Pada puncak haji, semua jemaah haji menjalankan inti ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Nah, di saat seperti itu, apakah Masjidil Haram di Makkah kosong?
Jawabannya, tentu saja tidak, detikers! Karena saat Masjidil Haram ditinggal para jemaah haji dari seluruh dunia, waktu ini adalah kesempatan para perempuan penduduk Makkah untuk beribadah di Masjidil Haram.
Yaumul Khullaif agar Masjidil Haram Tak Sepi
Yaumul Khullaif atau Hari Khullaif sudah menjadi ritual tahunan bagi perempuan Makkah saat hari-hari puncak ibadah haji pada 9 hingga 10 Dzulhijjah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Khullaif diambil dari kata dalam bahasa Arab, 'Takhallaf' yang berarti seseorang yang kehilangan atau gagal melakukan sesuatu, demikian dilansir dari Life in Saudi Arabia.
Saat puncak haji, semua pria di Makkah ikut melakukan ibadah haji atau ikut memandu dan melayani para jemaah haji di Arafah, Muzdalifah, hingga Mina. Nah, para perempuan Makkah bersama dengan anak laki-laki dan orang lansia justru pergi ke Masjidil Haram untuk tawaf. Hal ini dilakukan agar Masjidil Haram tidak sepi atau kosong.
Para perempuan Makkah ini tinggal di Masjidil Haram sejak pagi dan tidak keluar sampai setelah salat Isya. Mereka menggunakan kesempatan ini untuk melakukan umrah dan mengurus Masjidil Haram. Pekerjaan mereka bahkan termasuk membersihkan masjid.
Pada hari Arafah, yang merupakan hari terpenting haji, para perempuan membawa makanan untuk melayani para pengunjung masjid untuk berbuka puasa. Bagi mereka yang tidak melakukan haji, berpuasa pada Hari Arafah merupakan sunah besar atau tradisi Nabi Muhammad SAW, demikian dilansir dari Saudi Gazette.
Perempuan Makkah Berabaya Hitam ke Masjidil Haram
Ciri khas Yaumul Khullaif adalah para perempuan Makkah yang mengenakan abaya hitam memenuhi Masjidil Haram, seperti dilansir dari akun X Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi. Warnanya kontras dengan mukena dan ihram putih yang dikenakan mayoritas para jemaah haji.
![]() |
Para perempuan Makkah sangat yakin bahwa Masjidil Haram tidak boleh sepi dari jemaah, dan mereka memastikan kehadiran mereka di dalam kompleks masjid, demikian dilansir dari Siasat.
Di masa lalu, para perempuan Makkah biasa mengulurkan bantuan mereka kepada para lansia, memberi mereka air, makanan, dan mengurus rumah mereka. Kini, perempuan Makkah melakukannya di Masjidil Haram dan menjadikannya tradisi tahunan selama waktu puncak haji.
Nah, rasa penasaran terjawab ya, soal kondisi Masjidil Haram selama puncak haji!
(nwk/twu)