BMKG Prediksi Musim Kemarau 2025 Bakal Lebih Pendek, Apa Alasannya?

ADVERTISEMENT

BMKG Prediksi Musim Kemarau 2025 Bakal Lebih Pendek, Apa Alasannya?

Nikita Rosa - detikEdu
Selasa, 20 Mei 2025 18:00 WIB
Cuaca di Jakarta siang tadi menyentuh angka 34-36 derajat Celcius. BMKG memprediksi kondisi fenomena panas terik masih dapat berlangsung dalam periode bulan Oktober.
Potret Cuaca Panas Jakarta. (Foto: Ari Saputra)
Jakarta -

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi durasi musim kemarau 2025 diprediksi akan lebih pendek daripada biasanya pada 298 ZOM (43%). Lantas, apa alasannya?

Sebelumnya, data menunjukkan lebih dari setengah zona musim (ZOM) di Indonesia memasuki musim kemarau pada April-Juni 2025. Angkanya mencapai 403ZOM atau 57,7% dari totalZOM di RI.

Puncak musim kemarau sendiri diprediksi jatuh pada Agustus pada sebagian besar ZOM di Tanah Air. Menjelang puncaknya, berbagai wilayah di Indonesia mulai merasakan panas terik menjelang siang hingga sore hari. Sebagian daerah juga merasakan hujan ringan hingga lebat pada sore hingga malam hari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kendati demikian, durasi musim kemarau tahun ini menjadi sorotan. Apa penyebab musim kemarau tahun ini lebih pendek?

Penyebab Musim Kemarau di Indonesia Lebih Singkat

Pakar Klimatologi dari Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) Dr Emilya Nurjani mengatakan ada dua faktor yang berperan pada musim kemarau tahun ini, yakni angin musim dan fenomena iklim lainnya.

ADVERTISEMENT

Angin musim atau muson/monsoon berperan dalam penentuan musim di Indonesia. Muson menjadi penentu musim di Indonesia adalah Muson Asia/Muson Timur dan Muson Barat/Muson Australia.

Muson Asia kerap menjadi penentu datangnya penghujan dan Muson Australia berkaitan dengan masuknya musim kemarau.

"Kedatangan masing-masing muson ini kadang-kadang tidak selalu bersamaan. Biasanya jika datang kita bisa menentukan kapan musim itu mulainya, musim hujan maupun musim kemarau," katanya dikutip dari laman UGM, Selasa (20/5/2025).

Faktor kedua berkaitan dengan fenomena iklim lain. Seperti El Nino, La Nina, Indian Ocean Dipole (IOD), siklon tropis, osilasi, dan The Quasi-biennial Oscillation (QBO).

"Untuk tahun ini, kemungkinan besar tidak ada pengaruh fenomena-fenomena itu terhadap hujan yang turun di Indonesia," tambahnya.

Prediksi Durasi Kemarau 2025

Berdasarkan laporan Prediksi Musim Kemarau 2025 di Indonesia yang disusun BMKG, berikut prediksi lama kemarau tahun ini. Satu dasarian sama dengan 10 hari.

Sebagian Sumatra: 6 dasarian (2 bulan)

Sebagian besar Sumatera: 3-12 dasarian (1-4 bulan)

Sulawesi: 3-24 dasarian (1-8 bulan)

Sebagian Sulawesi: lebih dari 24 dasarian atau 8 bulan

Pulau Jawa: 10-21 dasarian atau 3-7 bulan

Kalimantan: 3-15 dasarian (1-5 bulan)

Bali, NTB, dan NTT: 13-24 dasarian (4-8 bulan)

Maluku: 3-9 dasarian (1-3 bulan)

Papua: 3-21 dasarian (1-7 bulan)

Prediksi Awal Musim Hujan 2025

Sementara itu, awal musim hujan terdekat yang terpantau BMKG di sejumlah daerah yakni sebagai berikut:

Mei 2025

Pesisir utara Sumatera Utara

Sebagian kecil Sulawesi Tengah

Juni 2025

Pulau Buru, Maluku

Demikian alasan mengapa musim kemarau 2025 akan lebih pendek dari biasanya. Kendati demikian, jangan lupa mengenakan tabir surya, ya!




(nir/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads