Bukan Lahar Panas, Gunung Ini Muntahkan Emas Senilai Rp97 Juta Setiap Harinya

ADVERTISEMENT

Bukan Lahar Panas, Gunung Ini Muntahkan Emas Senilai Rp97 Juta Setiap Harinya

Nikita Rosa - detikEdu
Rabu, 04 Jun 2025 18:00 WIB
Gunung Erebus
Gunung yang Muntahkan Emas Setiap Hari. (Foto: dok. Te Ara)
Jakarta -

Gunung Erebus di Antartika memiliki karakteristik yang cukup unik. Bukannya bebatuan dan abu vulkanik, Gunung Erebus rutin memuntahkan emas senilai Rp97 juta setiap harinya.

GunungErebus merupakan salah gunung api paling ganas di Benua Antartika. Gunung berapi ini diketahui memiliki ketinggian puncak 3.794 meter dan terletak di samping dua gunung berapi lainnya di Pulau Ross.

Gunung Erebus dinamai berdasarkan personifikasi kegelapan dalam mitologi Yunani. Mitosnya, Gunung Erebus sedang meletus saat Kapten Sir James Clark Ross pertama kali melihatnya pada tahun 1841.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gunung Erebus Rutin Muntahkan Emas

Jika dilihat dari citra satelit, akan terlihat sedikit warna merah di kawah puncak Gunung Erebus. Hebatnya, ini adalah danau lava yang sangat panas yang telah menggelembung setidaknya sejak tahun 1972.

Gunung berapi ini secara teratur mengeluarkan gumpalan gas dan uap. Dalam aktivitas vulkanik sebelumnya, Gunung Erebus diketahui mengeluarkan bongkahan batu yang sebagian meleleh yang dikenal sebagai "bom vulkanik".

ADVERTISEMENT

Hal yang menarik perhatian ilmuwan adalah mereka menemukan kristal emas metalik kecil di dalam gumpalan gas itu. Emas ini berukuran tidak lebih dari 20 mikrometer. Selama satu hari, diperkirakan Gunung Erebus memuntahkan sekitar 80 gram emas, yang nilainya sekitar USD 6.000 atau Rp97 juta.

Debu emas tersebut dapat terbang jauh dan luas. Para peneliti Antartika telah mendeteksi jejak emas di udara sekitar hingga 1.000 kilometer dari gunung berapi tersebut.

Gunung Erebus yang Mematikan

Selain mengeluarkan emas, gunung ini juga dikenal karena kerap menelan korban jiwa. Pada tanggal 28 November 1979, Penerbangan 901 Air New Zealand terbang langsung ke sisi gunung berapi tersebut, menewaskan semua 257 orang di dalamnya.

Penerbangan tersebut merupakan bagian dari program Air New Zealand yang memungkinkan penumpang melakukan perjalanan dengan penerbangan wisata selama 11 jam dari Auckland ke Antartika dan kemudian kembali ke Selandia Baru.

Hari yang menentukan di bulan November 1979 itu mendung, tetapi tur udara tetap berlangsung. Menurut IFL Science, pilot Kapten Jim Collins berusaha menurunkan pesawat hingga sekitar 610 meter (2.000 kaki) dengan berputar ke bawah dalam dua putaran besar. Selama manuver tersebut, tepat sebelum pukul 1 siang, pesawat tersebut menabrak sisi Gunung Erebus dan menewaskan semua orang di dalamnya dalam sekejap.




(nir/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads