Hantu dianggap sebagai roh atau spirit yang berinteraksi dengan dunia tempat manusia dan makhluk hidup lain. Hantu kerap digambarkan tidak terlihat mata, transparan, bisa menembus dinding, dan mampu menggerakkan benda.
Banyak orang yang mengaku pernah melihat dan merasakan adanya hantu. Lantas, apakah hantu ada menurut sains?
Apakah Hantu Ada Menurut Sains?
Ilmu pengetahuan tidak menemukan bukti keberadaan hantu, sesuai hasil riset para peneliti. Mengutip laman Sains News Explorers, hantu dianggap bisa melakukan hal-hal yang menurut sains tidak mungkin misal mampu menembus dinding tanpa terlihat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, para ilmuwan telah menemukan banyak alasan mengapa orang merasa melihat atau merasakan adanya hantu. Data menunjukkan, manusia tidak selalu bisa mempercayai mata, telinga, atau otaknya.
Mengapa Orang Merasa Melihat atau Merasakan Adanya Hantu?
Kamu pernah merasa tidak bisa bergerak, berbicara, atau bernapas dalam-dalam ketika sedang tidur? Dalam sains, kondisi tersebut disebut dengan sleep paralysis atau kelumpuhan tidur.
Kelumpuhan tidur adalah kondisi saat seseorang merasa tidur tapi terasa lumpuh atau membeku di tempat. Orang yang merasakannya juga bisa melihat, mendengar atau merasakan sosok atau makhluk yang sebenarnya tidak ada.
Kelumpuhan tidur terjadi saat otak mengacaukan proses tidur atau bangun. Menurut ahli saraf Baland Jalal, kelumpuhan tidur terjadi seperti mimpi dengan mata terbuka.
Selain merasa tidak bisa bergerak saat tidur, mungkin seseorang pernah sosok bayangan atau mendengar seseorang memanggil namanya tapi tidak ada siapa-siapa.
Menurut seorang psikolog di Universitas Northumbria di Newcastle-upon-Tyne, kesalahpahaman ini termasuk dalam halusinasi. Dia berpendapat bahwa hampir semua orang memiliki pengalaman seperti itu. Sebagian mengabaikannya, namun sebagian orang mempercayai kejadian tersebut karena adanya hantu.
Manusia terbiasa menerima informasi dari inderanya. Sehingga, saat mengalami halusinasi, naluri pertama manusia biasanya adalah mempercayainya.
Otak memiliki pekerjaan yang berat. Mata menyerap warna, telinga menyerap suara, kulit merasakan tekanan. Otak bekerja untuk memahami semuanya. Proses ini disebut dengan bottom up.
Namun dalam proses tersebut seseorang bisa mengalami pareidolia. Menurut Live Science, pareidolia menyebabkan seseorang melihat wajah pada benda mati.
Pemburu hantu juga menggunakan banyak metode untuk mendeteksi kehadiran roh dan sering melibatkan paranormal. Hampir semua pemburu hantu mengaku menggunakan metode ilmiah karena menggunakan peralatan berteknologi tinggi, seperti kamera inframerah, mikrofon sensitif, hingga detektor Medan Elektromagnetik (EMF). Namun, tidak satupun dari peralatan ini yang terbukti benar-benar mendeteksi hantu.
(row/row)