Menurut pakar biometeorologi Institut Pertanian Bogor (IPB) Dr Rini Hidayati, ada alasan mengapa masyarakat merasakan hal tersebut. Ia juga melihat di Februari 2025 ini hujan masih berlangsung sepanjang hari, baik di siang maupun malam.
"Di awal musim hujan, hujan lebat sering diawali atau disertai angin kencang. Biasanya, hujan deras terjadi pada sore hari karena sumber uap air berasal dari wilayah sekitar, dan hujan turun setelah udara agak dingin," katanya dilansir dari laman IPB, Kamis (13/2/2025).
Posisi Matahari di Atas 10 Derajat LS
Dosen dari Departemen Geofisika dan Meteorologi (GFM) IPB itu kemudian menjelaskan sebab suhu panas meskipun hujan melanda. Saat ini, posisi Matahari berada di atas 10 derajat lintang selatan (LS).
Posisi matahari tersebut dekat dengan wilayah Indonesia. Terutama wilayah yang berada di bagian selatan terkena energi yang lebih tinggi.
"Jika siang hari awan sedang sedikit, energi Matahari hari-hari ini akan tinggi. Kelembaban udara yang tinggi mengakibatkan udara akan terasa panas. Adanya pemanasan global makin menambah tingginya suhu dan tingkat ketidaknyamanan," ujarnya.
Hujan Lebat Sering Terjadi Malam Hari
Selain itu, Rini juga mengamati bahwa hujan lebat seringkali terjadi pada malam hari. Ia menuturkan hal ini terjadi karena saat puncak musim hujan, uap air dari Samudra Hindia terbawa angin hampir sepanjang hari.
Oleh karena itu, suhu lebih dingin terjadi pada malam hari. Akibatnya, malam hari cenderung lebih sering dilanda hujan lebat.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika sebelumnya telah memprediksi bahwa musim hujan akan berlangsung hingga akhir Maret 2025. Sehingga hujan berpotensi masih mengguyur pada Februari 2025.
Di tengah cuaca masih tak menentu ini, Rini mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan mengurangi aktivitas di luar rumah. Selain itu, ia mengingatkan fenomena La Nina lemah turut membuat curah hujan meningkat.
Dampak dari cuaca yang masih dilanda hujan ini beragam, mulai dari kerusakan sistem drainase, longsor, maupun banjir. Ia juga mengingatkan masyarakat agar waspada terhadap hujan yang disertai angin kencang.
Rini pun mengingatkan agar terus menjaga kebersihan. Pasalnya, cuaca yang buruk dapat memicu penyakit seperti influenza. Jaga juga lingkungan agar tak memicu bencana hidrometeorologi.
"Jaga lingkungan agar sampah tidak menghambat aliran air. Lindungi daerah tangkapan air dengan tidak menggunduli hutan serta tetap menanam pohon. Selain itu, pastikan saluran air tidak tersumbat dan tidak tertutup beton atau semen," pesan Rini.
(cyu/twu)