Bagaimana Cara Batu 1,200 Ton Ini Diangkut ke Puncak Tebing 7.000 Tahun Lalu?

Trisna Wulandari - detikEdu
Senin, 04 Agu 2025 20:30 WIB
Foto: Jurnal Marine Geology/Batu besar seberat 1,200 ton ditemukan di puncak tebing setinggi 35 meter di Pulau Tongatapu, Tonga.
Jakarta -

Batu besar seberat 1,200 ton ditemukan di puncak tebing di Pulau Tongatapu, Tonga, negara kepulauan di bagian selatan Samudra Pasifik. Peneliti memperkirakan, batu ini diangkut ke puncak tebing setinggi lebih dari 30 meter pada 7.000 tahun lalu. Bagaimana caranya?

Batu besar itu bernama Maka Lahi, yang dalam bahasa Tonga berarti batu atau karang besar. Ukurannya sekitar 14 m x 12 m x 6,7 m.

Kandidat PhD Martin Köhler dari Sekolah Lingkungan Hidup University of Queensland mengatakan, batu besar tersebut diangkut ke daratan oleh tsunami yang terjadi sekitar 7.000 tahun lalu.

Köhler menjelaskan, batu ini semula ditemukan saat ia dan rekan-rekan mencari bukti-bukti tsunami di masa lalu di sepanjang tebing pantai di sisi selatan Pulau Tongatapu.

Berdasarkan petunjuk petani setempat, mereka berjalan kaki untuk menemukan sebuah batu besar di puncak tebing.

"Hari sudah sore, dan kami sedang berbicara dengan beberapa petani ketika mereka mengarahkan kami ke batu besar ini," kata Köhler, dikutip dari laman kampus.

Dugaan awal mereka yakni batu ini dibawa gelombang tsunami hingga puncak tebing. Köhler sendiri mengaku tak habis pikir batu besar tersebut bisa sampai di sana dan sudah ditumbuhi pohon.

"Saya sangat terkejut; lokasinya jauh di pedalaman di luar wilayah kerja lapangan kami dan pasti telah terbawa oleh tsunami yang sangat besar," tuturnya.

Menguji Cara Tsunami Angkut Batu ke Tebing

Untuk memastikan dugaan mereka, para peneliti membuat model 3D pengangkutan batu besar itu oleh tsunami ke puncak tebing.

Pemodelan numerik menunjukkan, gelombang tsunami dengan tinggi minimal sekitar 50 meter dan durasi sekitar 90 detik dapat membawa batu tersebut dari posisi asalnya di tepi tebing ke posisinya saat ini.

Peristiwa ini dinilai menjadikan batu Maka Lahi sebagai batu terbesar di puncak tebing di dunia yang diketahui.

Tsunami Berkali-kali

Rekan penulis studi dan ahli geomorfologi pesisir, Dr Annie Lau, mengatakan tsunami Tonga terjadi berkali-kali sejak dulu. Penyebabnya dari letusan gunung berapi dan gempa bumi di sepanjang gunung bawah laut Tofua dan Palung Tonga.

Gempa bumi-tsunami pada tahun 1853 di Tonga menyebabkan menghamburkan genangan air sejauh 3 km di Tongatapu barat laut.

Sementara itu, tsunami akibat letusan gunung api Hunga pada 2022 menghasilkan gelombang setinggi 19 m di sisi barat laut pulau yang menjangkau daratan hingga 1 km.

"Tsunami terakhir di Tonga pada tahun 2022 menewaskan 6 orang dan menyebabkan banyak kerusakan," ucapnya.

Ia mengatakan, analisis transportasi gelombang pada batuan penting untuk meningkatkan penilaian bahaya pesisir di wilayah rawan tsunami di seluruh dunia.

"Memahami peristiwa ekstrem di masa lalu sangat penting untuk persiapan menghadapi bahaya dan penilaian risiko, baik saat ini maupun di masa mendatang," lanjutnya.

Hasil studi batu terbesar di dunia yang berlokasi di puncak tebing ini dipublikasi dengan judul "Discovery of the world's largest cliff-top boulder: Initial insights and numerical simulation of its transport on a 30-40 m high cliff on Tongatapu" dalam jurnal Marine Geology Volume 487, September 2025. Artikel ilmiahnya dapat diakses daring di Science Direct sejak 21 April 2025.



Simak Video "Video: Tsunami Terdeteksi di Chili Buntut Gempa Rusia, Ketinggian 70 Cm"

(twu/faz)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork