"Misalnya bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah untuk menggerakan perpustakaan di sekolah, Kementerian Desa menggerakan perpustakaan desa, dan Kementerian Agama kita menggerakan perpustakan yang ada di rumah ibadah," kata Kepala Perpustakaan Nasional RI Endang Aminudin Aziz usai acara Gelar Wicara dalam Memperingati Hari Pustakawan Indonesia dan Hari Ulang Tahun ke-52 Ikatan Pustakawan Indonesia di Perpustakaan Nasional RI, Jakarta Pusat, Senin (7/7/2025).
Siap Buka 10 Ribu Titik Baca Baru di 2025
Untuk program 2025, Aminudin menyebut siap membuka 10 ribu titik baca di banyak lokasi. Lokasi yang dimaksud mencakup perpustakaan sekolah, desa, dan rumah ibadah, terminal, bandara, dan banyak lagi.
Selain itu, menjelang akhir tahun, Perpusnas akan menambah lebih dari seribu titik baca lain yang akan dibuka di lembaga pemasyarakatan dan puskesma. Adapun rinciannya adalah 563 perpustakaan di lembaga pemasyarakatan dan 500 di puskesmas.
"Mungkin pertanyaannya kok kesana? Kami ingin menegaskan bahwa ini adalah ikhtiar yang dilakukan oleh perpustakaan nasional, karena bagaimanapun hak untuk membaca, hak untuk memiliki akses kepada bacaan adalah hak semua orang," bebernya.
Aminudin berharap dengan adanya titik baca di puskesmas, pengunjung dan pasien yang menunggu layanan bisa sambil membaca. Sehingga mereka bisa membaca sekaligus menimba ilmu.
"Ketika kita menunggu di puskesmas, menunggu layanan dokter, perawat, daripada membiarkan orang rewel gitu ada bacaan di situ. Maka itu adalah cara supaya orang juga bisa nyaman sambil menunggu dan sambil menimba ilmu," kata mantan wakil rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) itu.
Diapresiasi Mendikdasmen Mu'ti
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti memberikan apresiasi dengan upaya Perpusnas mendekatkan perpustakaan dan bahan bacaan ke masyarakat. Di Jakarta sendiri, Perpusnas tidak hanya menjadi tempat membaca tetapi sebagai pusat rekreasi.
"Car Free Day di Jakarta ini sudah menyatu dengan Perpustakaan Nasional, di mana mereka mengisi hari libur, menikmati hari bebas kendaraan bermotor dengan ke perpustakaan, membaca buku, dan referensi lainnya," kata Mu'ti.
"Apresiasi untuk Perpustakaan Nasional terkait dengan pelayanan ini," sambungnya lagi.
Mu'ti juga menekankan pentingnya eksistensi perpustakaan lainnya sebagai pusat rekreasi. Tidak hanya sebagai tempat membaca, tetapi ada nilai lebih yang didapatkan pengunjung ketika datang. Sayangnya, hal ini masih menjadi tantangan perpustakaan masa kini.
"Karena itu bagaimana menciptakan suasana yang membuat orang itu merasa nyaman di perpustakaan, kemudian merasa mendapatkan ilmu, dan inspirasi-inspirasi baru di perpustakaan, itu yang menurut saya memang menjadi tantangan ke depan," ucap Mu'ti.
Salah satu upaya yang digalangkan Perpusnas untuk menjawab tantangan itu dibocorkan Aminudin Aziz. Ke depan Perpusnas akan punya program Perpustakaan Manusia atau Human Library.
Namun, hingga saat ini program itu masih dalam tahap penggodokan dan akan terus dikembangkan di masa mendatang.
(det/pal)