9 Proses Tahapan Siklus Hidrologi dan Jenis-jenisnya

ADVERTISEMENT

9 Proses Tahapan Siklus Hidrologi dan Jenis-jenisnya

ilham fikriansyah - detikEdu
Minggu, 23 Feb 2025 07:00 WIB
Pengendara menerobos hujan di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Senin (17/2/2025). Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca sejumlah wilayah DKI Jakarta berpotensi hujan selama tiga hari ke depan atau dari Senin hingga Rabu (19/2).
Ilustrasi turun hujan. Foto: Andhika Prasetia
Jakarta -

Air hujan yang turun dari langit sebenarnya telah melalui siklus hidrologi atau disebut juga siklus air. Namun, dari mana air hujan berasal?

Dengan mempelajari siklus hidrologi, kamu akan mengetahui bagaimana proses pembentukan air hujan. Rangkaian peristiwa ini terbagi menjadi sembilan tahapan.

Lantas, apa sih yang dimaksud dengan siklus hidrologi? Lalu apa saja tahapan dalam siklus tersebut? Simak pembahasannya dalam artikel ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa Itu Siklus Hidrologi?

Siklus hidrologi adalah suatu siklus atau sirkulasi air dari Bumi ke atmosfer, lalu kembali lagi ke Bumi. Mudahnya, siklus hidrologi merupakan gerakan air laut ke udara, lalu jatuh ke permukaan tanah, dan akhirnya air tersebut mengalir ke laut kembali.

Mengutip repository ITB, air laut yang menguap ke udara karena radiasi matahari berubah menjadi awan. Kemudian awan yang terjadi akibat penguapan air bergerak di atas daratan karena tertiup angin.

ADVERTISEMENT

Presipitasi yang terjadi karena adanya tabrakan antara butir-butir uap air mengakibatkan desakan angin, sehingga dapat terbentuk hujan. Setelah air hujan jatuh ke permukaan tanah akan menimbulkan limpasan (runoff) yang mengalir kembali ke laut.

Air hujan ada yang jatuh di daratan, lautan, dan tempat lainnya. Lalu, ada juga air yang menguap kembali sebelum jatuh ke permukaan Bumi.

Oleh karena itu, siklus hidrologi memegang peran penting bagi kelangsungan hidup organisme di Bumi. Sebab, kehadiran siklus ini dapat membantu ketersediaan air tetap terjaga.

Tahapan Terjadinya Siklus Hidrologi

Dalam buku Pengendalian Pencemaran Lingkungan, dalam siklus hidrologi air telah melalui beberapa tahapan. Simak tahapan terjadinya siklus hidrologi di bawah ini:

1. Evaporasi

Siklus hidrologi dimulai dengan terjadinya penguapan air yang ada di permukaan Bumi. Air-air yang tertampung di badan air seperti danau, sungai, laut, bendungan, atau waduk berubah menjadi uap air karena adanya panas matahari.

Nah, penguapan juga terjadi pada air yang terdapat di dalam permukaan tanah yang disebut evaporasi. Hal ini dapat mengubah air berwujud cair menjadi air berwujud gas, sehingga memungkinkan untuk naik ke atmosfer.

Semakin tinggi suhu panas matahari, maka jumlah air yang menjadi uap air dan naik ke atmosfer turut semakin besar.

2. Transpirasi

Penguapan juga dapat terjadi pada jaringan makhluk hidup, seperti hewan dan tumbuhan. Proses penguapan ini dikenal dengan istilah transpirasi.

Transpirasi adalah tahapan mengubah air yang berwujud cair menjadi uap air, lalu naik menuju atmosfer. Namun, jumlah air yang menguap lewat proses ini umumnya jauh lebih kecil dibandingkan uap air yang dihasilkan melalui proses evaporasi.

3. Evapotranspirasi

Evapotranspirasi merupakan proses penguapan air keseluruhan yang terjadi di seluruh permukaan Bumi, baik yang terjadi pada badan air dan tanah ataupun pada jaringan makhluk hidup.

Secara sederhana, evapotranspirasi adalah gabungan dari evaporasi dan transpirasi. Dalam tahapan siklus hidrologi, laju evapotranspirasi sangat mempengaruhi jumlah uap air yang terangkut ke atas permukaan atmosfer.

4. Sublimasi

Tahapan berikutnya adalah sublimasi, yakni proses perubahan es di kutub atau di puncak gunung menjadi uap air tanpa melalui proses cair terlebih dahulu. Sublimasi juga berperan dalam jumlah uap air yang terbawa ke atmosfer.

5. Kondensasi

Saat uap air yang dihasilkan lewat evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi, dan sublimasi naik hingga mencapai suatu titik ketinggian tertentu, maka uap air tersebut akan berubah menjadi partikel-partikel es berukuran sangat kecil lewat proses kondensasi.

Perubahan itu dapat terjadi karena pengaruh suhu udara yang sangat rendah pada titik ketinggian tersebut. Lalu, partikel es akan saling mendekat dan bersatu sehingga membentuk awan.

Jadi, semakin banyak partikel es yang bergabung maka awan yang terbentuk juga akan semakin tebal dan hitam.

6. Adveksi

Adveksi merupakan proses perpindahan awan dari satu titik ke titik lain dalam suatu horizontal akibat arus angin atau perbedaan tekanan udara. Tahapan ini memungkinkan awan akan tersebar dan berpindah dari atmosfer lautan menuju atmosfer daratan.

7. Presipitasi

Presipitasi adalah proses mencairnya awan akibat pengaruh suhu udara yang tinggi. Pada proses inilah terjadi hujan di Bumi.

Apabila suhu udara di sekitar awan terlalu rendah hingga di bawah 0 derajat Celcius, presipitasi memungkinkan terjadinya hujan salju.

8. Runoff

Runoff atau limpasan adalah proses pergerakan air dari tempat yang tinggi ke tempat rendah di permukaan Bumi. Pergerakan air tersebut dapat terjadi lewat saluran air, seperti got, sungai, danau, muara, laut, hingga ke samudra.

Dalam tahapan ini, air yang telah melalui siklus hidrologi akan kembali menuju lapisan hidrosfer.

9. Infiltrasi

Perlu diketahui, tidak semua air hujan yang terbentuk setelah proses presipitasi akan mengalir di permukaan Bumi lewat proses runoff. Sebagian kecil air akan masuk ke dalam pori-pori tanah, merembes, dan terakumulasi menjadi air tanah. Proses ini yang dinamakan infiltrasi.

Setelah melalui proses runoff dan infiltrasi, air yang sudah mengalami siklus hidrologi akan kembali berkumpul di lautan. Peristiwa ini akan terjadi secara terus-menerus.

Jenis-jenis Siklus Hidrologi

Selain memahami prosesnya, detikers juga perlu mengetahui jenis-jenis siklus hidrologi, mulai dari siklus pendek, sedang, dan panjang. Berikut penjelasannya:

1. Siklus Pendek

Siklus pendek terjadi saat penguapan di permukaan laut dan membentuk awan. Lalu, terjadi hujan di wilayah laut.

2. Siklus Sedang

Serupa dengan siklus pendek, siklus sedang terjadi saat air laut menguap. Namun, uap air terbawa ke daratan dan kemudian terjadi hujan di daratan Bumi.

Air hujan akan meresap ke dalam tanah, lalu ada juga yang terbawa aliran air permukaan seperti sungai dan got. Kemudian air tersebut kembali ke laut.

3. Siklus Panjang

Siklus ini ditandai dengan terjadinya penguapan di permukaan laut dan membentuk awan. Lalu, awan terbawa angin ke tempat yang lebih tinggi di daratan.

Ketinggian tersebut telah mempengaruhi uap air menyentuh lapisan dingin sehingga berubah menjadi salju. Kemudian, salju turun ke permukaan Bumi.

Salju dan udara dingin juga dapat membentuk bongkahan es yang disebut gletser. Ketika mencair, gletser akan mencair menjadi air dan kembali ke laut.

Demikian penjelasan mengenai sembilan tahapan siklus hidrologi dan jenis-jenisnya. Semoga bermanfaat!




(ilf/fds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads