Melihat bintang di langit malam terasa sangat menakjubkan. Nah. ada fakta unik lagi terkait kerlip bintang ini. Tahukah kamu, jika bintang yang kita lihat ternyata dari masa lalu?
Bintang adalah bola gas panas yang berasal dari hidrogen, helium, dan unsur lainnya. Menurut laman Badan Penerbangan dan Antariksa AS, NASA, tiap bintang memiliki siklus hidupnya sendiri, berkisar dari beberapa juta hingga triliunan tahun. Sifat-sifatnya juga berubah seiring bertambahnya usia.
Para astronom memperkirakan jika alam semesta dapat berisi hingga satu septiliun bintang, yaitu angka satu diikuti 24 angka nol. Sebagai perbandingan, satu miliar saja hanya diikuti 9 angka nol.
Bima Sakti kita sendiri berisi lebih dari 100 miliar bintang, termasuk bintang kita yang paling banyak diteliti, Matahari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bintang dari Masa Lalu
Uniknya, bintang yang kita lihat bukan berasal dari masa sekarang. Hal ini berkaitan dengan konsep dasar jarak dan waktu atau yang disebut kecepatan. Dalam sains, kecepatan sama dengan jarak yang ditempuh dibagi dengan waktu yang ditempuh.
Dengan menggunakan hubungan ini, kita dapat mengetahui waktu yang dibutuhkan suatu benda untuk menempuh jarak tertentu. Jika kita mengetahui kecepatan benda, maka waktu dapat dihitung dengan membagi jarak dengan kecepatan tersebut.
Saat mengamati melalui teleskop, kita melihat cahaya yang meninggalkan suatu tempat di masa lalu. Cahaya bergerak dengan kecepatan tertentu di ruang angkasa (186.000 mil per detik). Jika kita mengetahui jarak ke titik asal, kita dapat menghitung waktu yang dibutuhkan cahaya tersebut untuk sampai ke Bumi.
Karena kecepatan cahaya yang terbatas di langit malam, kamu sedang melihat ke masa lalu. Contohnya adalah bintang terang Sirius berjarak 8,6 tahun cahaya. Itu berarti cahaya yang mengenai mata malam ini telah menempuh perjalanan selama 8,6 tahun. Dengan kata lain: ketika kamu melihat Sirius malam ini, kamu melihatnya seperti 8,6 tahun yang lalu.
Teleskop yang Semakin Canggih
Dengan teleskop modern yang sangat besar dan detektor yang sensitif, para astronom profesional dapat melihat jauh melampaui kemampuan kebanyakan teleskop biasa.
Di Tata Surya kita sendiri, salah satu objek terjauh yang telah diamati sejauh ini adalah asteroid selebar 500 km, 2018VG18. Menurut Forbes, teleskop luar angkasa James Webb melihat lebih jauh ke masa lalu dan mengamati peristiwa yang terjadi dahulu kala di galaksi-galaksi yang sangat jauh.
Salah satu objek langit yang bisa kita lihat secara nyata adalah Bulan. Cahaya dari Bulan bergerak dengan kecepatan 300.000 km/detik dan dapat mencapai Bumi hanya dalam waktu kurang dari 1,3 detik.
Jadi, ketika kamu melihat Bulan, kamu melihatnya seperti sekejap mata yang lalu.
Apakah Kita Bisa Melihat Dinosaurus?
Jika kita melihat ke masa lalu, apakah bintang yang kita lihat seumuran dinosaurus? Dan apakah kita bisa melihat dinosaurus? Jawabannya adalah iya dan tidak.
Melihat Bima Sakti seperti pada zaman dinosaurus tidaklah sama dengan melihat dinosaurus secara langsung. Dengan teknologi saat ini, para astronom tidak dapat mengungkap detail apapun, bahkan planet terbesar yang mengorbit bintang terdekat.
Bahkan teknologi teoretis yang pernah dibayangkan siapa pun, seperti menggunakan Matahari sebagai lensa gravitasi pembesar, tidak akan cukup kuat untuk melihat dinosaurus di Bumi dari jarak yang begitu jauh. Saat manusia dapat mencapai jarak sejauh itu, hampir tidak ada foton, partikel cahaya, yang tersisa untuk dikumpulkan.
Dikutip dari laman BBC Sky At Night Magazine, para astronom di galaksi lain, jika ada, tak dapat melihat wilayah ruang angkasa kita seperti pada saat zaman dinosaurus. Kecuali, nanti, ada teknologi yang benar-benar di luar pemahaman manusia.
(nir/twu)