China Rilis Gambar Bumi dan Bulan dari Luar Angkasa, Begini Penampakannya

ADVERTISEMENT

China Rilis Gambar Bumi dan Bulan dari Luar Angkasa, Begini Penampakannya

, Fahri Zulfikar - detikEdu
Rabu, 02 Jul 2025 19:00 WIB
Gambar Bumi dari pesawat antariksa CNSA, Tianwen-2
Foto: China National Space Administration (CNSA)/Gambar Bumi dari pesawat antariksa CNSA, Tianwen-2
Jakarta -

Badan Antariksa China atau China National Space Administration (CNSA) baru saja merilis gambar Bumi dan Bulan dari luar angkasa pada Selasa (1/7/2025). Kedua gambar tersebut diambil dari wahana antariksa bernama Tianwen-2.

Menurut keterangan CNSA, pesawat ruang angkasa Tianwen-2 diluncurkan dari Pusat Peluncuran Satelit Xichang di China barat daya pada tanggal 29 Mei. Wahana ini dilaporkan mengorbit pada jarak lebih dari 12 juta kilometer dari Bumi dan berada dalam 'kondisi yang baik'.

Sehari setelahnya, pada 30 Mei, Tianwen-2 mulai mengambil gambar dengan menggunakan sensor navigasi 'bidang pandang sempit' yang ada di pesawat tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gambar Bumi dan Bulan Diambil dari Jarak 590.000 Km

Setelah Tianwen-2 mengambil gambar, CNSA kemudian memprosesnya di darat. Para ilmuwan melakukan penyelarasan gambar, koreksi radiasi, dan sintesis warna untuk memperoleh gambar berwarna penuh akhir.

Gambar pertama Bumi yang diambil oleh Tianwen-2 berjarak sekitar 590.000 kilometer dari Bumi. Selang beberapa jam, gambar Bulan turut diproses. Jaraknya sama dengan yang ditangkap Tianwen-2 untuk Bumi.

ADVERTISEMENT
Gambar Bumi dari pesawat antariksa CNSA, Tianwen-2Gambar Bumi dari pesawat antariksa CNSA, Tianwen-2 Foto: China National Space Administration (CNSA)

Gambar Bulan dari pesawat antariksa CNSA, Tianwen-2Gambar Bulan dari pesawat antariksa CNSA, Tianwen-2 Foto: China National Space Administration (CNSA)


Meski berhasil mengambil gambar Bumi dan Bulan, Tianwen-2 sebenarnya tengah melakukan sebuah misi khusus. Diluncurkan melalui roket Long March 3B, Tianwen-2 sedang dalam perjalanan menuju asteroid 469219 Kamo'oalewa atau 2016 HO3 - sebuah kuasi-satelit Bumi yang mungkin merupakan pecahan bulan.

Satelit ini akan mengumpulkan sampel dari permukaan asteroid yang berputar cepat sebelum mengembalikannya ke Bumi pada 2027 menggunakan kapsul re-entry.

"Misi pengembalian sampel bertujuan untuk menjelaskan pembentukan dan evolusi asteroid serta tata surya awal," kata kantor berita negara Xinhua dalam pelaporan gambar tersebut pada Selasa (1/7), dikutip dari South China Morning Post, Rabu (2/7/2025).

Nantinya, apabila misi tersebut berhasil, Tianwen-2 akan menjadikan China negara ketiga, setelah Jepang dan Amerika Serikat, yang mengembalikan sampel dari asteroid.

Kampus-kampus di China Ikut Belajar

Dalam ambisinya menjelajahi luar angkasa, China turut membangun pangkalan penelitian bulan bertenaga nuklir permanen di dekat kutub selatan Bulan, bekerja sama dengan Rusia. Proyek ini berhasil menarik berbagai kalangan akademisi.

Menurut laporan, delapan universitas telah bersama-sama mendirikan pangkalan pengajaran dan praktik bawah tanah mirip Bulan pertama di provinsi Heilongjiang, China. Tujuannya yaitu untuk melakukan uji coba simulasi kondisi permukaan Bulan.

Selama ini, kampus-kampus juga terlibat dalam kemajuan teknologi dan eksplorasi ruang angkasa. Misalnya, robot eksplorasi luar angkasa yang dikembangkan oleh Universitas Peking dan Institut Teknologi Harbin, yang telah diuji di pangkalan yang terletak di gua lava di bawah Danau Jingpo.

Gua-gua bawah tanah yang terbentuk oleh aliran lava ini memiliki komposisi yang sangat mirip dengan gua-gua di Bulan. Tabung lava bulan dianggap sebagai tempat perlindungan alami yang ideal, melindungi dari radiasi dan meteor, serta cocok untuk membangun pangkalan luar angkasa.

"Dua robot fleksibel yang mereka uji mampu melakukan eksplorasi otonom di lingkungan yang kompleks, dan dapat digunakan untuk eksplorasi dan transportasi di Bulan," kata Zhang Shanghang, seorang peneliti di Universitas Peking.

"Kami percaya bahwa robot tidak hanya harus meningkatkan efisiensi produksi dan kehidupan kita di Bumi, tetapi juga menghadapi bintang-bintang dan lautan," tambahnya.

Universitas lain yang juga mengambil bagian dalam proyek gua tersebut adalah Universitas Zhejiang, Universitas Jilin, Universitas Sun Yat-sen, Universitas Sains dan Teknologi Makau, Universitas Sains dan Teknologi Selatan, dan Universitas Sains dan Teknologi China.




(faz/twu)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads