Apakah Puasa Dapat Memperpanjang Umur? Ilmuwan Ungkap Ini

ADVERTISEMENT

#RamadanJadiMudah by BSI

Apakah Puasa Dapat Memperpanjang Umur? Ilmuwan Ungkap Ini

Cicin Yulianti - detikEdu
Senin, 03 Mar 2025 05:00 WIB
Ilustrasi Muslim
Ilustrasi buka puasa. Foto: Getty Images/iStockphoto/rachasuk
Jakarta -

Puasa ternyata tak hanya dilakukan Muslim selama bulan Ramadhan. Orang-orang dari seluruh negara telah melakukan puasa karena punya manfaat yang baik, salah satunya dapat memperpanjang umur.

Pembuktian ini dilakukan oleh seorang ahli bidang biokimia sekaligus Professor and Director di USC Longevity Institute, Italia yakni Valter Longo. Hingga kini ia terus mengkaji rahasia seseorang dapat panjang umur.

Sejak kecil Longo banyak menghabiskan waktu musim panas di Molochio, sebuah wilayah Calabria di Italia selatan. Longo melihat terdapat cukup banyak orang tua yang usianya ratusan tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Awalnya para centenarian tersebut mengaku senang makan kacang-kacangan, buah, minyak zaitun, pasta dan sedikit daging. Namun, ternyata ada fakta lain yang membuat pengamatan Longo tentang rahasia panjang umur ini menarik.

Puasa Memengaruhi Proses Biologis Terkait Panjang Umur

Selain rajin mengkonsumsi makan-makanan di atas, para centenarian bercerita bahwa mereka dahulu sering kekurangan makanan. Dengan kata lain, mereka sering berpuasa makanan.

ADVERTISEMENT

"Saat kami bicara dengan para centenarian, kami sering mendengar, 'Anda tahu, kami pernah melalui masa-masa, saat tidak ada makanan sama sekali,'" kata Longo dikutip dari National Geographic, Minggu (2/3/2025).

Dalam kurun waktu tertentu, Longo melakukan penelitian di sebuah laboratorium. Ia membuat ragi kelaparan untuk mengetahui bagaimana nutrisi memengaruhi ekspresi gen serta proses biologis lain yang terkait umur panjang.

Longo yakin bahwa puasa bisa menunda penuaan hingga menghambat tumbuhnya penyakit. Terutama menjelang usia lanjut.

Puasa dapat mengatur ulang metabolisme tubuh dan membersihkan puing-puing sel. Meski demikian, Longo mengungkap bahwa puasa yang terlalu sering bisa menghilangkan massa otot atau masalah tertentu.

Puasa Dapat Kurangi Risiko Kanker

Untuk menguaknya lebih lanjut, Longo melakukan eksperimen terhadap 1.000 tikus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diet mirip puasa dapat memperpanjang umur bahkan menurunkan risiko kanker.

Beberapa tikus pun terlihat meningkat memori otaknya. Pada tikus tua, penurunan kognitif jadi lebih tertunda.

Kemudian Longo dan tim penelitian mendapati bahwa diet mirip puasa cukup baik dilakukan untuk memperpanjang umur. Longo mengemas paket makanan yang penting disantap selama diet ini yakni buah zaitun, teh herbal, campuran sup, kerupuk kaya nutrisi, dan suplemen.

Setelah paket diet makanan tersebut dicoba terhadap 71 orang dewasa selama lima hari, buktinya memang benar. Mereka mengalami penurunan lemak tubuh, tekanan darah, glukosa, dan berat badan.

Melansir laman USC Leonard Davis School of Gerontology, klaim puasa baik untuk kesehatan dan faktor umur panjang telah dibuktikan juga lewat survei International Food Information Council terhadap 10 persen warga di Amerika. Responden adalah orang-orang yang berpuasa secara berkala.

Sebanyak 2 persen dari mereka menerapkan pola makan vegan, 3 persen adalah vegetarian dan 5 persen menerapkan pola makan Mediterania (banyak konsumsi kacang-kacangan, biji-bijian dan mengurangi daging).

Tren puasa yang dilakukan mereka bervariasi yakni berkisar 12 jam, 16 jam, dua hari sekali bahkan satu hari seminggu. Dengan demikian, praktik puasa menunjukkan manfaat kesehatan yang baik.

Cara Puasa yang Benar untuk Diet

Bagi orang ingin melakukan diet puasa untuk memperpanjang umur, tak bisa dilakukan sembarangan. Menurut ahli diet sekaligus Direktur Program Magister Sains Nutrisi, Kesehatan, dan Umur Panjang di Sekolah USC Leonard Davis, Cary Kreutzer ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan.

Salah satunya pengawasan medis. Jika tertarik melakukan diet puasa, maka perlu berkonsultasi dahulu dengan dokter atau ahli nutrisi.

"Anda harus berkonsultasi dengan dokter Anda sebelum mencoba program puasa jenis apa pun," kata Kreutzer.

Dikatakan oleh Kreutzer, setiap orang mempunyai genom dan kebutuhan yang berbeda. Dengan adanya pengawasan dokter, seseorang dapat menjalani diet puasa dengan aman.

"Beberapa orang mungkin mendapat manfaat lebih banyak [dari program puasa seperti itu] dibandingkan yang lain," kata Kreutzer.

Kreutzer juga menyampaikan bahwa tak semua orang bisa menjalankan diet puasa. Bagi orang-orang yang punya penyakit diabetes atau gangguan autoimun harus berhati-hati dalam melakukannya.

Ia juga menyarankan agar tidak melakukan puasa secara terus-menerus. Risikonya adalah energi tubuh hilang dan menurunkan berat badan.

"Orang-orang perlu memahami dengan jelas alasan mereka melakukan diet ini," kata Kreutzer.




(cyu/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads