Terungkap! Asal-usul Bangsa Sogdiana, Pedagang Misterius di Jalur Sutra China

ADVERTISEMENT

Terungkap! Asal-usul Bangsa Sogdiana, Pedagang Misterius di Jalur Sutra China

Nograhany Widhi Koesmawardhani - detikEdu
Rabu, 29 Jan 2025 09:00 WIB
Lukisan yang menggambarkan bangsa Sogdiana abad pertengahan.
Lukisan yang menggambarkan bangsa Sogdiana, kisaran Abad Pertengahan. Bangsa Sogdiana, pedagang penting di Jalur Sutra, memiliki asal-usul misterius. Penelitian terbaru mengungkap warisan genetik dan budaya mereka. Foto: Wikimedia Commons
Jakarta -

Pernahkah detikers mendengar mengenai bangsa Sogdiana? Bangsa ini dikenal sebagai pedagang yang pernah berperan penting saat masa keemasan Jalur Sutra China. Asal-usul bangsa Sogdiana masih misterius!

Bangsa Sogdiana adalah orang-orang asal Sogdiana, wilayah yang kini menjadi area Uzbekistan, Kirgiztan, dan Tajikistan.
Mereka berbahasa Iran Timur.

Sebagai pedagang, pengrajin, dan pialang budaya, pengaruh bangsa Sogdiana mencapai puncaknya selama Dinasti Tang, atau kira-kira dari tahun 618 hingga 907 M. Periode ini digambarkan sebagai "Zaman Keemasan" Jalur Sutra.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kehidupan para pedagang kuno tersebut bahkan dinilai sebagai bagian dari hubungan penting Timur-Barat di Jalur Sutra. Namun hingga saat ini, sangat sedikit yang diketahui tentang asal-usul dan interaksi mereka dengan populasi lain.

Baru-baru ini, peneliti menungkap sejumlah komponen kehidupan bangsa Sogdiana, mulai dari warisan sejarah, genetika, dan kontribusi mereka terhadap perdagangan dan pertukaran budaya saat zaman keemasan Jalur Sutra.

ADVERTISEMENT

Menganalisa Gen dari 2 Kerangka

Terobosan dalam memahami orang Sogdiana muncul dari analisis dua kerangka yang digali dari makam Dinasti Tang, M1401, di Guyuan, China barat laut. Makam tersebut digali oleh Institut Peninggalan Budaya dan Arkeologi Ningxia pada 2014 untuk mencegah penjarahan.

Harta karun yang berhasil digali meliputi lukisan dinding, patung, koin, dan manik-manik kaca. Temuan ini menunjukkan bahwa keluarga Sogdiana pernah tinggal di sana.

Pria dan wanita yang dimakamkan di makam tersebut menjalani analisis genetik dan morfologi. Hasilnya mengejutkan.

Kerangka pria, ditandai dengan SUTE1,memiliki keturunan campuran, termasuk komponen lokal dan genetik dari apa yang disebut Kompleks Arkeologi Baktria-Margiana (BMAC). Komponen ini identik dengan Asia Tengah.

Sedangkan kerangka perempuan, ditandai sebagai SUTE2, terbukti jauh lebih dekat dengan penduduk lokal di wilayah Sungai Kuning China. Hasil ini memberikan bukti lain adanya perkawinan campuran dan asimilasi budaya lebih lanjut.

Dualitas genetik yang ditemukan di makam ini mencerminkan sejarah integrasi orang Sogdiana ke dalam masyarakat lokal yang lebih luas. Catatan sejarah China merujuk pada kedatangan keluarga Sogdiana ke China selama dinasti Wei Jin dan Sui Tang.

Orang Sogdiana menikah dengan penduduk lokal dan membangun komunitas yang berkembang di berbagai kota penting, termasuk Chang'an (Xi'an modern). Pernikahan campuran ini merangsang perdagangan dan interaksi budaya.

Letak Sogdiana

Sogdiana adalah peradaban yang berkembang di antara Sungai Amu Darya dan Syr Darya di Asia Tengah. Sogdiana mampu berkembang menjadi daerah yang sangat kaya dan strategis, membantunya bangkit menjadi pusat perdagangan dan budaya.

Selama berabad-abad, Sogdiana ditaklukkan oleh berbagai kekaisaran, termasuk Kekaisaran Akhemeniyah (kini Iran), Alexander Agung (Makedonia), dan Kekaisaran Kushan (kini Pakistan-Afghanistan-India). Dari keadaan ini, para pedagang Sogdiana mengambil keuntungan dan bertindak sebagai perantara dalam pertukaran barang, ide, dan seni antara China, Persia, dan dunia Mediterania.

Studi ini menyoroti pentingnya bangsa Sogdiana pada akhir milenium pertama SM dalam membina hubungan antara dunia Helenistik dan dinasti Qin/Han, menekankan ciri identitas Sogdiana awal yang mendahului keunggulan mereka di kemudian hari sebagai pedagang utama Jalur Sutra.

Studi berjudul "Unraveling the origins of the sogdians: Evidence of genetic admixture between ancient central and East Asians" telah diterbitkan di Journal of Archaeological Science: Reports, Volume 61, Februari 2025.




(nwk/twu)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads