Ternyata Ini yang Terjadi Jika Matahari Terbit dari Barat, Iklim Jadi Kacau?

ADVERTISEMENT

Ternyata Ini yang Terjadi Jika Matahari Terbit dari Barat, Iklim Jadi Kacau?

Fahri Zulfikar - detikEdu
Jumat, 14 Mar 2025 09:30 WIB
Wilayah Al-Jawf di Arab Saudi baru saja mengalami hujan salju pertama yang pernah  tercatat. Peristiwa langka ini mengubah padang pasir yang gersang menjadi negeri musim dingin, dengan salju menutupi pohon palem dan bukit pasir.
Foto: Screenshot X @GlobalDiss/Wilayah Al-Jawf di Arab Saudi mengalami hujan salju pertama yang pernah tercatat pada November 2024 lalu.
Jakarta -

Selama miliaran tahun, Bumi berotasi ke arah yang sama dengan Matahari. Hal ini yang membuat adanya siklus tetap di bumi, termasuk terbitnya Matahari dari arah timur. Lantas bagaimana jika arah rotasi bumi berbalik?

Sebuah penelitian tahun 2018 pernah mencoba mencari tahu akan hal ini. Tim peneliti di Institut Meteorologi Max Planck di Hamburg, Jerman, menjalankan simulasi model komputer 7.000 tahun dengan membalikkan arah rotasi planet Bumi.

Penulis utama studi tersebut, Florian Ziemen dan rekan-rekannya, melakukan simulasi dengan semua pergerakan air dan udara, lalu membalikkan arah gaya Coriolis. Para peneliti mengamati perubahan yang muncul dalam sistem iklim selama beberapa ribu tahun, sebagai umpan balik antara rotasi, atmosfer, dan lautan yang bekerja di planet Bumi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Iklim bumi akan terbentuk jauh berbeda jika planet kita berputar ke arah lain," kata Ziemen, dikutip dari Weather.

Jalur harian Matahari juga dibalik dalam model komputer, menyebabkan Matahari terbit di barat dan terbenam di timur. Lantas apa yang terjadi?

ADVERTISEMENT


Ini yang Terjadi Jika Rotasi Bumi Berbalik dan Matahari Terbit dari Barat


1. Eropa Barat Mengalami Musim Dingin Ekstrem

Rotasi yang berbalik dan membuat Matahari terbit dari barat menyebabkan musim dingin yang parah di seluruh Eropa Barat. Hal ini karena angin aliran jet (jet stream) dari timur membawa udara yang sangat dingin dari Rusia ke wilayah tersebut.

2. Gurun Sahara Hilang dan Timur Tengah Menerima Banyak Hujan

Dalam simulasi Ziemen, rotasi Bumi yang berbalik juga menyebabkan gurun Sahara hilang. Selain itu, Timur Tengah yang biasanya kering, akan menerima banyak curah hujan.

Di sisi lain, Amerika Serikat bagian tenggara dan sebagian besar Brasil serta Argentina berubah menjadi gurun. Padahal, daerah-daerah ini biasanya menerima banyak curah hujan.

3. Arus Laut Berubah

Arus laut juga berubah arah, menghangatkan batas timur laut dan mendinginkan batas barat laut. Dalam simulasi, arus laut yang disebut AMOC yang bertanggung jawab untuk mengangkut panas ke seluruh dunia akan menghilang dari Samudera Atlantik.

Di sisi lain, arus serupa dan sedikit lebih kuat muncul di Pasifik, membawa panas ke Rusia bagian timur. Hal ini tidak biasa, karena penelitian sebelumnya yang memodelkan planet Bumi yang berputar terbalik tidak melihat perubahan ini, demikian penjelasan Ziemen.

4. Berkembangnya Cyanobacteria di Tempat yang Tak Seharusnya

Cyanobacteria, sekelompok bakteri yang menghasilkan oksigen melalui fotosintesis, berkembang pesat di tempat yang belum pernah mereka alami sebelumnya.

"Kombinasi dari sirkulasi terbalik dan produksi biologis yang tinggi di wilayah tersebut menyebabkan rendahnya tingkat oksigen di kedalaman yang lebih dalam, sehingga mikroorganisme perlu mengonsumsi nitrat," tutur peneliti.

Atas pemodelan ini, para peneliti melihat betapa pentingnya iklim yang ada sekarang dan peran alam terhadap keberlangsungan siklus kehidupan di bumi.

"Melihat Sahara hijau dalam model kami membuat saya berpikir tentang alasan mengapa kita memiliki gurun di Sahara," tutur Ziemen, dikutip dari Live Science.

Adapun penemuan ini, telah dipresentasikan di Majelis Umum tahunan Uni Geosains Eropa (EGU) di Wina, Austria pada 2018.




(faz/nah)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads