BMKG Prediksi Awal dan Puncak Kemarau 2025, Catat Waktu dan Wilayahnya!

ADVERTISEMENT

BMKG Prediksi Awal dan Puncak Kemarau 2025, Catat Waktu dan Wilayahnya!

Novia Aisyah - detikEdu
Jumat, 14 Mar 2025 12:00 WIB
Ilustrasi Panas Musim Kemarau
Ilustrasi musim kemarau. Foto: Getty Images/iStockphoto/Pheelings Media
Jakarta -

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak musim kemarau di Indonesia terjadi bulan Juni, Juli, dan Agustus 2025. Awal musim kemarau di sebagian besar wilayah diprediksi terjadi pada periode yang sama hingga mundur ketimbang kondisi normalnya.

"Jika dibandingkan terhadap rerata klimatologinya (periode 1991-2020), maka awal musim kemarau 2025 di Indonesia diprediksi terjadi pada periode waktu yang SAMA dengan normalnya pada 207 Zona Musim/ZOM (30%), MUNDUR pada 204 ZOM (29%), dan MAJU pada 104 ZOM (22%)," jelas Kepala BMKG Dwikorita Karnawati melalui konferensi pers prediksi awal musim kemarau di kantor pusat BMKG di Kemayoran, Jakarta (13/3/2025), dikutip dari keterangan resmi laman BMKG pada Jumat (14/3/2025).

Awal Musim Kemarau Berbagai Wilayah

Dwikorita memaparkan, wilayah yang mengalami awal kemarau yang diprediksi sama dengan normalnya adalah:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

  • Sumatera
  • Jawa Tengah
  • Kalimantan Timur
  • Sulawesi Selatan
  • Gorontalo
  • Sulawesi Utara
  • Sebagian Maluku
  • Sebagian Maluku Utara.

Kemudian, wilayah yang diprediksi mengalami awal musim kemarau mundur atau datang lebih lambat dibanding normal adalah:

  • Kalimantan bagian selatan
  • Sulawesi
  • Sebagian Maluku utara
  • Bali
  • NTB
  • NTT
  • Merauke.

Dwikorita mengatakan apabila dibandingkan rerata klimatologinya, maka secara umum musim kemarau 2025 diprediksi bersifat normal sebanyak 416 ZOM (60%), 185 ZOM (26%) diprediksi mengalami musim kemarau dengan sifat atas normal, serta 98 ZOM (14%) diprediksi mengalami musim kemarau dengan sifat bawah normal.

ADVERTISEMENT

Wilayah dengan Musim Kemarau di Bawah-di Atas Normal

BMKG memprediksi wilayah yang mengalami sifat musim kemarau normal (416 ZOM/60%) meliputi:

  • Sebagian besar Sumatera
  • Jawa bagian timur
  • Kalimantan
  • Sebagian besar Sulawesi
  • Maluku
  • Sebagian besar Pulau Papua.

Kemudian, wilayah yang diprediksi mengalami sifat musim kemarau di atas normal (185 ZOM/26%) meliputi:

  • Sebagian kecil Aceh
  • Sebagian besar Lampung
  • Jawa bagian barat dan tengah
  • Bali
  • NTB
  • NTT
  • Sebagian kecil Sulawesi
  • Papua bagian tengah.

Selanjutnya, wilayah dengan sifat musim kemarau di bawah normal (98 ZOM/14%) atau lebih kerring dari klimatologisnya adalah:

  • Sumatera bagian utara
  • Sebagian kecil Kalimantan barat
  • Sulawesi bagian tengah
  • Maluku Utara
  • Papua bagian selatan.

Transisi La Nina Menuju El Nino

BMKG menginformasikan berdasarkan monitoring suhu muka laut pada awal Maret 2025, fenomena La Nina di Samudra Pasifik telah bertrasnsisi menuju fase El Nino Southern Oscillation (ENSO) Netral.

Kemudian di Samudra Hindia fenomena Indian Ocean Dipole (IOD) juga berada pada fase netral. Kedua fenomena ini, ENSO dan IOD, diprediksi tetap berada pada fase netral sepanjang musim kemarau 2025.

Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan menyebut musim kemarau tahun ini dengan kondisi iklim normal tanpa pengaruh kuat dari iklim laut dari ENSO dan IOD.

Walaupun begitu, tidak berarti tidak ada hujan pada musim kemarau. Sebba, beberapa wilayah Indonesia yang mengalami sifat musim kemarau di atas normal memungkinkan menerima akumulasi curah hujan musiman lebih tinggi dari biasanya.

"Jadi utamanya adalah karena tidak adanya dominasi iklim global seperti El Nino, La Nina, dan IOD (Indian Ocean Dipole) sehingga prediksi kami iklim tahun ini normal dan tidak sekering tahun 2023 yang berdampak pada banyak kebakaran hutan dan musim kemarau tahun 2025 cenderung mirip dengan kondisi musim kemarau tahun 2024," terang Ardhasena.




(nah/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads