Indonesia Alami Deflasi Tahunan Setelah 25 Tahun, Apa Itu?

ADVERTISEMENT

Indonesia Alami Deflasi Tahunan Setelah 25 Tahun, Apa Itu?

Novia Aisyah - detikEdu
Kamis, 06 Mar 2025 16:30 WIB
Pedagang dan pembeli bertransaksi di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Selasa (8/10/2024). Indonesia tercatat mengalami deflasi 5 bulan berturut-turut.
Daya beli lesu pengaruhi deflasi 5 bulan beruntun. Foto: Andhika Prasetia
Jakarta -

Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan adanya deflasi 0,09% secara tahunan (year on year/yoy) pada Februari 2025 atau penurunan indeks harga konsumen (IHK) menjadi 105,48 dari yang sebelumnya 105,58. Deflasi tersebut dapat dikatakan sebagai fenomena yang langka di Indonesia.

Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti menyebut deflasi tahunan pernah terjadi pada Maret 2000. Kala itu Indonesia sedang deflasi tahunan 1,10% yang utamanya dikarenakan kelompok bahan makanan.

"Menurut catatan BPS, deflasi year on year pernah terjadi pada Maret 2000 di mana pada saat itu deflasi sebesar 1,10%, di mana deflasi itu disumbang, didominasi oleh kelompok bahan makanan," jelas Kepala BPS dalam konferensi pers pada Senin (3/3/2025), seperti dikutip dari detiFinance. https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-7804148/ri-alami-deflasi-tahunan-setelah-25-tahun-tanda-daya-beli-lesu

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski begitu, Winny membantah deflasi tahunan tersebut terjadi lantaran penurunan daya beli. Menurutnya hal ini disebabkan pengaruh diskon tarif listrik 50% berlaku Januari-Februari 2025.

"Ini bukan karena penurunan daya beli, tetapi karena pengaruh dari diskon tarif listrik. Ini yang memberikan andil deflasi dua bulan berturut-turut karena ini kebijakan pemerintah melalui diskon tarif listrik 50%," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Sementara, berdasarkan data BPS yang didapat CNBC Indonesia Research sejak 1996, IHK secara bulanan untuk periode satu bulan sebelum Ramadan cenderung inflasi. Berbeda dengan Februari 2025 yang justru mengalami deflasi 0,48%. Demikian pula untuk IHK tahunan yang amat jarang terjadi dalam sejarah Indonesia.

Detikers mungkin kerap mendengar mengenai inflasi. Namun, apa sih deflasi itu?

Apa Itu Deflasi?

Dikutip dari Memahami Inti Masalah Ekonomi: Penyebab Masalah yang Terjadi Saat Ini oleh Nabil Perdana Putra, kondisi deflasi jauh lebih kompleks untuk dijelaskan ketimbang menjelaskan inflasi.

Deflasi adalah kondisi kesehatan ekonomi yang menurun secara keseluruhan dikarenakan penurunan permintaan agregat yang luas dan dalam waktu yang lama, sehingga harga barang dan jasa secara umum ikut turun dan berlanjut dalam jangka waktu lebih lama.

Deflasi terjadi saat penurunan harga tidak hanya bersifat umum saja, melainkan juga berkontribusi pada krisis ekonomi yang melemahkan daya beli secara signifikan dan memberi dampak negatif terhadap aktivitas ekonomi.

Sehingga dalam konteks ini deflasi bukan sekadar penurunan permintaan agregat, tetapi juga disertai penurunan harga yang tidak sehat sehingga membuat ekonomi memburuk. Deflasi mencerminkan krisis ekonomi yang mana daya beli uang meningkat, tetapi ekonomi secara keseluruhan melemah. Pada saat deflasi harga barang dan jasa secara umum menurun, sehingga pada pandangan pertama tampak menguntungkan karena segala sesuatu menjadi lebih murah.

Walaupun begitu, deflasi juga bisa menimbulkan masalah serius dalam perekonomian seperti penurunan produksi, peningkatan pengangguran, juga perlambatan ekonomi. Sebab, perusahaan dan konsumen mungkin menunda pembelian dengan harapan harga terus turun, yang akhirnya mengurangi permintaan dan memperlambat pertumbuhan ekonomi.

Penyebab Deflasi

Dalam buku Pengantar Ekonomi Makro oleh Pawer Darasa Panjaitan dkk, dijelaskan deflasi dapat terjadi saat permintaan barang dan jasa menurun, sedangkan penawaran tetap tinggi atau bahkan meningkat. Deflasi bisa diukur dengan indeks harga konsumen yang mencatat perubahan harga sekelompok barang dan jasa yang sering dibeli konsumen rata-rata.

Penyebab utama deflasi bisa bervariasi, termasuk penurunan permintaan konsumen; penurunan biaya produksi; penurunan jumlah uang beredar; atau kebijakan deflasi yang diadopsi bank sentral untuk menstabilkan ekonomi.




(nah/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads