Kapan Sidang Isbat Puasa Dilakukan? Begini Metodenya

ADVERTISEMENT

Kapan Sidang Isbat Puasa Dilakukan? Begini Metodenya

Cicin Yulianti - detikEdu
Rabu, 26 Feb 2025 19:30 WIB
Wakil Menteri Agama RI Saiful Rahmat Dasuki mengumumkan  keputusan hasil sidang isbat Idul Adha 1444 H (Tangkapan Layar Youtube)
Foto: Wakil Menteri Agama RI Saiful Rahmat Dasuki mengumumkan keputusan hasil sidang isbat Idul Adha 1444 H (Tangkapan Layar Youtube)
Jakarta -

Masyarakat Indonesia akan segera menyambut bulan suci Ramadan 1446 Hijriah. Penentuan awal Ramadan, biasanya ditentukan oleh pemerintah dengan sidang isbat. Kapan dilakukan dan bagaimana metodenya?

Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) biasanya akan melakukan sidang isbat untuk menentukan tanggal 1 Ramadan. Sidang isbat ini berisikan pemaparan posisi hilal dari berbagai titik pemantauan di Indonesia.

Kapan sidang isbat ini digelar?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sidang Isbat Digelar 28 Februari 2025

Sidang isbat dikabarkan akan digelar pada Jumat, 28 Februari 2025. Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Abu Rokhmad.

"Seperti tahun-tahun sebelumnya, sidang ini akan dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk perwakilan ormas Islam, MUI, BMKG, ahli falak, serta perwakilan dari DPR dan Mahkamah Agung," ujarnya dikutip dari laman Kemenag, Rabu (26/2/2025).

ADVERTISEMENT

Dalam sidang isbat ini ada tiga rangkaian yang dilakukan. Pertama pemaparan data posisi hilal sesuai perhitungan astronomi.

Kedua, verifikasi hasil rukyat hilal di berbagai titik pemantauan di Indonesia. Ketiga, barulah musyawarah dan pengambilan keputusan yang diumumkan kepada masyarakat.

"Kita berharap umat Islam di Indonesia bisa mengawali Ramadan tahun ini secara bersama-sama," jelasnya.

Apa Metode yang Digunakan dalam Tentukan 1 Ramadan?

Mengutip laman resmi Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), Indonesia menerapkan dua metode penentuan 1 Ramadan. Dua metode tersebut yakni rukyatul hilal dan hisab hakiki wujudul hilal.

Dalam Islam, dua metode tersebut telah dijelaskan langsung lewat sabda Rasulullah SAW. Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah bersabda:

"Berpuasalah kalian dengan melihat hilal dan berbukalah (mengakhiri puasa) dengan melihat hilal. Bila ia tidak tampak olehmu, maka sempurnakan hitungan Syaban menjadi 30 hari," (HR Bukhari dan Muslim, hadits no.1776)

1. Metode Rukyatul Hilal

Mengutip laman BRIN, metode rukyatul hilal atau sering disebut rukyat artinya melihat hilal (bulan sabit) dengan mata langsung. Bulan yang dimaksud adalah bulan sabit muda yang tipis.

Bulan ini biasanya muncul di awal bulan baru atau disebut fase awal bulan baru. Metode ini juga berlaku dalam menentukan bulan lain seperti Syawal, Dzulhijjah dan lainnya.

Hilal ini akan diamati pada hari ke-29 atau malam ke-30. Posisi bulan disebut hilal ketika posisinya berada dua derajat di atas matahari.

"Penentuan awal bulan memerlukan kriteria agar bisa disepakati bersama. Rukyat memerlukan verifikasi kriteria untuk menghindari kemungkinan rukyat keliru," kata Thomas Djamaluddin, Peneliti Astronomi dan Astrofisika BRIN.

Hilal ini juga harus sesuai dengan kesempakatan Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS). Dalam aturan MABIMS. bulan bisa dikatakan hilal jika sudah berada di posisi tinggi >3 derajat dan, elongasi >6,4 derajat.

2. Metode Hisab

Metode hisab disebut juga sebagai perhitungan. Metode hisab juga digunakan untuk pembuatan kalender.

"Hisab tidak bisa menentukan masuknya awal bulan tanpa adanya kriteria. Sehingga kriteria menjadi dasar pembuatan kalender berbasis hisab yang dapat digunakan dalam prakiraan rukyat," kata Thomas.

Metode hisab ini termasuk perhitungan astronomis. Lewat metode ini, hilal bisa diyakini sudah muncul meski secara mata telanjang tidak terlihat.

Terdapat tiga syarat kriteria dalam penentuan hilal lewat metode hisab, di antaranya:

1. Telah terjadi ijtimak (konjungsi)
2. Ijtimak (konjungsi) itu terjadi sebelum Matahari terbenam.
3. Pada saat terbenamnya Matahari piringan atas bulan berada di atas ufuk (bulan baru telah wujud).

Itulah metode yang digunakan dalam menentukan 1 Ramadan di Indonesia. Jangan lupa simak kesepakatan hasil sidang isbat ya detikers.




(cyu/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads