Menurut Pakar, Ini Sebab Orang Percaya Adanya Hantu

ADVERTISEMENT

Menurut Pakar, Ini Sebab Orang Percaya Adanya Hantu

Novia Aisyah - detikEdu
Minggu, 02 Feb 2025 20:00 WIB
Hibisc Fantasy Puncak, Kabupaten Bogor, menyajikan wahana rumah hantu yang menyeramkan untuk libur Nataru ini. Yuk lihat.
Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Fenomena terkait hantu selalu menarik bagi sebagian orang. Bahkan, masih ada banyak orang yang percaya dengan hantu.

Sebuah jajak pendapat YouGov pada 2019 menemukan 45 persen orang Amerika percaya pada hantu. Sementara pada 2016 jajak pendapat YouGov lainnya menunjukkan bahwa orang Inggris lebih cenderung percaya pada roh-roh seram daripada keberadaan Tuhan.

Lantas, mengapa orang percaya akan adanya hantu?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dua Faktor Orang Percaya Hantu

Menurut Profesor Public Understanding of Psychology di University of Hertfordshire, Richard Wiseman ada dua faktor yang mendasarinya.

"Salah satunya adalah pengalaman pribadi, banyak orang mengaku pernah mengalami pengalaman paranormal setelah kehilangan orang yang dicintai," ujarnya, dikutip dari BBC Science Focus.

ADVERTISEMENT

"(Faktor) yang lainnya adalah media populer. Sebagian besar pengalaman tidak sulit untuk dijelaskan secara rasional. Misalnya pada foto, dulu ada banyak eksposur ganda tetapi sekarang tidak begitu banyak. Hantu-hantu semacam itu telah hilang dengan hadirnya kamera ponsel," imbuhnya.

Menurut Wiseman, kedua faktor ini memanfaatkan berbagai sifat psikologis yang beberapa di antaranya bersifat universal, sementara sifat psikologis lainnya khusus untuk orang-orang tertentu. Ia menyebut manusia memiliki pikiran yang terbuka dan imajinatif.

"Dan kita ingin membayangkan dunia yang tidak memiliki rasa sakit atau penderitaan, di mana orang-orang yang kita cintai masih bersama kita," ujarnya.

"Kita adalah makhluk yang mencari pola. Dan harga yang kita bayar untuk melihat pola yang ada, terkadang menjadi berlebihan dan melihat pola yang tidak ada," lanjutnya.

Kemampuan Identifikasi Pola dan Antropomorfis

Lebih khusus lagi, Wiseman menghubungkan kepercayaan pada hantu dengan kreativitas. Pada 2013, misalnya, sebuah penelitian yang dilakukan di University of British Columbia menyimpulkan bahwa orang-orang dengan kecenderungan lebih tinggi untuk mengaitkan sifat-sifat manusia dengan objek non-manusia (antropomorfis), lebih cenderung percaya pada hantu.

"Orang-orang yang percaya pada banyak hal ini memiliki susunan psikologis yang sama," kata Wiseman.

"Mereka berpikiran terbuka, kreatif, dan memiliki kemampuan yang cukup tinggi untuk menyerap situasi seperti drama atau film, untuk mengidentifikasi pola," jelasnya.

Namun, kreativitas bawaan ini dapat dimanfaatkan. Sebuah penelitian yang dilakukan pada 1990-an oleh psikolog Dr James Houran menemukan orang-orang lebih cenderung percaya pada hal-hal paranormal jika mereka telah 'dipersiapkan'. Hal ini adalah istilah psikologis ketika pengenalan stimulus memengaruhi stimulus berikutnya.

"Ia mengajak dua kelompok orang berkeliling gedung bioskop yang sudah tidak digunakan lagi," terang Wiseman.

"Ia memberi tahu satu kelompok bahwa kegiatan itu adalah tur arsitektur dan mereka tidak mengalami hal yang aneh. Ia memberi tahu kelompok lainnya bahwa gedung itu berhantu dan, lihatlah, beberapa orang dalam kelompok itu mulai mengalami sesuatu," katanya lagi

"Ketika ada ambiguitas, sugesti dapat memberi tahu Anda cara memahami, dan cara mengungkapkan apa yang Anda alami. Pesulap dan paranormal menggunakannya sepanjang waktu," tegasnya.

Kekuatan besar kepercayaan manusia, kemampuannya untuk mewarnai dan membentuk cara dalam mengalami realitas, sering kali dapat membuat kita mempercayai hal-hal seperti hantu dan hal-hal jahat seperti teori konspirasi. Namun, Wiseman memilih untuk mengambil sisi optimis dari pedang bermata dua ini.

"Saya pikir kemampuan untuk percaya pada sesuatu, meskipun buktinya minim, memungkinkan kita melakukan hal-hal yang menakjubkan. Dan sesekali, hantu menuntun kita ke pemahaman yang salah. Namun, Anda tidak dapat memiliki salah satu tanpa yang lain. Itulah harga yang kita bayar untuk melakukan hal-hal yang menakjubkan," ungkapnya.




(nah/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads