Bagaimana Muslim Palestina Menjalani Idul Fitri?

ADVERTISEMENT

Bagaimana Muslim Palestina Menjalani Idul Fitri?

Trisna Wulandari - detikEdu
Senin, 31 Mar 2025 12:00 WIB
Smoke billows from an Israeli strike at Bureij camp in the central Gaza Strip, on March 27, 2025. The health ministry in Hamas-run Gaza said on March 27, that 855 people have been killed in the Palestinian territory since Israel resumed large-scale strikes on March 18. (Photo by Eyad BABA / AFP)
Warga Palestina di pengungsian menyiapkan kue untuk menyambut Idul Fitri 2025 di tengah perang. Foto: AFP/EYAD BABA
Jakarta -

Warga Palestina menyambut hari raya Idul Fitri di tengah eskalasi perang di Gaza. Dilansir Al Jazeera, bantuan bahan makanan segar yang membusuk akibat tertahan di perbatasan membuat mereka menahan kelaparan dengan makan makanan kaleng dan bahan makanan lain yang tidak rentan basi.

World Food Programme menyatakan stok makanan di Gaza dapat habis dalam 10 hari akibat blokade Israel yang terus berlanjut.

Dilaporkan AFP, warga Palestina di Bureij, Jalur Gaza tengah, sebelumnya antara lain membuat kue tradisional. Kue-kue tersebut dibagikan pada warga lain untuk menyambut Idul Fitri. Mereka merayakan Lebaran pada Sabtu (30/3/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada hari Idul Fitri di Palestina tersebut, pasukan Israel kembali menyerang Gaza. Setidaknya 9 orang tewas, termasuk 5 anak-anak.

Idul Fitri di Palestina

Marah Hajjo, anak Palestina, menyambut Lebaran di pengungsian. Kendati sederhana, ia tinggal bersama keluarga.

ADVERTISEMENT

Marah bercerita Idul Fitri dua tahun lalu adalah kenangan Lebaran terbaik baginya. Diketahui, tahun ini adalah Idul Fitri kedua di tengah perang di Gaza.

"Kami dulu menyiapkan camilan manis, menata baju yang akan dipakai di Idul Fitri, dan masak makanan spesial," tuturnya, dilansir DW.

Sejumlah penganan hingga tas baru masih dijual di pasar tradisional bagi warga yang masih memiliki uang. Namun, mayoritas warga tidak mampu membelinya.

Asmaa, warga Palestina, membuat kue sederhana di tenda pengungsiannya.

"Meskipun kami hidup di tenda, dan situasi kami sulit, kami ingin membuat anak-anak senang," ucapnya.

Idul Fitri Warga Palestina di Pengungsian Lintas Negara

Sebagian warga Palestina diungsikan ke negara lain sepanjang perang di Gaza. Salah satunya Shareehan Alloh dan keluarga yang dievakuasi ke Doha, Qatar.

Shareehan dan tiga anaknya, Ameer, Mayar, dan Shereen, serta dua sepupunya yang yatim piatu, Bassant dan Ahmad Ra'fat, dievakuasi dari Jalur Gaza ke Mesir pada Januari 2024 lalu.

Mereka tiba di Doha pada April 2024 melalui program sponsor 3.000 anak yatim piatu dan perawatan medis bagi 1.500 korban luka Palestina. Program ini merespons serangan Oktober 2023, yang menimbulkan korban jiwa lebih dari 50 ribu warga Palestina serta korban hilang.

Bagi Shareehan, mendekorasi rumah di Gaza untuk menyambut Idul Fitri kini tinggal kenangan. Sementara itu, mereka harus menghadapi hari-hari di negara orang dengan terpisah dari keluarga besar di Palestina.

"Hari-hari berlalu, tetapi tidak ada yang perlu dirayakan," tuturnya, dilansir Evrim Agaci.

Qatar sendiri menerapkan libur 9 hari bagi pegawai sektor publik mulai 30 Maret sampai 7 April 2025. Kementerian Wakaf dan Urusan Islam menyatakan 690 masjid dan tempat salat akan menggelar salat Idul Fitri sejak 05.43 pagi. Sejumlah acara rakyat digelar, termasuk pertunjukan kembang api selama empat hari berturut-turut di Taman Al Bidda, pasar Lama Al Wakra, dan lain-lain.




(twu/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads