Memotong bawang bombai mungkin terkesan remeh. Padahal, memotong bawang bombai dalam jumlah cukup banyak khususnya, bisa menyebabkan kita mengeluarkan air mata.
Nah, kini ada studi dalam bidang fisika yang menawarkan alternatif cara menghindari lebih banyak air mata.
Ketika bawang bombai dipotong, mereka melepaskan aerosol pemicu air mata ke udara. Aerosol tersebut mengandung cairan volatil yang disebut syn-propanethial-S-oxide, yang merangsang saraf di dalam mata. Dari sinilah air mata berasal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, meskipun para peneliti mengetahui apa yang memicu rasa pedih di mata itu, mereka belum sepenuhnya memahami mekanisme bagaimana tetesan aerosol kecil itu berperilaku setelah terlepas dari daging sayuran.
Kuncinya Ada di Bilah Pisau
Dalam penelitian baru mereka, Sunghwan Jung dari Universitas Cornell dan rekan-rekannya menggabungkan velocimetry pelacakan partikel berkecepatan tinggi (PTV) yang dikembangkan khusus dan korelasi citra digital (DIC) untuk memvisualisasikan aerosol saat dikeluarkan dari bawang yang dipotong dan mengukurnya secara kuantitatif.
Para peneliti memasang perangkat bermodel guillotine yang menggunakan penggeser vertikal dengan bilah yang dapat dilepaskan dari atas untuk memotong seperempat bawang. Bawang itu sendiri telah dilapisi cat semprot hitam (merek dagang Rust-Oleum) dan dibiarkan mengering selama 30 menit sebelum percobaan. Hal ini memungkinkan tim untuk melacak bagaimana sayuran berubah bentuk saat dipotong dan untuk melihat bagaimana semprotan partikel muncul.
Selain memperhatikan bawang, tim juga menggunakan mikroskop elektron untuk menilai ketajaman bilah yang mereka gunakan (lebar ujung bilah bervariasi antara 5 dan 200 milimeter). Ketinggian bilah juga disesuaikan sehingga kecepatan pemotongan dapat bervariasi.
Tim menemukan bilah yang lebih tajam menghasilkan lebih lambat dan lebih sedikit partikel aerosol karena memiliki lebih sedikit energi. Sebaliknya, ketika bawang dipotong dengan pisau yang lebih tumpul, kulit bawang lebih bengkok, menghasilkan lebih banyak tekanan yang menghasilkan lebih banyak partikel.
"Dengan menggunakan visualisasi partikel dan teknik pelacakan yang dikembangkan secara khusus, kami mengungkapkan pemotongan bawang dengan bilah yang tidak diasah menghasilkan partikel cairan melalui proses dua langkah: semburan awal yang didorong oleh tekanan internal, diikuti oleh fragmentasi ligamen yang lebih lambat di udara", jelas peneliti dalam artikel studi tersebut, seperti dikutip dari IFL Science.
Dalam beberapa kasus, partikel yang dikeluarkan oleh bilah tumpul mencapai kecepatan hingga 40 meter per detik.
Jadi, jika kalian ingin terhindar dari menangis saat memotong bombai, pastikan gunakan pisau yang lebih tajam dengan pemotongan yang lebih lambat dan terkendali.
Di samping ketajaman pisau, ada faktor suhu yang ikut berperan. Meskipun para peneliti menyarankan lebih banyak penelitian pada faktor terkait mekanika ejeksi yang terlibat dalam pemotongan bawang, mereka menguji bawang yang telah didinginkan.
Hal itu dilakukan karena ada kepercayaan umum mendinginkan bawang sebelum dipotong dapat membantu mencegah keluarnya air mata. Namun, tim tersebut tidak menemukan kebenarannya. Faktanya, bawang yang didinginkan tampak melepaskan volume partikel yang jauh lebih besar saat dipotong.
Topik memotong bawang ini mungkin tampak sepele, tetapi memiliki implikasi praktis untuk meminimalkan penyebaran patogen yang terbawa udara di dapur.
(nah/nwk)