Psikolog Teliti 292 Ribu Screen Time Anak di Bawah 10 Tahun, Hasilnya Bikin Khawatir

ADVERTISEMENT

Psikolog Teliti 292 Ribu Screen Time Anak di Bawah 10 Tahun, Hasilnya Bikin Khawatir

Nikita Rosa - detikEdu
Rabu, 11 Jun 2025 10:00 WIB
Ilustrasi tidur dekat HP
Ilustrasi Anak dan HP. (Foto: Shutterstock)
Jakarta -

American Psychological Association meneliti 292.000 screen time anak di bawah usia 10 tahun dari seluruh dunia. Bagaimana hasilnya?

Para psikolog itu menemukan jika terlalu banyak waktu menggunakan layar dapat menyebabkan kesulitan emosional dan perilaku pada anak-anak. Mereka akan menghabiskan lebih banyak waktu terpaku pada layar dan menciptakan lingkaran setan.

Penelitian ini meninjau dan menganalisis 117 studi terpisah yang melibatkan lebih dari 292.000 anak di bawah usia 10 tahun dari berbagai negara. hasil penelitian telah dipublikasikan dalam jurnal Psychological Bulletin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para psikolog menemukan bukti kuat yang menghubungkan penggunaan layar yang lebih tinggi dengan berbagai masalah sosial-emosional, termasuk kecemasan, depresi, agresi, dan harga diri yang rendah.

"Anak-anak menghabiskan lebih banyak waktu di layar, untuk segala hal mulai dari hiburan hingga pekerjaan rumah hingga mengirim pesan kepada teman," kata penulis makalah dan profesor psikologi Michael Noetel dari Universitas Queensland, Australia, dalam Newsweek, dikutip Senin (9/6/2025).

ADVERTISEMENT

"Kami menemukan bahwa peningkatan waktu layar dapat menyebabkan masalah emosional dan perilaku, dan anak-anak dengan masalah tersebut sering kali beralih ke layar untuk mengatasinya," imbuhnya.

Noetel dan rekan-rekannya berfokus pada studi yang mengamati anak-anak selama setidaknya enam bulan, yang menawarkan gambaran yang lebih baik tentang bagaimana penggunaan layar dan kesehatan emosional saling terkait dari waktu ke waktu. Mereka mengamati semua jenis aktivitas berbasis layar, mulai dari menonton TV, video game, hingga media sosial.

Sebagian besar studi dalam tinjauan tersebut berasal dari Amerika Serikat, tetapi data juga berasal dari Australia, Kanada, Jerman, Belanda, dan negara-negara lain.

Semakin Sering Main HP, Semakin Mudah Stres

Secara keseluruhan, hasil penelitian menunjukkan semakin banyak waktu yang dihabiskan anak-anak menggunakan layar, semakin besar kemungkinan mereka mengalami masalah emosional atau perilaku. Pada saat yang sama, anak-anak yang sudah berjuang secara emosional lebih cenderung beralih ke layar, terutama untuk bermain gim.

Polanya bervariasi, tergantung pada usia dan jenis kelamin. Anak-anak berusia 6-10 tahun tampak lebih rentan terhadap efek berbahaya dari screen time dibandingkan dengan anak usia 0-5 tahun.

Anak perempuan umumnya lebih berisiko mengalami masalah emosional dengan penggunaan gawai yang lebih lama. Sementara itu, anak laki-laki lebih cenderung menambah screen time mereka ketika sudah menghadapi tantangan tersebut.

Jenis konten juga menjadi faktor penting. Bermain game lebih erat kaitannya dengan dampak negatif screen time ketimbang penggunaan gawai untuk pendidikan atau rekreasi. Anak-anak dengan kesulitan sosial-emosional khususnya yang tertarik pada permainan sebagai mekanisme koping.

Dorong Orang Tua Mengontrol Screen Time Anak

Menurut Noetel, temuan ini menyoroti pentingnya memperhatikan apa yang dilakukan anak-anak dengan HP dan alasannya. Ia menyarankan agar orang tua menggunakan alat kontrol tetapi juga perlu mengetahui jika anak-anak yang sering menggunakan layar memerlukan dukungan emosional, bukan sekadar aturan yang lebih ketat.

"Dengan memahami hubungan dua arah antara penggunaan layar dan masalah sosial-emosional, orang tua, pendidik, dan pembuat kebijakan dapat lebih mendukung perkembangan anak-anak yang sehat di dunia yang semakin digital," kata penulis utama dan ilmuwan kesehatan Roberta Vasconcellos dari University of New South Wales.

Di akhir, para psikolog mendesak orang tua, guru, dan pembuat kebijakan untuk mengambil pendekatan yang cermat terhadap screen time. Tidak hanya mempertimbangkan berapa lama anak-anak menggunakan HP, tetapi juga konten apa yang mereka lihat dan konteks sosial tempat mereka menggunakannya.




(nir/twu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads