kedua tanaman tersebut.

Dalam ilmu botani, tomat merupakan buah karena memiliki biji dan tumbuh dari bunga. Sementara kentang termasuk jenis umbi-umbian.

Belum lama ini, para ilmuwan telah menemukan bahwa kedua makanan tersebut ternyata tidak terlalu jauh satu sama lain. Penelitian yang diterbitkan di jurnal Cell, menemukan bahwa kentang berevolusi dari nenek moyang tomat hampir 9 juta tahun yang lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal ini berawal dari tomat liar yang tumbuh di Andes, disilangkan dengan tanaman bernama Etuberosum. Melalui proses yang disebut hibridisasi, mereka mencampur materi genetik mereka untuk membentuk garis keturunan yang sama sekali baru.

"Tomat adalah induknya dan Etuberosum adalah bapaknya," kata Sanwen Huang, seorang profesor di Institut Genomik Pertanian di Shenzhen, Tiongkok, dilansir The Guardian.

ADVERTISEMENT

"Namun, hal ini awalnya tidak jelas," imbuhnya sebagai pemimpin tim peneliti.

Profil Genetik yang Mirip

Selama ini, para ilmuwan bingung mengenai asal usul kentang modern. Dari segi penampilan, kentang menyerupai spesies dari Chili yang disebut Etuberosum, dengan satu perbedaan penting: Etuberosum tidak menghasilkan umbi yang kaya pati.

Berawal dari kondisi ini, ilmuwan melihat gen penting pada tomat purba. Para peneliti mencoba menjelaskan garis gen umbi-umbian, melalui 'nenek moyang' tomat.

Meskipun tomat tidak memiliki umbi, tomat purba menyediakan gen penting, yang ketika dicampur dengan genetika Etuberosum, bisa membuat kentang modern membentuk umbi, menurut para peneliti.

Untuk mengungkap fakta baru ini, tim peneliti menganalisis 450 genom dari kentang budidaya dan 56 genom dari spesies liar. Mereka menemukan bahwa dua gen krusial dalam pembentukan umbi: SP6A, yang ditemukan pada tomat, dan IT1, yang ditemukan pada Etuberosum.

Kedua gen tersebut tidak cukup untuk berdiri sendiri. Namun, ketika keduanya bergabung, seperti pada tanaman kentang, keduanya berinteraksi, memicu proses dahsyat yang mengubah batang bawah tanah menjadi umbi yang kaya pati dan lezat.

"Gen SP6A dari induk tomat memerintahkan tanaman kentang untuk membentuk umbi, sementara gen IT1 dari Etuberosum membantu mengendalikan pertumbuhan batang bawah tanah yang membentuk umbi. Kedua bagian tersebut dibutuhkan untuk menciptakan kentang yang dikenal dan dicintai saat ini," jelas peneliti, dilansir CBS News.

"Temuan kami menunjukkan bagaimana peristiwa hibridisasi antarspesies dapat memicu evolusi sifat-sifat baru, yang memungkinkan munculnya lebih banyak spesies," tambah Huang.

Profesor biologi organisme dan evolusi di Universitas Harvard, James Mallet, mengapresiasi temuan ini sebagai studi yang inovatif.

"Studi ini menunjukkan bagaimana peristiwa hibridisasi dapat memicu kemunculan organ baru - dan bahkan menghasilkan garis keturunan baru dengan banyak spesies," ujarnya.

Kesamaan Linguistik

Selain adanya hubungan terkait keturunan, tomat dan kentang ternyata memiliki kesamaan linguistik, menurut Merriam-Webster.

Kata 'tomat' berawal dari 'tomate' dan berasal dari kata Nahuatl 'tomatl'. Karena kentang telah diperkenalkan ke dalam bahasa Inggris beberapa dekade sebelumnya, kata tersebut berevolusi untuk meniru bentuk 'potato' - maka ejaannya menjadi seperti 'tomato'," catat kamus tersebut.




(faz/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads